Halo apa kabar? Ada yang masih nunggu ngga? Sebulan baru bisa update ini lagi :DDaripada galau gara-gara mikirin konser agustD bulan mei nanti, mending baca ini aja dulu yuk. Haha.
Chapter kali ini sedikit panjang dan ada hampir 3.000 word. Ngga tau feel cerita ini masih sampai ke kalian atau engga. But, tetap enjoy yah :)
Selamat membaca ;)
🍒🍒🍒
Pintu terbuka lebar memperlihatkan seisi ruangan studio yang terlihat sedikit gelap karena penerangan yang sengaja tidak dinyalakan. Langkah kecil wanita itu terayun dan berhenti saat netranya menangkap sosok yang tengah duduk membelakanginya dengan fokus berada pada komputer dan juga headset yang menyumpal di telinganya.
Terlalu fokus sehingga sama sekali tidak menyadari keberadaan wanita yang kini telah mendudukkan tubuhnya di atas sofa.
Satu helaan nafas yang diiringi dengan helaan nafas lainnya terdengar mengisi keheningan di dalam ruangan itu. Wanita yang kini menyilangkan tangannya di dada hanya mengerjap kecil menyadari bahwa ada banyak gusar yang tersimpan pada sosok pria yang tengah bekerja di depan komputernya.
Terkadang ia tidak habis pikir dengan sosok yang begitu sangat mencintai pekerjaannya itu. Tidak ada yang bisa menghentikannya meski itu rasa lelah sekalipun. Terlalu gila kerja hingga saat dimana seharusnya ia beristirahat karena mengalami jet lag selama penerbangan LA- Korea, pria itu malah berakhir bekerja di dalam studionya.
Tidak ada yang tau isi pikiran pria itu. Berpikir bahwa mungkin memang semesta pria itu adalah bekerja dan bekerja. Seolah bekerja adalah bagian yang sudah tidak bisa terpisahkan dengannya seumur hidupnya. Dan wanita yang masih terlihat menjadi pengamat di atas sofa itu merasa bisa memakluminya karena sesungguhnya dirinya pun begitu. Tipikal wanita yang sangat mencintai pekerjaannya.
Terlihat sangat cocok, bukan?
Wanita itu merasa bosan dan sedikit lelah. Beberapa kali menguap kecil merasakan kantuk yang luar biasa akibat tidak memiliki tidur cukup karena harus mengejar jadwal syuting terakhirnya. Dan jika saja pembicaraan terakhirnya dengan sosok pria yang masih bekerja itu berjalan lancar, mungkin saja ia akan merecoki pekerjaannya dan menghentikan pria itu dari pekerjaannya. Membawanya untuk beristirahat bersamanya karena kondisinya yang sama-sama lelah.
Namun kali ini ia membiarkannya. Meninggalkannya tertidur pulas di atas sofa dengan posisi duduk. Hal itu terjadi begitu saja tanpa bisa ia kontrol.
Dan pria itu baru menyelesaikan pekerjaannya tepat pada pukul enam sore. Merasakan sedikit pusing hingga ia harus memijat kepalanya dengan tangannya sendiri. Perasaannya sedikit membaik setelah menghabiskan waktu hampir empat jam bekerja meski rasa lelah mendera.
Baru saja berbalik tiba-tiba ia dikejutkan saat melihat sosok wanita yang terlelap di atas sofanya. Matanya lalu mengerjap kecil sebelum tubuhnya beranjak dari kursinya. Berjongkok di depan wanita yang sudah sebulan lebih ini tidak ditemuinya karena kesibukannya pulang pergi keluar negeri untuk melakukan tour concertnya. Ia tidak tau bagaimana wanita itu bisa berada di studionya disaat ia tidak memberitahukan kepulangannya sama sekali.
Pembicaraannya terakhir kali lewat telepon dan berujung dengan perdebatan membuat hubungan keduanya sempat merenggang selama beberapa waktu. Tidak ada komunikasi sama sekali selama dua hari ini. Dan dengan inisiatifnya, ia berniat untuk mengunjungi wanita itu setelah pikirannya menjadi sedikit tenang. Namun siapa yang menyangka bahwa ia akan mendapati wanita itu tengah tertidur di atas Sofa studionya tanpa disadari kedatangannya sama sekali olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIG IDOL
Fanfiction"Ji, berjanjilah padaku bahwa sesulit apapun situasi yang akan kita hadapi kedepannya, kau tidak akan melepaskan tanganku" Jieun mengangguk pelan dengan senyum membingkai wajah cantiknya. "Aku tidak akan melepaskannya. Aku akan terus disisimu apapun...