before

1.6K 127 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















Nhai terbangun di tengah malam, sering memang biasanya hanya untuk minum atau buang air kecil, tapi malam ini ia berbeda, ia merasa sangat lapar.

Benar benar lapar tidak tertahankan.

Ia menoleh menatap suaminya yang masih terlelap. Nhai mencubit pipinya pelan, "hubby." Panggilnya.

Ai bergeming, Nhai menghela nafas. Ai selalu sulit di bangunkan, Menyebalkan sekali.

"Ai, bangun.. " Nhai sengaja menutup hidungnya.

Ai mengerutkan keningnya terganggu, ia juga menyingkirkan tangan Nhai yang menjepit hidungnya,"Ng Nhai, jangan janggu," katanya sambil membalik tubuhnya memunggungi Nhai.

Nhai bangun menarik selimutnya kemudian duduk di pangkuan Ai perut suaminya tanpa rasa bersalah. pokoknya Ai harus bangun, ia sangat lapar.

"Astaga Nhai, kamu-"

"Apa apa! Mau bilang aku berat?"

Ai menghela nafas memijat keningnya, "kamu bisa jatuh sayang, " Ai memegangi pinggulnya, bagaimana pun perut Nhai sudah cukup besar di usia 28 Minggu. "kamu mau apa hng?"

Nhai memasang wajah menyedihkan, "hubby aku lapar, sangat lapar,"

Ai tidak mengerti, sebelumnya mereka sudah makan malam, Nhai juga bahkan memakan salad buah dan beberapa potong croissant sebelum tidur, dan tiba tiba saja di tengah malam begini ia terbangun karena lapar. "Kamu mau makan apa? Nhai turun dulu sayang, aku khawatir kamu jatuh,"

Nhai mendengus,"bilang saja aku berat," tapi ia tetap turun dari perut suaminya itu, Ai setuju tapi tidak mengatakan apapun. "Aku mau sup daging, kuahnya hangat dengan daun bawang dan jeruk."

Nah Ai mulai sakit kepala, ia duduk untuk mengusap kepala Nhai, agar ia mengerti. "Angelo pasti sedang beristirahat, besok pagi saja ya?"

Nhai menggelengkan kepalanya ribut, menolak keras. "Aku lapar Ai, sangat sangat lapar," matanya berkaca-kaca.
"Aku mau hubby saja yang memasaknya untukku, na?"

"Nhai selama ini kamu tidak mengidam, kenapa baru ini?" Keluh Ai, tapi ia tetap bangun meraih tangan Nhai untuk membantunya juga bangun.

"Aku tidak mengidam Ai, aku hanya kelaparan, adik bayi sepertinya memakan semua makananku,"




















"Hati hati Nhai," saat Nhai menuruni tangga, Ai menggenggam tangannya erat erat, harusnya kamar mereka pindah saja di lantai bawah, agak ngeri juga jika Nhai harus bolak balik naik tangga seperti ini.

"Hm,"

















Nhai duduk dengan tenang di meja pantry sementara Ai sibuk mengolah potongan daging sapi dan kuahnya, tidak banyak Ai hanya membuat porsi satu mangkuk harusnya tidak lama.

Lil duck🐣 [meenping] [ailhong Nhai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang