lost

1.5K 136 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nhai duduk di atas motornya sambil memainkan ponselnya, bergaya seolah masih cukup muda untuk menggoda orang di jalan, tidak sungguhan, tapi dengan potongan rambutnya yang sekarang pasti banyak yang mengiranya masih SMA.

Setelah sepuluh menit berlalu Nhai merasa seperti ikan yang di jemur, akhir bel berbunyi keras dan siswa siswi berhamburan keluar, Nhai memperhatikan satu persatu, mencari dimana putranya.


"Mommy?"

Aron berlari ke arahnya, tapi tidak langsung memeluknya seperti biasanya. Anak itu malah menatapnya bingung sambil mengerutkan keningnya.

"Anak mommy, hari ini pelajarannya sulit tidak?" Nhai tersenyum meraihnya dalam pelukan, mengabaikan tatapan penuh tanya anak itu.

Tapi Aron masih terpaku, ia merasa ibunya seperti orang asing. sangat keren dengan motor besar, dan dandanan nya yang seperti geng motor.

Nhai terkekeh, menyadari Aron masih merasa bingung dengan penampilannya sekarang. "Mommy keren tidak?"

Aron mengangguk," keren," katanya sambil menunjukkan ibu jarinya. "Mommy ayo kita jalan jalan dulu!"

"Aron tidak pernah naik motor, mommy ayo jalan jalan!"

Nhai memakaikan helem kecil milik keponakan yang memang tertinggal di rumah ayahnya, untungnya pas. Ia menepuk kepala Aron dengan senyum gemas.

"Ayo kita jalan jalan!" Seru Nhai bersemangat.






























Aron memeluk pinggang Nhai erat, ia tidak berhenti tertawa kegirangan saat angin menerpa wajahnya, siapa yang peduli jalanan kota yang berdebu, anak itu tampak bahagia saja meskipun harus ikut bermacet macetan di bawah terik sinar matahari.

Pasalnya semenjak Nhai menikah dengan Ai, suaminya itu tidak pernah mengizinkannya mengendarai motor lagi, terlebih saat Ai bekerja, Nhai dilarang keras bepergian sendiri. Siapa yang akan menjemput anak itu jika tersesat? Ai bisa mengamuk pada semua orang di rumah yang membiarkan Nhai pergi sepertinya.



"Mommy Aron haus!"

Nhai menoleh ke kanan kiri untuk sekedar mencari kafe terdekat, kasihan juga Aron. "Kita ke kedai sana mau?" Tanyanya, ia menunjuk kedai bertema eskrim.

Aron mengangguk, Nhai bisa merasakan helm nya menabrak punggung beberapa kali.

Jadi di perempatan lampu merah ia berbelok ke kanan mengambil jalur kiri untuk berputar arah sedikit untuk menuju kedai.



Aron memesan eskrim vanilla dan jus mangga, sementara Nhai memesan es serut dengan toping buah. Siang yang panas itu benar benar di sembuhkan dengan dinginnya es yang mereka nikmati.

"Mommy itu motor siapa, Aron tidak pernah lihat,"

"Motor mommy, dulu kakek memberikannya waktu mommy masuk universitas."

Lil duck🐣 [meenping] [ailhong Nhai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang