tak terduga

13 2 0
                                    

Suara hantaman itu menarik perhatian banyak warga, Dua gadis itu terjatuh. Sekar yang berada tak jauh di sebelah Desi tanpa pertolongan dari siapapun mereka berdua langsung berdiri.

"Dek kita kerumah sakit aja ya, biar lukanya bisa di obatin" ucap salah satu warga yang ada di situ.

"Gak usah bu, kita langsung berangkat ke sekolah aja, soalnya mau ada ujian.Kita titip motor aja tolong di bawa kebengkel sebelah biar bisa di perbaiki"

Mereka berdua langsung menaiki angkutan umum, dengan luka yang tidak begitu parah keduanya berusaha untuk menampilkan wajah biasa saja. Seakan akan tidak ada yang terjadi sama sekali.

Sesampainya didepan gerbang sekolah mereka langsung menuju pos satpam untuk meminta p3k, dan mengobati sedikit lukanya.

"Assalamualaikum pak satpam" ucap Sekar sembari melihat kearah pos satpam.

"loh, kalian kenapa to, bisa kotor gitu bajunya. itu kenapa lho ndok ada luka di tangan. Ini juga yang satu roknya sobek, sebenarnya kalian habis ngapain?" tanya nya sambil memberikan kotak p3k kearah keduanya.

"biasalah pak, anak muda"

"yasudah habis lukanya di obatin langsung masuk aja, bentar lagi bel masuk bunyi, kalian mau ujian kan?"

Setelah mengobati luka, keduanya langsung berjalan menuju ruang ujian, sekar yang berada di ruang 2 sedangkan Desi menempati ruangan 1.

Bel berbunyi dengan nyaring, ujian pun akan di laksanakan dengan tenang dan khidmat. bagi kelas 9 ini adalah suatu hal yang membuatnya pusing. Hari ini merupakan mapel bahasa Indonesia dan juga pendidikan agama Islam.

1 jam berlalu, Sekar yang mengerjakan dengan penuh ketekunan dan ketelitian, semoga saja mendapatkan nilai yang bagus.

Keenam gadis yang sudah berjanji untuk bertemu di kantin, kedua gadis itu mulai berjalan beriringan menuju kantin sekolah.

Sesampainya di kantin, mereka langsung memesan makanan yang akan menjadi santapan, setelah berpikir lama.

15 menit berlalu makanan yang mereka pesan sudah masuk kedalam perut masing-masing, saatnya melanjutkan ujian berikut nya.

Pukul 11 siang kedua gadis itu sudah keluar dari gerbang sekolahnya, keduanya menunggu angkutan untuk menuju bengkel tempat motor milik desi di perbaiki.

Angkotan yang mereka tunggu akhirnya datang, selama perjalanan didalam angkot mereka bercanda ria, sembari di ajak ngobrol oleh ibu ibu yang berada di sebelahnya.

Sesampainya di bengkel motor dekat Pantura ia dan Desi langsung membayar berapa rupiah yang harus di keluarkan.

"ini motornya udah jadi, rusak nya gak terlalu parah cuman ganti slebor motor aja"

"
Setelah di bayar mereka berdua langsung menuju rumahnya pohon. Di mana tempat keduanya berbagi suka duka.

"Des, nanti kalo semisal gue pergi dulu, Lo janji ya bakal selalu rawat rumah pohon ini, Lo juga harus ajak temen Lo yang lain buat  kesini." Ucap Sekar dengan pandangan yang lurus ke depan.

"Apasi kar, ngaco banget Lo kalo ngomong, gak ada yang boleh pergi" seru Desi yang sudah memasang wajah serius.

Desi langsung memeluk sahabatnya dengan erat,"Kar Lo kenapa si ngomong gitu, Lo tau gak ucapan Lo itu seakan-akan kita ga akan pernah ketemu lagi, gue gak suka ya Lo ngomong gitu"

"Des dengerin gue hidup dan mati itu udah di tentuin sama yang kuasa, jadi nanti ada tidaknya gue di samping Lo, Lo harus tetep jalanin hidup Lo, raih cita-cita lo, raih mimpi Lo  yang setinggi langit dan bintang oke, gue selalu jadi support system' Lo " balas Sekar yang kembali memeluk Desi dengan erat, air mata keduanya sama-sama mengalir deras.

ANAVA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang