Pagi ini Nhai sedikit terkejut dengan melihat pemandangan di kamar putranya, seingatnya semalam Aron menangis belum ada suaminya disana, tapi pagi ini suaminya sudah terlelap disana tanpa baju atasan.
Agak takut juga sebenarnya, Nhai yakin suaminya masih kesal, itu sebabnya ia tidak kembali ke kamar mereka. Tapi Nhai juga kesal karena persoalan kemarin bodyguardnya tiba tiba datang dan menunggu Nhai sampai akhirnya Nhai mengalah dan memilih untuk pulang.
Nhai membuka tirai jendela besar itu, dengan cepat cahaya menyinari ruangan. Nhai membiarkan wajah putranya terpapar langsung sinar hangat matahari pagi. Ia hanya tersenyum kecil saat ekspresi wajah itu berubah mengerut, bibirnya manyun dengan alis bertaut, jemari mungilnya menggosok matanya sendiri.
"Good morning baby," Nhai membisikan kalimat itu dengan senyum paling manis, saat putranya membuka mata ia tersenyum dengan gigi ompongnya. Lucu sekali. Nhai segera menyerbu pipinya dengan ciuman bertubi sampai bayi kecil itu tertawa keras.
Nhai juga tidak tahu bagaimana itu bisa membangunkan Aiyaret, suami besarnya membuka mata menatap mereka dengan wajah kuyu, rambutnya juga berantakan, duduk kemudian membuka tangannya lebar lebar seolah meminta pelukan.
Aiyaret menunggu tapi tidak ada yang mendekat, Nhai dan bayi mungilnya hanya saling menatap, "tidak rindu ayah, huh?" Katanya pada akhirnya, suaranya serak jelas baru bangun tidur.
Nhai menggeser pantatnya untuk mendekat dengan ragu, kemudian tenggelam dalam pelukan Ai yang tak sabaran. Putranya juga masuk dalam pelukan hangat pagi itu.
Aiyaret mencium Nhai di lehernya hanya kecupan kecupan kecil, pelukannya kian erat, suara lembutnya terdengar di telinga kanan Nhai, " maaf aku terlalu keras padamu,"
Nhai mendengus tapi ia tidak melepaskan pelukannya, ia tahu Aiyaret adalah manusia paling posesif di muka bumi. "kamu selalu begitu."
Aiyaret seperti kepanasan mendengar kalimat itu, " kamu tau aku hanya ingin kamu aman?" Matanya menatap wajah Nhai khawatir, mau tidak mau Nhai mengerti ketakutan suaminya itu.
Aiyaret trauma melihat Nhai di rumah sakit mungkin, semuanya begitu menakutkan. Terkadang Aiyaret berpikir untuk menyimpan Nhai untuk dirinya sendiri saja.
"Ibuku mungkin akan mencari mu, dia bisa mencelakai mu dengan jalan yang tak terduga, aku benar benar takut itu terjadi lagi. Semua yang telah terjadi, ibuku sendiri dalangnya, " Aiyaret menghela nafas, matanya berkaca-kaca ia merasa sangat menyesal telah memiliki ibu yang terus mengganggu hidupnya.
Nhai menatapnya dengan tatapan seribu persen percaya, senyumnya terulas, jemari putihnya mengusap pipi suaminya sayang. "Kamu menyebalkan, tapi aku juga sangat menyayangi mu, kamu tau itu kan?"
Lagi, kesal apapun Nhai, Ai selalu bisa membujuknya, dan Nhai akan selalu luluh pada bujuk rayunya itu. Terlebih saat mereka saling melihat mata satu sama lain. Degupan di dadanya masih terasa sama. Jatuh cinta setiap hari seperti memang benar adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lil duck🐣 [meenping] [ailhong Nhai]
Fanfictionpotongan kisah bebek kecil Nhai dan Aiyaret Book ke2 dari book bayi, jadi kalo mau baca bisa di cek buku ke satunya dulu.