Kebahagiaan yang di tunggu

29 2 0
                                    

Si kembar yang sudah mengganti pakaiannya, mereka hanya mengenakan kaos polos dan celana kolor.

Keempat remaja itu mendengar adiknya bercerita tentang banyak hal kepada sang ayah, lengkungan di bibir mereka terbit begitu saja, rasa bahagia merasuki kedalam hati dan pikiran nya.

Layaknya keluarga yang utuh, canda tawa itu memenuhi ruangan, tidak hanya Sekar dan si kembar yang tertawa namun sang ayah juga. Moment ini adalah suatu moment yang selalu di nantikan gadis itu.

"Abang beneran besok harus datang ke graduation Sekar titik."

Dari siang hingga sore mereka selalu di temani oleh sang ayah saat bermain, layaknya anak kecil yang baru berusia 4 tahun 5 tahun yang harus bermain dengan adiknya yang baru menginjak usia 1atau 2 tahun.

Agenda malam ini adalah makan malam bersama dan di penuhi tingkah absurd Sekar ataupun Hendra, bisa bisanya ia terpeleset dari kamar mandi saat hendak menuju ruang makan.

Bukannya menolong malah ia di tertawakan oleh kakak kakaknya yang ada di meja makan, " ih abang,kakak, a'a, mamas,ayah. Ada orang jatuh bukannya di bantuin, malah di ketawain, ih sebel"

Suara tawa riang gembira kembali memenuhi meja makan, melihat wajah Sekar yang nelangsa membuat tawa mereka tidak berhenti.

Gadis itu kembali berdiri dan langsung berjalan meja makan. Makan malam kali ini yang masak adalah ayah nya sendiri, masakan yang selalu di nantikan oleh si kembar dan si bungsu sejak kejadian beberapa tahun yang lalu.

Tanpa suara mereka memakan lauk kesukaan mereka masing-masing yang sudah di sediakan oleh Chiko, sekali kali Chiko bertanya pada anak gadis nya, bagaimana kalo ia bersekolah di tempat kakaknya saat ini saja. Tapi gadis itu hanya terdiam tanpa suara, ia hanya membalas nya dengan senyum.

Setelah makan mereka kembali ke ruang tengah, layak nya quality time keluarga. Chiko yang mulai bercerita tentang bagaimana anak gadisnya itu tumbuh tanpa seorang ibu.

"Sekar ayah minta maaf ya sebelumnya,  ayah jadi ingat dulu waktu kamu masih umur dua tahun, kalo setiap ayah pulang dari kantor kamu gak pernah mau meluk ayah. Semenjak mamah mu pergi ayah gak tau gimana menjaga anak sekecil kamu, sampai akhirnya bunda datang, dan mau merawat mu, Setelah usiamu beranjak anak anak bundamu harus pergi ke luar negeri demi anak dan suaminya yang ada disana. Semenjak itu ayah gak pernah meluk kamu, bahkan dekat aja gak, kamu selalu riang bermain kesana kemari sama kakak mu, ayah gak tahu harus ngomong apalagi di sisni, jangan pergi ya princess nya,ayah. Ayah janji bakalan berubah, ayah janji bakal nerima kamu apa adanya."

"Ih , ayah kok jadi melow si, Sekar gak bakalan pergi, lagian kalaupun pergi pasti kerumah bunda, ayah gak usah khawatir."

"Cie yang mau graduation, btw nih kita kasih hadiah nya sekarang aja, kalau nanti kelamaan, malah bikin kamu kepo"

Binar itu kembali tersorot namun hanya sekedar. Binar itu kini menjadi setetes butiran kristal yang membasahi pipinya.

"ih abang, kakak, mamas, A'a makasih, baik banget si, sayang kalian banyak banyak pokoknya."

Kelima anak itu berpelukan sibungsu yang berada ditengah-tengah kini menangis, ia tak kuasa menahan air matanya, sambil merapalkan banyak rasa terima kasih pada tuhan nya, doa yang selalu ia panjatkan di setiap habis menenuaikan ibadah kini terkabul.

Kini malam berjalan dengan cepat bulan yang menyaksikan kebahagiaan mereka, langit yang tersenyum cerah mengabadikan setiap moment yang mereka jalani. Apakah akan ada hari esok yang lebih bahagia dari ini, entahlah langit saja tidak tahu, biarkan itu menjadi urusan yang kuasa.

" Udah, pada tidur gih, besok jangan lupa kita berangkat pagi."

"siap pak bos, oh iya nanti sebelum berangkat mampir dulu kerumah bunda ta, sekalian jemput bunda."

Senyuman tulus itu menghangatkan siapapun yang menatapnya, selain senyuman chiko senyuman si kembar juga begitu hangat ketika di lihat oleh gadis bungsu Valencia.

"Abang, A'a, Mamas, Kakak, dengan siapapun kalian nanti, aku bakalan tetep bahagia, asalkan dia juga bisa bahagiain kalian, makasih ya udah mau jagain aku sampai segede ini. Aku percaya orang itu pasti beruntung ngedapatin kalian," Ucapnya

Kemudian gadis itu berlari memeluk kembali kakak kembarnya, sambil membisikkan" i love you all"

Ruangan yang semula ceria kini di penuhi air mata, Hendra, Jenaka, Naufal, dan juga Dani tidak bisa membendung air mata yang sudah berada di pelupuk matanya,  keempat anak kembar membalas pelukan si bungsu dengan begitu erat.

"Kan nanti kalau abang, A'a, kakak, ataupun mamas mau nikah harus izin sama kamu dulu, kamu suka gak sama orang itu." Ucap Jenaka yang berusaha tersenyum meskipun ada sesuatu yang mengganjal.

"Ih kok izin dulu, kalau semisalkan aku pergi jauh dan belum pulang gimana, kalian mau tetep nungguin restu aku, mendingan gak usah ya, selagi wanita itu baik, sayang sama kalian maka aku bakal restuin oke"

"yaudah kalau emang itu mau kamu, tapi kamu gak boleh pergi" ucap Hendra yang  sudah menangis.

" enggak lah, emang nya aku mau pergi ke mana si, aku tetap disini kok."

Pelukan itu kini terlepas ia kembali mendekati sang ayah sembari berkata, " Ayah kalau memang ayah bahagia sama Tante Rania Sekar gapapa, Kalau emang itu keputusan ayah buat move on dari mama, ayah juga berhak bahagia, ayah tau gak?
Sekar tu sayang banget sama ayah, makasih ya udah berusaha jadi ayah terhebat buat aku, makasih juga untuk hari ini, makasih juga udah mau jadi imam sholat buat kita semua, love you ayah"

Chiko yang langsung memeluk gadis itu dengan erat, air matanya kini sudah membasahi kedua pipinya entah apa yang akan terjadi.

beberapa jam berlalu, Sekar yang sudah memasuki kamar dan membersihkan dirinya, gadis itu sekarang berada di meja belajar dan menuliskan kisah yang di jalani hari ini, ia berdoa semoga hari esok menjadi graduation yang terindah.

bener adanya suatu saat momen yang ia tunggu datang dengan sendirinya tanpa adanya harapan ataupun paksaan dari siapapun yang menikmati setiap moment tersenyum.

Malam yang menjadi saksi bisu, bahwa ia bahagia sekarang, gadis itu sangatlah bahagia ia tidak akan berpikir suatu hal yang akan terjadi hari esok.

Malam semakin larut menyisakan kesunyian dan kegelapan yang begitu bermakna bagi siapapun yang menyukainya.

***

"Besok adalah hari dimana gadis itu melaksanakan wisuda" ucapnya

"bagaimana jika kau, membunuhnya saja, akan ku bayar berapa uang yang kamu inginkan"

lelaki itu dengan senang, melaksanakan perintah majikannya.

gadis benalu, hanya menganggu kebahagiaan ku saja, akan hanya ingin dia pergi selamanya lamanya.

Sejahat itu rencana yang dibuat olehnya padahal anak itu tidak memiliki dosa apapun tentang masa lalunya, wanita itu beranggapan bahwa masa lalunya akan terbongkar karena gadis yang ia anggap benalu.

see you

Satu kata untuk keluarga Valencia

Kira kira apa nih yang ingi  di sampaikan, tentang Valencia siblings

Bisa langsung komen aja

Jangan kritik dan saran

Jangan lupa vote dan komennya

See you

TBC.j

ANAVA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang