Garing

18 3 0
                                    

Setelah mendapatkan sapaan yang hangat ia kembali bersenda gurau dengan kakak kakak nya tanpa ada kecanggungan karena pemecah keheningan ada 2 antara Hendra dan si bungsu, jika keduanya bertengkar yang lain hanya melihat itu sambil tertawa.

Contoh seperti sekarang ini, kerusuhan mulai terjadi, sang ayah pun ikut terlibat diantara mereka semua, pertengkaran antara Sekar dan Hendra pun di mulai siapa yang memulai dengannya maka ia akan di beri pelajaran tanpa ampun.

Perang bantal sofa terjadi diantara keduanya

"IH A'A MA NYEBELIN, AYAH  GAK TAHU DIA TU PUNYA PACAR TAPI GAK PUNYA SOPAN SANTUN, APALAGI SI ABANG LEBIH GAK PUNYA ATTITUDE" teriaknya tidak terima ketika ia di ejek  gak punya pacar alias jomblo.

"ASTAGHFIRULLAH JANGAN FITNAH KAMU DEK, A'A GAK PUNYA PACAR SAMA SEKALI"

Jika Hendra sudah kena rostingan si bungsu maka semua nya akan kena imbas.
Lebih parahnya adalah jenaka.

"ALAH NGELES MULU KERAJAAN LO, SI ABANG JUGA LAIN KALI KALO CARI YANG BENER DIKIT NAPA, ORANG MODEL KAYAK CABE CABEAN DI PACARI" ia kembali melempar batal sofa kearah wajah Hendra hingga lelaki itu terjungkal kebelakang.

Dani yang sudah tidak bisa menahan tawa nya melihat wajah ngenes milik Hendra, selalu Hendra yang kena amukan harimau kecil ini.

Jenaka yang sudah pasrah memasang wajah masam, tidak ada lagi harapan untuk dia melanjutkan hubungan dengan kekasihnya itu, karena ada benernya yang di katakan oleh si bungsu, terkadang adiknya itu selalu menjadi pengingat disaat ia berhubungan denga seorang gadis.

Sang ayah yang melihat kegaduhan yang luar biasa di depannya terbesit perasaan yang sudah lama ia nantikan yaitu kebahagiaan, ternyata benar tanpa ada nya Mawar di sampingnya ia masih bahagia karena kelakuan kelima anaknya.

"Udah udah stop, adek udah ya kasihan tu A'anya tepar tak berdaya di lantai" ucap Chiko sambil menunjuk anak kembarnya yang nomor 3.

"Hahahahaha, A'a mukanya lucu, idih gitu aja lemah"

Kemudian suara gelak tawa di susul oleh kakak kakaknya yang lain. Pertandingan bantal sofa telah usai," Kak, tolong ambilin remot tv, sama minta tolong kipas anginnya, gerah banget ini" ucap nya pada  Dani.

Dani dengan senang hati mengambilkan remot tv beserta menyalakan kipas angin. "Kakak ku semuanya aku punya tebak tebakan nih"

Semuanya menoleh kearah si bungsu sambil mengangkat sebelah alisnya, Sekar yang sudah terkikik dengan pertanyaan yang sudah ia siapkan.

"Makan, makanan apa yang haram?" tanya nya.

"ya pasti babi lah kan kita muslim" jawab Dani

"Salah"

"Daging Anjing" jawab jenaka

"Salah"

Naufal dan Hendra mulai berpikir keras sampai akhirnya keduanya nyelutuk dengan jawaban yang sama "Daging Buaya" ucap keduanya

"salah juga, mau tau jawabannya"

Chiko yang penasaran dengan jawaban sebenarnya, dirinya ikut menganggi dan ingin menjawab pertanyaan dari Putri bungsunya, "ayah tau! jawabannya pasti harimau," ujarnya.

"salah juga jawaban yang benar adalah telur puyuh" jawabnya dengan nada tak berdosa.

"kok bisa?" tanya Dani dengan raut wajah yang kebingungan.

"iya bener telur puyuh, kan ada tatonya"

"Astaghfirullah, Hendra yang sudah mengerti apa yang di katakan si bungsu tertawa terbahak-bahak sampai mengeluarkan air mata.

Chiko juga ikut tertawa, bagaimana bisa si bungsu membuat pertanyaan yang konyol dan juga receh.

Anak anak ayab keluar dulu ya, mau jemput mama kalian, dirumah Nenek. Ketika ayahnya berkata seperti itu ia hanya bisa tersenyum, bakal akan terjadi sesuatu jika orang itu kembali kerumah ini.

"Dek, mau ikut gak?"tanya Dani pada si bungsu

"Mau kemana?"

"Makan siang di luar, pasti kamu kangen kan sama kak k
Geisha dan teman temannya?"  tanya Naufal tanpa basa-basi.

Matahari yang mulai memancarkan sinarnya dengan begitu terik, dan sebagian orang mengeluh jika matahari yang diatas sangatlah panas dan membakar kulit.

Siang pukul 13:00 si kembar dan si bungsu makan si sebuah restoran. s
Sembari menunggu kedatangan remaja perempuan yang pernah di temui di bungsu 3 bulan lalu.

"Sekar" sapa Nia dan yang lain.

"ih kangen banget, udah lama gak ketemu, kamu kemana aja si?" ucap Sania sambil memeluk gadis di hadapannya, lalu di susul oleh teman-temannya yang berada di belakangnya.

Adegan pelukan pelukan itu terjadi hampir 2 menit lebih, "udah yuk makan, kalian mau pesan apa?" Ujar Dani

"Adek udang saos Padang" ucapnya.

Setelah di rasa memesan makanan mereka hanya berbincang sembari menunggu, pesanan yang mereka pesan datang. Pelayan pun datang mengantarkan pesanan mereka.

Setelah makanan itu tandas, Sekar yang berbincang-bincang dengan zafania, Keisha, Sania dan Geisha. Jika para perempuan sudah bertemu maka akan banyak yang akan ia bicarakan, entah itu tentang novel, drama, Boyband Korea, artis Indonesia. pembicaraan yang panjang kali lebar bahkan sampai ke ujung dunia pun tidak akan selesai jika tidak ada yang menegurnya.

Bosan sudah, keempat remaja laki-laki yang duduk di hadapan mereka."Adek udah yuk pulang nanti kalo kesorean malah di marahin ayah."ujar Dani pada sibungsu.

Mau tidak mau anak perempuan itu harus berpamitan pada teman-teman si Kakak bahwa ia akan pulang duluan.

Kemacetan lalu lintas selalu terjadi jika matahari hampir tenggelam, kericuhan di dalam mobil membuat suasana yang hening menjadi berisik. Senda gurau selalu tercipta di dalamnya, Tak terasa perjalanan hampir 15 menit lagi untuk menuju rumah.

"Mas, kamar adek masih utuh kan gak ada yang nempatin?" tanya si bungsu.

Naufal yang terdiam. tidak. ia harus menjawab apa, ia tahu bahwa kamar Sekar sudah tidak seperti dulu lagi, semuanya berubah. Baik itu itu dari wallpaper kamar, meja belajar, bahkan sampai hiasan dinding yang berada di dekat ranjang.

Si bungsu semakin penasaran, ia belum menemukan sebuah jawaban dari Naufal, ia bertanya kembali oada Dani."Kak, kamar ku masih utuh kan? gak ada yang berubah sama sekali."

Dani sama sama terdiam, anak itu semakin curiga akan apa yang terjadi setelah dirinya pergi hampir 3 bulan tidak kembali.

"Apa jangan-jangan udah berubah ya kamarnya, dan sekarang di pakai Calista. Lalu kemana foto yang ada di belakang ranjang yang ada Mamah nya didalam foto itu" tebak nya sambil menerka nerka.

"Apa—"

Belum sempat ia menanyakan satu pertanyaan lagi, dirinya sudah di hentikan oleh suara Jenaka yang mengajaknya untuk segera turun dan memasuki rumah.

"Sekar sini, salim dulu sama mama nak" ucap Chiko sambil mengundang anak bungsunya dengan nada yang lembut.

Sekar yang berusaha menerima, dan tersenyum walaupun rasanya tidak terima, ia berusaha tersenyum saat mencium tangan ibu tirinya.

"Anak ayah nanti malam sampai seterusnya kamu bakalan tidur 1 kamar ya sama Calista, mau kan? ya harus mau dong kalian kan saudara jadi harus rukun, harus saling menyayangi oke"

Ucapan Chiko membuatnya malas untuk tidur, gadis itu hanya diam tidak menjawab ucapan sang ayah, lalu ia berkata,"aku tidur di kamar tamu aja gapapa, daripada tidur sama dia, aku gak mau. Biarin aja sana tempatin kamar aku sepuasnya, pokoknya aku gak mau tidur sama Calista."

Laki-laki berusia paruh baya itu sabar dalam menghadapi kerasnya si bungsu, karena watak itu di turunkan oleh dirinya.

Sekar yang berjalan menuju bawah tangga, tak lama kemudian gadis itu masuk kedalam kamar tersebut. Dengan rasa yang sedikit emosi,kecewa hampir saja dirinya menangis tapi ia tahan.

drt... drt...

Tbc
see you gaes

ANAVA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang