Pergi

26 3 0
                                    

Pergi bukan berarti hilang
terkadang seseorang
memilih pergi hanya
untuk mengobati luka yang terlalu dalam untuk di pulihkan

-Bunda

Perginya Sekar dari rumah yang entah kemana membuat sang ayah sedikit bertanya tanya dimana anak itu berada ia sempat menelepo semua teman Sekar, namun tidak ada jawaban apapun dari mereka.

"Yah gimana adek angkat telfon ayah gak? udah hampir jam 10 malam tapi adek belum pulang yah" ucap Naufal dengan wajah yang begitu panik

"Coba Ndra kamu telfon Desi atau teman Sekar yang biasa main dengan anak itu siapa tau di rumah desi atau siapa gitu?"

"Kenapa ayah gak telfon om Kala aja, dia kan ayahnya Desi, lagian ayah sama om Kalandra dekat juga kan. coba deh di telfon siapa tahu dia sana" balas Hendra yang berada di sofa ruang tengah.

Chiko yang mulai mencari nama teman dekatnya yang bernama Kalandra, tanpa basa basi dirinya langsung menelpon nomor tersebut. suara terdengar dari seberang sana

"Halo kenapa ko, tumben banget lu nelpon malam malam"

"iya sorry kal, anak gua ada di rumah lo nggak ya, soalnya dari siang dia pergi gitu aja. gak pamit mau kemana"

"Oh Sekar dia gak disini, emang lo udah coba hubungin dia?"

"Gua udah coba telfon tapi gak di angkat nomornya juga gak aktif, sorry ya udah ganggu waktu lo malam malam gini"

"Lo ada masalah ya sama Sekar gak biasanya dia kabur dari rumah, lo coba introspeksi diri lo udah apain dia seharian ini, karena gua tau gimana anak lo dia gak bakalan kabur dari rumah kalo gak ada masalah sama sekali, dia juga anak yang gak bisa di nasehatin dengan cara keras, kalo lo mau nasehatin dia pakai nada yang baik baik, jangan sampai sekali kali lo bentak dia, oh ya sorry udah ikut campur urusan keluarga lo"

"Iya gapapa, sorry juga udah telfon lo malam-malam gini, nanti kalo semisal dia ngabarin anak lo, lo bilang ya sama gua. makasih

"Iya sama-sama, ntar gua usahain buat ngabarin lo, kalo semisal Sekar ngechat Desi."

Sambungan telefon tertutup, Chiko yang mulai heran dimana anak itu berada, ia mulai mencari kontak saudara saudara yang berada di dekat sini. siapa tahu dia berada di salah rumah saudara dekat nya.

Laki laki paruh baya itu memikirkan, sedikit perkataan yang diucapkan oleh kalandra. Ia hanya tidak mengerti bagaimana sifat anak bungsunya itu, tapi mengapa temannya lebih memahami gadis itu fi bandingkan ayahnya sendiri.

"Gimana yah, ada gak di rumah om Kalandra" tanya Hendra, pria itu sudah mulai serius dan beridiri dari duduknya.

"Adek kalian gak ada di rumah Om Kalandra, dimana anak itu bikin pusing seluruh rumah ini aja"

Anak itu gak pernah main-main dengan ucapannya sekali dia bilang bisa apa apa sendiri. bahkan ini lebih parah dia pergi entah kemana dan membuat semua orang panik tak terkecuali dengan Jenaka. dirinya merasa sangat bersalah atas perginya si bungsu karena ia selalu diam dan memarahi Sekar tanpa mendengar penjelasannya terlebih dahulu.

"Je, coba deh lo hubungin bang malvin siapa tahu si adek ada di rumah bunda" ucap Dika yang berada tepat di depan samg ayah berdiri.

"Malvin keponakan alm. mama itu kan? berarti dia anaknya Tante Melati yang biasa kalian sebut dengan sebutan bunda juga?" tanya Chiko pada keempat putranya.

"Iya bener yah, bunda Melati sekarang di Indonesia, kalaupun si adek di rumahnya aman kok yah"

"Bener kata Dani, kita gak pernah nepatin apa yang diomongin mama sebelum meninggal. sebelum mama pergi, mama bilang pengen ketemu bunda meme dia mau ngomong sesuatu hal yang penting."

ANAVA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang