Ai berani taruhan, istrinya adalah yang paling nakal.
Ai sampai harus melakukan penerbangan kembali dari Malaysia dengan panik saat mendengar kabar Nhai hilang, ia pergi membawa sepeda motor miliknya yang sudah bertahun tahun di simpan di rumah ayahnya.
Perasaan lebih tak karuan lagi saat melihat jps milik Nhai tidak terdeteksi di ponselnya, dalam kepalanya kemungkinan buruk menghantui, apakah Nhai kehilangan hp nya , apakah sesuatu yang buruk telah terjadi?
Ai juga menelepon Nan memintanya mencari keberadaan Nhai dari titik terakhir ia menghilang.
Emosinya jadi bergejolak, ai tidak pernah suka di buat khawatir, tapi istrinya adalah Nhai yang hobi sekali membuat masalah. Ai sangat mencintainya sampai ia akan lebih memilih untuk membeli pabrik obat sakit kepala untuk dirinya sendiri daripada harus melepaskan Nhai.
Keinginannya untuk resign ternyata tidak semudah itu bisa di ACC, ia masih harus melakukan tugasnya sampai akhir tahun demi memenuhi jadwal penerbangan yang telah ia tanda tangani. Dengan masalah seperti ini, rasanya Ai ingin membayar denda dan kompensasi saja untuk pembatalan kontrak. Melihat Nhai yang tengah hamil muda jauh dari pengawasannya membuat Ai selalu merasa khawatir.
Nhai kembali di antar orang suruhan Nan, pagi itu ternyata semua orang telah berkumpul di rumahnya, ada Nan ayah Sipp, bahkan ayahnya sendiri pun juga disana.
Ayahnya segera berlari mendekat, di pelukannya anak bungsunya itu gemas. "anak bodoh! Bagaimana bisa kamu tersesat menuju rumahmu sendiri! " Ayah Nhai memukul kepala putranya agak keras, "bagaimana kamu bisa membawa cucuku juga, benar benar orang tua macam apa kamu ini, huh!"
Aron yang sudah berada dalam pelukan Nan hanya menatap bingung semua orang yang terlihat marah, bukannya mereka hanya jalan jalan kemarin, kenapa semua orang berkumpul dalam situasi menegangkan seperti ini?
Nan berdehem, dan itu membuat ayah Nhai sadar mereka bukan di rumahnya sendiri, "Nhai lebih baik segera beristirahat, kamu pasti lelah,"
Nhai berjalan pasrah ke kamar. Disana ia melihat Ai sudah berdiri di depan pintu sambil melipat tangannya di depan dada, rahangnya mengeras dengan wajah memerah.
Nhai takut, ia terus menunduk tak berani menatap mata itu.
"Kamu sudah sarapan?" Tanyanya dengan suara datar.
Dengan takut Nhai menggelengkan kepala, tadi pagi ia hanya menyuapi Aron saja, kepalanya pusing memikirkan bagaimana ai akan memarahinya nanti.
"Ganti baju, tunggu di kasur," Ai hanya mengatakan itu sebelum pergi meninggalkan Nhai yang merasa ingin menangis melihat semua orang seperti menyudutkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lil duck🐣 [meenping] [ailhong Nhai]
Fanfictionpotongan kisah bebek kecil Nhai dan Aiyaret Book ke2 dari book bayi, jadi kalo mau baca bisa di cek buku ke satunya dulu.