Akhir Dari Sebuah cerita

59 3 0
                                    

Di rumah Kalandra, ia melihat mata anak perempuan nya sembab.

Apa yang akan ia katakan pada gadis itu, bahwa ia mendapatkan kabar beberapa menit yang lalu, bahwa Sekar di nyatakan telah meninggal.

"Papa, ayo buruan katanya kita mau kerumah sakit"

Gadis itu sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian santai. Kala yang masih terdiam ia tidak tahu apa yang harus di katakan pada anaknya.

"Papa, Ayok kenapa malah bengong si"

"Sekar udah gak di rumah sakit, dia udah pulang, kita kerumahnya sekarang ya"

gadis itu terdiam sejenak kemudian berkata, "ayah Sekar gak papa kan"

"kamu harus ikhlas ya, Sekar udah sembuh sekarang"

"yah ini gak mungkin kan, sekar kenapa yah,?"

"mendingan kamu ganti baju, warnanya putih aja ya sayang, katanya dulu Sekar pingin drescode tan sama kamu, pasti Sekar seneng bisa dresscodtan sama kamu"

Gadis itu masih tidak mengerti apa yang di katakan sang ayah, tanpa berpikir panjang ia langsung mengganti bajunya menjadi gamis dan kerudung putih.

Kala yang menyetir motor miliknya menuju rumah Chiko, dan ternyata rumah itu sudah di penuhi banyak warga sekitar, Desi yang mengeryitkan kening, gadis itu kebingungan sebenarnya apa yang terjadi.

"Ayah, kok ada banyak warga, ayah lagi gak bercandakan, Sekar baik baik ajaa kan yah."

"mendingan kita masuk kedalam ya"

Di dalam gadis itu termenung melihat sahabatnya di balut oleh kain kafan berbaring dengan kaku.

"Sekar! lo gak mungkin pergikan, bukan drescode kayak gini yang gue pingin, kar.
Gua mau lo pake kebaya yang udah kita beli bareng beberapa hari lalu"

"lo jahat Kar, lo pergi sendiri, kalo lo pergi nanti gua bakal berbagi sama siapa kar, tante mawar kenapa kenapa harus jemput Lo sekarang si, sekarang lo seneng kan gua pake drescode yang sama kayak lo. Tapi kalo boleh jujur gua belum siap kar kalau harus di tinggal."

"Kar, mana janji lo, lo janjikan bakal sekolah bareng sama gua, tapi kenapa lo malah kayak gini."

Tangisan yang begitu pilu dan menyayat hati siapapun yang mendengarnya termasuk keluarga Sekar. Jenaka, Hendra, Naufal dan juga Dani menangis tanpa suara. Melihat tangisan sahabat si bungsu yang tak kunjung reda.

Kala yang berusaha menenangkan putrinya, tapi gadis itu tambah meraung-raung. "Ayah kenapa Sekar pergi gitu aja, padahal dia janji bakalan daftar SMA bareng yah, di janji bakal ke prom night bareng, tapi kenapa dia malah pergi jauh."

"Abang, kakak, A'a, Mamas boleh di cium adiknya, untuk terakhir kali, tapi di lap dulu ya air matanya"

Si kembar mengecup jidat milik sekar untuk terakhir kali nya, setelah kecupan itu selesai mereka meneteskan air mata yang sudah di tahan sedari tadi. Setelahnya Melati juga mengecup kening milik Sekar.

"Selamat jalan, princess kecilnya Mamas" ucap naufal untuk yang terakhir kalinya

"Sekar anaknya, bunda. Sekarang udah gak sakit lagi kan, nak. Bunda yakin kamu pasti senang bisa ketemu mama, kalo udah ketemu mama bilang ya kalau bunda kangen sama mama kamu, bilang juga makasih udah nitipin kamu ke bunda, bunda janji gak bakalan nangis lagi, bunda ikhlas kamu pergi. Maafin bunda ya kalo bunda kurang dalam mendidik kamu, yang tenang di sana ya sayang"

"Desi mau cium Sekar gak? tapi di lap dulu air matanya."

Setelah gadis itu mencium sahabat nya untuk terkahir kali, air mata yang ia tahan sedari tadi kembali' meluncur.

ANAVA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang