kakak toko buku

12 3 0
                                    

Terkadang manusia itu butuh
yang namanya didikan, karena agar ia tahu mana yang harus di hormati dan mana yang harus di sayangi.

-Sekar.

Sesampainya di rumah, Sekar terkejut. Bagaimana bisa rumah yang biasanya sepi menjadi seperti pengungsian, emang ada apa ya. "Halah bodoamat, nyong kesel" gerutunya.

Sekar langsung membuka pintu utama belum sempat mengucapkan salam, gadis berambut panjang itu sangat amat terkejut ketika melihat rumah nya yang di penuhi banyak manusia bahkan sampai ke ruang tengah.

Ada Hendra yang merangkum berbagai tugas, jarak satu meter di sebelah kiri hendra ada Naufal, di sebelah kanan Hendra dengan jarak kurang lebih 2 meter ada Jenaka sedangkan di pojok tembok ruang tamu ada Dani. jika di tanya apakah mereka sendiri? jawabannya adalah tidak karena disitu ada teman perempuan maupun laki-laki dari Jenaka, Naufal, Hendra, dan Dani.

Dani yang menyadari bahwa sang adik sedang terkejut sambil berdiri di depan pintu.

"Dek, ngapain bengong pulang sekolah tuh salam dulu, yang ini gak salam tapi malah bengong"

Sekar yang terlonjak kaget ketika mendengar suara bariton dari Dani

"Ehehe iya, assalamualaikum" sambil berjalan menyalimi satu persatu orang orang yang sedang berada di rumahnya.

"Baru pulang dek, udah sana makan dulu, makanan nya biasa ya di angetin dulu, kalo gak suka lauknya bilang, biar abang beliin jangan makan mie instan lagi" peringat Jenaka pada si bungsu.

"Iya abang, adek masuk kamar dulu ya mau ganti baju, mari kak permisi,eh bentar kayaknya kok gak asing ya sama kakak itu apa kita pernah ketemu ya"ucapnya sambil menundukkan badannya, namun langkahnya terhenti dan matanya tertuju pada gadis berambut pendek yang duduk di dekat Naufal.

Sedangkan Jenaka, Hendra dan Dani bingung bukannya keatas ia malah menghampiri Naufal.

"Kakak, kakak yang tadi pagi di toko buku itu bukan?" tanya Sekar tanpa berbasa basi pada gadis berambut pendek yang duduk di sebelah kiri Naufal.

Merasa terpanggil, gadis itu pun menoleh, ia begitu terkejut ketika mendapati anak SMP yang bertemu dengannya tadi pagi ternyata adik dari si kembar.

"Oh, kamu yang mau beli buku ini kan?" Tanya anak perempuan itu pada sosok yang lebih muda di hadapannya.

"Iya, kalau semisal aku mau pinjem  bukunya, boleh gak?" Tanya

"Boleh, nih" gadis itu menyerahkan buku yang baru ia beli pada gadis di hadapannya

"Kakak udah selesai belum bacanya?"

"Udah, kalau kamu baca, baca aja gapapa"

Belum sempat ia mengucapkan kalimat nya sudah di tegur oleh Naufal. "Udah sana kamu ganti baju dulu, terus makan siang, kamu juga belum sholat kan?"

"Iya, ini mau keatas, oh iya mas nanti jangan lupa bilangin makasih ke kakak tadi, soalnya belum sempat kenalan. Soalnya udah di marahin sama mamas," ucapnya kemudian langsung menaiki tangga menuju kamarnya.

Sambil melangkah sembari bermonolog dan sedikit mengumpat.

"Kenapa si kembar gak bilang kalau mau ada temen temennya, kan kalo bilang gua bisa ke rumah oma dulu. Tapi gapapa yang yang penting gue bisa baca sejuta umat."

"Yaallah malu banget tadi, apalagi cewek yang di sebelah Abang sinis banget deh sama gua"

"Males banget ya Allah, eh tapi kok penasaran cewek yang duduk di sebelah A' a ya, kira kira siapa ya? cantik banget woi kayak bule"

Saat berada di kamar Sekar langsung merebahkan dirinya di atas kasur kemudian anak itu baru mengganti baju dengan kaos pendek dan celana pendek tiga perempat. Dirasa sudah cukup ia langsung turun menuju dapur untuk makan siang.

Entah siapa yang menghangatkan makanan itu, ia tidak mau berpikir karena cacing di dalam perutnya sudah minta diisi oleh makanan. Selesai makan siang Sekar berjalan kearah  kulkas untuk mengambil camilan yang ia beli beberapa hari lalu.

Sekar mengerucutkan dahinya, pertanyaan-pertanyaan muncul di benaknya, dimana jajan yang ia beli kemarin, kemana es krim rainbow yang ia beli beberapa hari yang lalu, tanpa berpikir panjang gadis itu langsung melangkahkan kaki menuju ruang tengah.

"A'a yang makan camilan sama es krim Sekar yang ada di kulkas ya?" Tuduh nya pada Hendra, remaja laki-laki cukup terkejut

"Sumpah dek, A'A gak ngambil es krim kamu, masak sih gak ada kamu lupa naruh kali, nanti kita beli lagi gak usah ngambek." ucap Hendra

"Kalo mau beli lagi jangan nanti! tapi sekarang mana uangnya!" Serunya sambil menodongkan tangannya.

"iya beli sekarang tapi gak sendirian, bentar A'A minta tolong teman A'a buat nemenin kamu" ucapnya sambil menyerahkan uang 2 lembar 100 ribuan.

Sekar yang di gandeng oleh Hendra menuju ruang tamu, "San, gua minta tolong sama lo, temenin adek gua ke mini market gih, ntar tugas lu gua yang kerjain" ucap Hendra pada gadis berkeperawakan bule.

"oh, yaudah ayo" ucapnya

keduanya berjalan kaki menuju minimarket ujung kompleks, Sania tak pernah lelah mendengarkan celotehan gadis yang bernama Sekar itu.

"A'a itu nyebelin! masak ke mini market deket situ aja harus di temanin, kan aku udah gede, lagian kenapa pake diambil segala lagi eskrim nya. Oh ya kakak pacarnya A'a ya? kok kakak mau sih sama yang modelannya kek A'a. Padahal kakak cantik kayak bule lagi. Eh kalaupun pacarnya A'a juga gapapa."

Sania hanya terkekeh, kemudian gadis itu menjawab " bukan, kakak bukan pacarnya A'a kamu, pacarnyaA'a kamu tuh yang tadi di sebelah kanan."

Tak mendapat balasan dari anak yang berjalan di sampingnya. Sania langsung menoleh, benar saja ternyata anak itu sudah lari menuju mini market yang sudah di depan mata.

Mereka memilih banyak camilan untuk di makan. tidak lupa tujuan awalnya adalah membeli es krim, selesai berbelanja banyak camilan keduanya langsung berjalan untuk pulang ke rumah.

"Kak nitip jajan ya bentar aku mau keatas sebentar"

Kembalinya Sekar dari kamar, ia langsung menanyakan jajan yang ia titipkan pada Sania tadi.

"Kak jajan aku tadi mana? kak Sania kok diem aja sih jajan aku mana, jangan bilang di makan sama si Abang."

Gadis itu langsung menatap tajam kearah, sang kakak

"Abang sama A'a itu kenapa sih! jajan Sekar selalu aja diambil tadi di suruh beli es krim lagi, sekarang camilan nya yang diambil! sebenarnya ikhlas gak sih ngebeliin kalo gak nih uang nya Sekar kembaliin." ucap ketus.

"kak itu jajan nya punyaku bawa sini dong kembaliin" ucapnya pada gadis yang berada di dekat Hendra.

"orang ini punya Sania kok, enak aja kamu, tadi di pegang Sania berarti boleh kan aku makan, lagian kalo kamu mau! beli lagi sana! masih banyak kan di mini market, jadi orang ga tau di untung ya kamu!" ucapnya

"seharusnya aku yang ngomong kayak gitu sama kakak! kakak gak punya sopan santun ya main rebut makanan orang! kalo gak mampu beli bilang!lagian ngapain si A'a mau aja sama cewek modelannya kek ondel-ondel mana gak tau diri lagi!!" sinisnya kemudian ia langsung melangkahkan kaki menuju kamar miliknya.

Setelah di buat kesal oleh kekasih sang kakak, ia hanya menghibur diri dengan membaca novel yang di pinjam dari salah satu teman Naufal, bahkan ia sendiri tidak tahu namanya siapa, dengan posisi tengkurap gadis itu menutup kedua matanya dan terlelap dengan keadaan buku yang masih terbuka.

Sedikit ada perombakan dalam cerita ini, buat yang belum baca part sebelumnya jangan lupa di baca

vote komennya juga

see youuu

TBC

ByeBye

ANAVA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang