Lil duck🐣 [meenping] [ailhong Nhai]

sippakorn fam

Ai sibuk memandikan putranya, tapi yang Nhai lihat tidak seperti itu. Nyatanya pria besar itu juga ikut masuk kedalam kolam karet milik aron yang cukup besar berendam disana dengan bebek bebek kecil.

Kepala Aron penuh dengan busa shampo, Ai malah mendandaninya seperti bocah metal.

"Wii kerennn, " putranya hanya tertawa dengan tingkah ayahnya, ia menyentuh busa di kepalanya sendiri kemudian menempelkanya di dagu Ai.

"Wahhh, hoho wahhh!"

Ai tertawa ia mengerti maksud putranya itu, "iya ho ho ho, Aron sippakorn anak baik atau anak nakal?"

Dengan jahil Ai mencolek perut gembulnya. Gemas sekali saat suara renyahnya terdengar di telinga.

"Hoho, ahahaha,"

"Astaga! " Nhai menggelengkan kepalanya melihat kelakuanku dua malaikatnya ini, luar biasa jika terus begini bisa jadi malaikat maut. Nhai sakit kepala karena air dari kolam karet membasahi lantai sampai keluar, tentu saja! Mahluk besar itu juga menceburkan dirinya kesana sudah pasti sebagian airnya keluar.

"Airnya mendingin, putramu bisa kedinginan Aiyaret! Cepat bilas tubuh kalian. aku bisa gila astaga,"

Ai beranjak bangun bersama dengan putranya dalam pelukan, berdiri di bawah shower hangat membilas tubuh mereka.

Tidak ada drama menangis setelah mandi, Nhai jadi bingung kenapa anaknya ini jadi lebih tenang dan tidak banyak drama saat bersama ayahnya. Saat sarapan pun Aron terlihat lahap di pangkuan Ai.

"Nhai aku mau sosisnya," anaknya memang tidak banyak drama kali ini, tapi ayahnya yang begitu. Nhai menyuapi Ai sementara suaminya menyuapi putranya.

Nhai menyendokan daging, sementara Ai tersenyum senang. "Ayo cepat, kita akan pergi ke taman safari kan?"

"Satu suap lagi," Ai berhasil memberikan satu sendok terakhir. Ia mengelap mulut Aron yang belepotan sarapannya. "Pintar sekali, "

"Harusnya kamu menyuapinya setiap hari," Nhai terdengar sebal, putranya ini terlihat sekali lebih suka dekat dengan ayahnya. Nhai merasa kalah segalanya. Wajahnya mirip Ai, juga lebih suka dekat dengan Ai, Nhai jadi merasa sedih.

Ai meletakkan putranya di baby chair, ia mengambil piring kosong yang di pegang Nhai, " aku yang mencuci," sementara Nhai mengambilkan empeng berisi buah jeruk, sebelum ikut ke dapur untuk melihat Ai.