cross the Line

1.5K 121 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aron meneguk segelas bir nya dengan cepat, tenggorokannya panas tapi ia menyukai sensasi menyakitkan itu.

Ia menghembuskan nafasnya dari mulut untuk mengurangi rasa perih di panas membakar di tenggorokannya.

Sementara teman temannya yang juga duduk melingkar di sofa hanya terkekeh melihat member baru mereka yang terlihat menikmati bir untuk pertama kalinya.

"Gimana, enak kan?" Lelaki blonde seusianya bertanya dengan ekspresi bangga. Aron tidak menjawab ia hanya mengangguk seolah tidak terlalu perduli.

Kepalanya mulai pusing berputar putar efek dari alkoholnya mungkin, tapi ia masih berusaha untuk terlihat baik baik saja.

"Rick, pinjem korek." Lelaki blonde itu melemparkan korek gas yang di custom dengan desain naga, entah apa maksudnya Aron tidak peduli. Ia menjepit rokok di mulutnya sebelum kemudian mematik korek untuk menyalakannya.

Satu hisapan panjang, Aron menghembuskan asap rokoknya memenuhi ruangan remang itu.

"Untungnya bukan ganja, bisa teler kita semua," sahut Sammy salah satu temanya sambil tertawa geli. Ayahnya bandar narkoba hal hal seperti itu bukan hal yang sulit di dapat sebenarnya.

"Ga dulu deh, gue masih mau idup," Jake adalah yang termuda, tapi lihat saja berapa gelas yang mampu ia habiskan,  wajahnya merah padam dengan kepala yang tak sanggup lagi di angkat dari atas meja, lihat saja caranya berbicara dengan setengah terpejam.

Aron tidak berniat nimbrung dalam obrolan kacau khas orang orang mabuk, ia hanya diam sambil memperlihatkan teman teman barunya ini yang sedikit demi sedikit kehilangan kesadaran. 

Satu jam, dua jam, Aron sudah menghabiskan hampir setengah bungkus rokoknya di tengah batas kesadarannya yang semakin menipis. Di selingi bir ia berusaha untuk melepaskan segala penat di kepalanya.

Kanada adalah yang paling dingin di seluruh penjuru Amerika ketika bulan Desember. Aron berakhir duduk di depan jendela menatap putih di luar sana.

Benar, dirinya kabur dari rumah bersama teman temannya ke Canada, hanya tidak ada maksud tujuan lain selain membebaskan diri dari tuntutan keluarga dan melepaskan stress sejenak.

Kepalanya pusing, matanya juga berat ia merasa mengantuk efek alkohol, tapi ia masih belum ingin tidur, ia ingin terus terjaga memaksakan dirinya entah untuk apa, yang pasti hatinya tidak tenang.

Isi kepalanya penuh, bayangan ibunya yang mungkin khawatir mencarinya, ayahnya yang mungkin akan marah, atau tatapan lucu adiknya yang akan memeluknya sambil cemberut kesal. Aron rindu rumahnya, meskipun rasanya tidak lagi sehangat dulu.

Entah apa yang berubah ia juga tidak mengerti, Aron hanya merasa semakin dewasa rumah adalah kandang dimana ia merasa terkurung.  Segala macam yang harus ia lakukan, ekspetasi keluarga besarnya yang menginginkan anak yang sempurna untuk melanjutkan segala yang telah mereka bangun. Aron sama sekali tidak tertarik.

Lil duck🐣 [meenping] [ailhong Nhai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang