Suara khas seorang ibu yang membangunkan anaknya begitu nyaring di dengar oleh siapapun, anak perempuan yang bergulat dengan selimut nya pun tak kunjung bangun.
"Astaghfirullah Sekar kamu mau bangun jam berapa dek, bunda capek teriak teriak dari tadi. lihat itu udah jam berapa" ucap melati sambil menunjuk jam dinding yang berada di dekat nya
Dengan nyawa setengah sadar, Sekar berusaha bangun dan mengucek kedua matanya. melirik sekilas jam dinding yang berada di seberangnya. anak itu langsung berlarian menuju kamar mandi tanpa menghiraukan bundanya yang berada di pinggir kasur.
Melati yang melihat tingkah Putri kecilnya itu hanya tersenyum "lihat Mawar bahkan dia sama seperti mu saat masih SMP"
Melati bergegas menuruni anak tangga untuk menyiapkan sarapan untuk kedua anaknya, Malvin yang sudah bangun dari tadi ia hanya menggunakan celana panjang dan kaos pendek. sedangkan Sekar yang baru saja menuruni anak tangga dengan seragam biru putih miliknya.
Selesai Sarapan ia bergegas menggunakan sepatu milik Malvin yang pernah di pakai saat sma, di karenakan gadis itu tidak membawa sepatu pakaian saja ia memakai pakaian bundanya dulu yang masih SMP.
"Sekar astaghfirullahaladzim dari tadi belum berangkat, baru pakai sepatu liat itu jam berapa sayang?" ucap wanita yang berdiri di belakangnya dengan geram.
Gadis itu hanya menyengir tanpa dosa"iya bunda iya ini mau berangkat nunggu bang Malvin manasin motor, assalamualaikum" Ucapnya sambil menyalami tangan Melati. ia bergegas keluar rumah dari pada kena semprot lagi.
"Udah dek buruan naik ini udah hampir jam 7 lho, buruan nanti kamu telat Abang yang kena semprot bunda"
Perjalanan yang memakan waktu kurang dari 10 menit di karenakan Malvin membawa motornya dengan sangat kencang melewati jalanan, membuat orang yang di berada di jok belakang mendengus kesal.
Sesampainya di depan gerbang sekolahnya, Sekar turun dari motor malvin dengan rambut yang berantakan karena di terpa angin, gadis kembali membenarkan rambutnya agar tidak terlihat kusut.
"Abang tuh nyebelin banget sih, nih rambutnya jadi berantakan, mana naik motor gak kira - kira, Abang mau MATI MUDA HAH!" Sindir Sekar pada Malvin dengan tangan yang membenarkan sisa anak rambut yang berantakan
Malvin mendengar penuturan sang adik hanya tertawa sambil mengusap rambut nya dengan pelan "udah sana masuk, gak usah cemberut nanti pulangnya abang jemput, tapi kamu harus pulang dulu kerumah pamit sama ayah, jangan main pergi aja kayak kemarin, sekalian ambil baju seragam sama buku buku kamu, ok"
Sekar hanya mengangguk paham gadis itu melangkahkan kakinya masuk kedalam sekolah, Malvin yang mengamati dari kejauhan untuk memastikan adiknya benar benar masuk. lelaki itu langsung meninggalkan sekolah tersebut dan kembali ke rumah.
Gadis itu berjalan memasuki kelasnya yang sudah ramai, "tumben kar lo berangkat siang biasanya berangkat paling pagi" celetuk salah satu temannya.
"Biasalah gua habis kena omel nyokap gua" ucapnya dengan nada tak bersemangat.
"Ahahaah ngakak gua sama lu kalo ketemu Tante Melati pasti kena omel, jangan jangan lo kabur ya dari rumah, soalnya Semalam bokap lo telfon bokap gue " timpal Desi yang sudah duduk di sebelahnya dengan nada pelan.
Bel masuk berbunyi begitu nyaring membubarkan kerumunan anak anak yang berada di depan kelas. Sekar Desi, Prima dan temannya yang lain sudah berada di dalam kelas.
Hampir 3 jam mereka semua duduk didalam kelas sambil mendengarkan guru yang sedang berbicara. itu sangat membosankan bagi seluruh siswa, tanpa di ketahui bel istirahat berbunyi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAVA (Revisi)
Teen FictionJangan lupa follow sebelum membaca⚠️⚠️ Sekar, gadis dengan otak pas-pasan yang selalu di tuntut menjadi sempurna semenjak adanya seorang Calista. Seorang saudara tiri yang selalu di bangga banggakan oleh sang ayah atas prestasi yang di raihnya. Kasi...