Gift

1.5K 132 1
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ai mendorong Nhai ke belakang perlahan membuatnya berbaring di atas kasur mereka.

Menciumnya perlahan, dari bibir sampai ke lehernya.

Hari ini ia benar benar merasa kesal, dan Nhai harus membayarnya.




Ai melepaskan baju milik Nhai, tapi dengan cepat Nhai menahannya, ia menggelengkan kepalanya tidak setuju.

"Ai, Nan di luar," jelas saja Nhai malu, bagai mana jika mertuanya itu mengetuk pintu kamarnya nanti, terlebih ini masih siang! Mau disimpan dimana wajahnya nanti?


Ai menghela nafas, ia bangun dari posisinya mengukung Nhai di bawah tubuhnya.

"Biar ku telepon," Ai mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana, menggesernya cepat.

"Halo, Nan?" 

Saat panggilan terhubung Ai segera menekan loud speaker agar Nhai dapat mendengarnya juga.

"Ada apa?" Sahut dari sana, bisa terdengar juga suara riuh ramai anak anak dan mesin mainan.

Sepertinya mereka pergi ke Timezone, tapi Ai tetap ingin memastikan,"Dimana Aron?"

"Di mall, bersamaku. Kenapa? Apa kalian sudah menyelesaikan masalahnya?"



"Belum." Ai menjawab cepat. "pulang lah nanti saat makan malam, jangan pulang sebelum itu, terimakasih." Ai memutuskan sambungan teleponnya begitu saja, ia juga bahkan mematikan ponselnya sebelum melempar benda itu ke atas meja,  Kemudian menatap Nhai dengan senyum jahil.


Ah, haruskah Nhai pasrah saja?

"Kamu denger kan?"

Nhai mendengus, "hmm."


Dengan senyum cerah, Ai menarik celana pendek yang Nhai pakai, menyisakan dalaman kuning bergambar bebek, astaga Ai tidak bisa menahan tawanya, kenapa lucu sekali.

"Apa ini baru? Aku baru lihat," Ai menarik karet di pinggang Nhai, jahil sekali!

Nhai mengaduh, "oih, sakit!"

Ai masih saja tertawa tawa geli, Nhai jadi sebal. "Angkat pantat mungil mu,"

Nhai mendengus, tapi ia melakukannya sampai tak ada satupun kain tersisa di tubuhnya.

"Astaga, aku akan di perkosa," keluh Nhai menutupi kemaluannya sendiri, ia menatap Ai yang sudah menunjukkan ekspresi penuh minat, seperti kucing melihat sepiring ikan. Tapi Nhai tidak ingin di samakan dengan ikan, oke.




"Apa aku perlu mengikatmu? Mau coba bdsm? " Nhai menggelengkan kepalanya panik, tidak! Ia sangat tidak suka di pukul. Mereka pernah mencoba itu sekali dan Nhai trauma!




Lil duck🐣 [meenping] [ailhong Nhai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang