kembali

1.9K 151 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Nhai tertidur di pelukan Nan sepanjang malam.

Saat Nhai menceritakan semua yang wanita iblis itu katakan. Nan merasa Dejavu, dirinya pernah diposisi ini juga, saat itu Aiyaret dipaksa mendonorkan sumsum tulang belakangnya, dan di manipulasi untuk membencinya.

Nan memeluk Nhai lebih erat, menangis saat Nhai menangis. Cucunya masih begitu kecil, di renggut hanya sebagai batu loncatan untuk menyembuhkan anak lain, iblis wanita itu juga orang tua, semua orang tahu perasaan terpuruk ketika anak tercintanya dalam keadaan sekarat, tapi bukan berarti bisa ia bisa egois dengan mencuri anak orang lain.


Nhai juga menceritakan Ai yang masih menganggap ibunya, tidak salah memang, bagaimana pun wanita itu tetap orang yang melahirkannya. Tapi tindakannya tidak pernah bisa di benarkan dalam sisi manapun, dan Nan setuju jika Aiyaret tetap memilih ibunya lebih baik bercerai saja. Putra yang di didiknya selama ini ternyata masih saja bodoh, tidak bisa membedakan mana yang benar mana yang salah.





"Nhai, ayo bersiap. Ayah Sipp sudah menunggu di depan," Nan menepuk pipi Nhai, menantunya itu langsung bangun hanya dalam sekali tepukan.

Nhai membuka matanya yang memerah perih, wajahnya terasa bengkak efek menangis semalaman. Nhai mengangguk segera pergi mencuci wajahnya dan bergegas untuk bersiap.










Saat Nhai membuka pintunya kamar, Aiyaret sudah rapih dengan seragam pilotnya berdiri penuh harap di depannya, ia memeluk Nhai erat.

"Aku salah,"

Ai berujar lirih di telinga Nhai, kobaran api marah yang ada dalam diri Nhai perlahan meredup.

"Ayo kita bawa wanita itu ke kantor polisi,"

Nhai malah terkejut, ia tidak berekspektasi Aiyaret akan mengatakan itu, jika di dengar pun rasanya kurang pantas, Nhai luluh. Suaminya sangat baik sampai Nhai lupa ia juga manusia. Bagaimana perasaan Aiyaret saat ini dengan permintaannya.

Nhai mendorong pundak Ai, ia ingin melihat wajahnya.

"Kamu benar, kita adalah orang tua dan yang ia lakukan adalah tindakan kriminal. Aku juga ingin keadilan untuk putra kita, ia mungkin merasa ketakutan Nhai, ayo kita jemput Aron. Aku sudah menemukannya. "

Air mata Nhai mengalir tanpa sadar, sesuatu di dalam dadanya berdegup kencang. Ia memeluk Aiyaret erat erat. Putranya di temukan, Nhai akan pergi ke kuil untuk berdoa setelah ini semua berakhir.

"Aku minta maaf Aii.."

"Tidak, kita sudah benar Nhai. Ayo kita lakukan bersama sama." Nhai mencium bibir suaminya itu, hanya ada ketulusan. Hatinya merasa hangat seperti musim semi setelah musim dingin yang begitu panjang.

"Ayo, kita hanya punya waktu 30 menit untuk sampai ke airport. Jangan sampai telat." Ingat ayah Sippakorn, sementara Nan hanya tersenyum menepuk pundak suaminya itu.











































Lil duck🐣 [meenping] [ailhong Nhai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang