Nhai mencium pipi tembam putranya, sedih sekali hari ini adalah ulang tahunya yang pertama. Satu tahun yang sangat berharga, dimana dirinya menjadi orang tua, mendidik dan menjaga buah hatinya dengan tangannya sendiri. Nhai ingin menangis untuk merayakan kehebatan dirinya sendiri.
Jika boleh meminta ia tidak ingin bayi bebeknya tumbuh dengan cepat, Nhai ingin selalu memeluknya menciumnya setiap hari sampai ia menua.
"Nhai?" Aiyaret muncul dari balik pintu, melihat istrinya yang masih berbaring di atas kasur putranya.
Nhai menoleh sebentar sebelum kemudian melambaikan tangan meminta Ai mendekat. "Kenapa, apa dia sakit?"
Nhai menggelengkan kepalanya, ia duduk kemudian memeluk pinggang Aiyaret erat, menenggelamkan kepalanya di perut suaminya, Nhai hanya merasa sedih saja, tiba tiba banyak hal yang ia pikirkan.
"Kamu menangis?" Ai mengusap rambut coklat Nhai , tapi istrinya menjawabnya dengan menggelengkan kepala.
Ai mendengus, katakan itu pada ingus yang mungkin sudah menempel pada bajunya.
"Bajuku kena ingus, tahu." Ai masih membujuk Nhai mengangkat wajahnya tapi sepertinya ia masih betah, yang ada Ai malah mendapat cubitan di pinggang karena mengatakan itu.
Ai tertawa," kepala kecilmu ini memikirkan apa sih? " Ai menangkup kepalanya, sedikit gemas juga jika Nhai sudah over thinking seperti ini. "Ada yang membuat mu tidak bahagia huh?"
"Ayo katakan, suamimu ini bisa menjadi genie, kamu mau apa, aku bisa mengabulkan semua permintaan mu,"
Nhai mengangkat wajahnya ia mendengus, "bohong, aku minta dibuatkan candi kamu tidak bisa,"
Ai tertawa, di raihnya wajah itu untuk mendapatkan hadiah kecupan di bibir karena terlalu lucu. "Nanti aku buatkan di buku gambar milik Aron, na?"
"Ihhh!"
"Kenapa?" Ai mencubit pipinya main main.
Nhai cemberut," Ai.. aku tidak mau bayi bebek jadi besar, nanti dia meninggalkan ku,"
Ai melongo mendengarnya, apa ini? Kenapa istrinya berfikir sejauh itu. Ia menggelengkan kepalanya mencubit pipi Nhai sungguh sungguh, sampai si pemiliknya merengek.
"Putra kita baru satu tahun, apa yang perlu di khawatirkan, huh?"
"Tahun depan dua taun, lima tahun kemudian dia sudah masuk sekolah dasar, dia akan terus dewasa dan menemukan orang yang lebih ia sayangi dari aku. Bagaimana ini Ai,"
Ai jadi frustasi jika begini, ditangkupnya pipi gembul itu, "apa kamu merasa jika kamu lebih menyayangiku daripada ayahmu?"
Nhai mengerutkan alisnya," tentu saja tidak. itu hal yang berbeda, kamu ya kamu, ayahku ya ayahku,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lil duck🐣 [meenping] [ailhong Nhai]
Fanfictionpotongan kisah bebek kecil Nhai dan Aiyaret Book ke2 dari book bayi, jadi kalo mau baca bisa di cek buku ke satunya dulu.