Ulangan MTK

16 3 0
                                    

Hidup itu emang rumit,
layaknya matematika.
Tapi jika di jalani dan kerjakan
Sudah pasti akan menemukan sebuah jawaban

Hangatnya mentari pagi, membangunkan gadis cantik yang berada di dalam gulungan selimut, dengan wajah yang sembab karena ia menangis semalam. Entah apa yang membuat dirinya menangis hingga menyebabkan kedua matanya agak bengkak.

"Kakak!" teriaknya dari arah tangga, namun tak ada satu orangpun yang menyahut sapaannya.

"Tumben banget jam segini udah berangkat biasanya juga nanti, udahlah bodo amat gua udah biasa di rumah sendiri juga tiap siang, saat Abang Abang masih di sekolah." monolog nya

Sekar yang bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri lalu kembali dan membuka tudung saji sudah ada makanan beserta stick not

Adek lauknya udah di meja makan ya, maaf ya abang abang gak kebangunin kamu, karena kita udah gugup, jangan lupa di makan, kalo kamu gak makan kita ngambek.

by: abangnya Sekar yang ganteng-ganteng.

Gadis itu tersenyum lebar membaca stick not yang ada di meja maka, ia sangat bersyukur bisa memiliki abang sebaik dan seperhatian ini.

Pagi ini jangan di tanyakan ia berangkat menggunakan apa, sudah pasti ia akan menggunakan bus ataupun angkutan umum. berhubung hari ini ia hanya makan telur ceplok yang sudah di masakan oleh sang kakak, tapi dia sangat bersyukur sekali.

Sekar tidak tahu kemana ke 4 kakaknya itu pergi.

drt drttt

A'a

dek nanti ayah pulang
nanti A'a jemput

me
iya

Bagi Sekar hal seperti ini sudah menjadi hal yang wajar, tumben sekali ayah nya pulang cepat ia takut ada sesuatu yang ingin ayahnya bicarakan, seperti itulah yang selalu di pikirkan oleh gadis cantik itu. selalu saja berpikir negatif jika ayah nya pulang lebih awal.

"Ah bodo amat" monolognya, sampai sampai ia tak sadar bahwa bus yang di tumpangi nya sudah hampir sampai. "pak pak kiri pak" ucap Sekar pada supir bus.

Ini pak uangnya" gadis itu langsung menuruni bus lalu masuk kedalam sekolah dan langsung menuju kelasnya.

Hari ini adalah petaka bagi Sekar, karena dirinya ada Penilaian Harian paling menyebalkan yaitu Penilaian Harian matematika, pelajaran yang sangat ia benci." anjiir iya, hari ini kan penilaian matematika mana kagak mudeng materi nya, udahlah bodoamat lilahitaala ajalah" ucapnya sambil menaruh tas di bangku miliknya.

Bel pertanda masuk sudah berbunyi siap gak siap Sekar harus mengerjakan ulangan itu. masalah nilai bodo amat yang penting ngerjain itulah prinsip utama seorang Sekar Alia Gantari Valencia.

"Selamat pagi anak anak, minggu kemarin saya sudah bilang bahwa hari ini adalah Penilaian Harian untuk pelajaran matematika."

Soal pun di bagikan oleh bu Laila semua anak yang di kelas hanya bisa mengumpat dan beristighfar di dalam hati.

"Astaghfirullah nih soal buset, rumit kek hidup gua"

"Kar sst...ssst, no 10 apa anjiir yaallah ni soal mempersulit banget dah" ucap prima yang berada teoat di bangku belakangnya.

"Gua belum selesai woi, gua aja baru nyampe nomor 8" bisik Sekar pada teman yang berada di belakang bangkunya.

"Woi hanan ssst...ssst, no 10 apaan njiiir jawabannya" ucap Sekar pada Hanan yang berada tepat di meja barisan sebelah nya.

ANAVA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang