Ulangan susulan

22 4 0
                                    

Pagi ini adalah pagi yang begitu cerah, seperti biasa rutinitas keluarga Valencia adalah sarapan bersama dan kegiatan lainnya yaitu mengantar si bungsu pergi ke sekolah.

Sekar yang sudah bangun sebelum sang kakak membangunkan dirinya. gadis cantik itu bergegas menuju kamar mandi, kemudian turun ke bawah.

"Tumben dek kamu udah bangun, baru aja A'a mau ke atas" ucapan Naufal dari bawah membuat Sekar langsung mengalihkan pandangannya pada laki-laki yang sedang memasak di dapur.

"Udah, Mamas hari ini masak apa mas? kayaknya enak banget" tanya Sekar penasaran karena dirinya mencium bau masakan milik Naufal.

"Sup kesukaan kamu, nih di cicipin udah asin belum, kalo menurut mamas si udah pas ya asinnya"

Sekar yang semula hanya duduk di meja makan, sekarang ia berdiri di samping Naufal untuk mencicipi masakan yang di masak.

nyam..nyam...nyam

"hm"

"hm, apa dek kok  gak ada reaksi nya sama sekali udah asin belum? apa keasinan?" Tanya Naufal dengan raut yang sedikit panik

"Masakan Mamas paling the best deh, ini enak banget, gak keasinan juga." sambil memberi dua jempol untuk si juru masak di rumah.

"Alhamdulillah klo gak keasinan, Mamas masak lumayan banyak biar bisa buat makan siang kamu nanti"

"makasih Mamas, sayang Mamas."

cup

Setelah mengecup pipi milik Naufal Sekar langsung kembali ketempat yang ia duduki tadi.

"Masak yang di cium cuma Mamas aja. Kita gak nih, yaudah kita ngambek" ucap Hendra.

cup

cup

cup

Setelah mengecup pipi keempat Kakak nya Sekar duduk di sebelah Hendra.

"Adek mau lanjut sekolah dimana? kalo gak kamu sekolah sama Abang aja, gimana mau gak?"

"Adek gak tau bang bingung, mau sekolah di mana"

"Yaudah berarti fix kamu sekolah sama Kakak dan yang lain, nanti surat surat biar bang Jenaka yang urus, diakan ketos."

Setelah mereka semua selesai sarapan pagi, barulah Jenaka mencuci Piring kotor dan peralatan dapur yang di gunakan, karena hari ini adalah tugas dirinya untuk mencuci piring.

Gadis bungsu Valencia hari ini tidak lagi berangkat dengan Hendra melainkan dengan Naufal, karena Hendra harus berangkat lebih awal, maka anak itu di titipkan pada Naufal.

Di perjalanan sebelum ke sekolah "Mamas! kita mampir ke toko buku dulu ya, adek mau beli pulpen dan teman temannya"

Mendengar perkataan sang adik, Naufal langsung memberhentikan motor nya di depan toko buku, Naufal hanya menunggu di motor.

Di tengah-tengah lorong toko buku ia melihat salah satu buku yang sudah ia incar sejak lama namun ketika dirinya mau mengambil buku tersebut. ada tangan seorang anak SMA yang sedang memegang buku tersebut.

"Huh, gapapa kar belum rejeki aja" ucap Sekar sambil menghela nafasnya, namun helaan tersebut di dengar oleh remaja SMA yang ada di sebelah nya.

Gadis itu berjalan menuju kasir untuk menghitung berapa banyak yang harus ia bayar. ketika Sekar ingin keluar dari toko buku, namun dirinya urungkan karena ia merasa ada seseorang yang tengah memanggilnya.

Naufal melihat adik bungsunya keluar dengan muka sedikit kusut,  "kenapa lagi tuha anak keluar dari toko buku mukanya langsung kusut kayak pakaian belum di setrika" gumam Naufal.

ANAVA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang