Bab 10

138 7 3
                                    

Follow dulu✅
Komentar, kritik juga boleh asal membangun✅
Klik bintangnya✅
Share kalau kalian suka story receh ini✅




Jam pulang sekolah

Fikar dan kawan-kawannya keluar dari kelas beriringan, mereka janjian akan berangkat les bareng di rumah salah satu guru yang membuka tempat les untuk umum.

"Jar, kamu nggak minat ikut les tambahan?" tanya Gilang dengan langkah pendek mengejar Fikar serta Bima yang sudah berjalan di depan mereka.

"Les tambahan?"

"Ya, kita semua mau lanjut les habis ini."

Saat sekolah di sekolah lamanya dulu, orang tua Fajar mendatangkan les privat ke rumah. Untuk dirinya dan Fibri. Tapi setelah pindah dia dan adiknya tidak kepikiran untuk les kembali.

"Kayaknya nggak," jawab Fajar.

"Bro ... Fajar nggak di ajak nih? Lumayan 'kan nanti dia bisa kita suruh buat bawa-bawa tas," teriak Gilang lantang. Membuat Bima dan Fikar menoleh.

"Kalau dia nggak mau jangan di paksa." seru Bima pelan. Pemuda sedang mengeluarkan sepeda anginnya.

"Bukan begitu, anu ...," sahut Fajar mencoba mencari alasan.

"Ayolah, seru ... Di sana banyak adik-adik kelas dari sekolah lain. Cantik-cantik semua. Siapa tahu ada salah satu dari mereka yang kasihan sama kamu dan akhirnya mau di ajak pacaran," kata Gilang sembari tertawa lebar.

Tanpa perduli perasaan Fajar.

"Sudah, Lang. Jangan keterlaluan sama Fajar," sahut Fikar memperingatkan. "Jar, jangan di ambil hati ucapan Gilang ya, dia memang agak-agak anaknya."

Fajar mengangguk saja, sebenarnya dia cukup tersinggung dengan ucapan Gilang barusan.

"Lha, aku 'kan nggak niat buruk, Fik. Aku ajak dia ikut les biar bisa lebih akrab sama kita, ya, nggak?"

"Sudah ... Sudah, ayo, hampir terlambat kita." lerai Bima. "Jar, kamu pikir-pikir dulu, kalau kamu minat ya, langsung kabari kita, kalau nggak, ya nggak apa-apa." Bima menepuk pundak Fajar sebelum cowok itu berlalu diikuti Fikar dan Gilang di belakangnya.

****
"Les, Kak?"

Tanya Fibri malam harinya setelah kakaknya itu cerita.

Fajar mengangguk, "menurut kamu bagaimana?"

"Itu berarti kita akan di antar pakai mobil?"

Fajar mengangguk, senang adiknya itu paham maksud kebingungannya.

"Dan pasti langsung ketahuan," timpal pemuda itu.

"Terus?" tanya Fibri terlihat antusias.

"Apa kamu nggak pengen ketemu Bima selain di sekolah?" tanya Fajar sambil memainkan alisnya.

"Jadi Bima juga les di sana?" wajah Fibri langsung cerah secerah matahari. Fajar mengangguk pelan.

"Aaaaaaaa ... Mau ...."

Fajar menyentil kening adiknya pelan,  membuat gadis itu mengaduh.

"Makanya, sekarang bantuin cari cara biar kita bisa berangkat les tapi tanpa di antar pakai mobil."

"Dan tanpa ketahuan kalau kita kakak beradik?" FIBRI menambahkan.

"Anak pinter."

Fibri memajukan bibirnya masih tak suka dengan keputusan Kakaknya untuk tetap bersandiwara.

***
"Bima ...." panggil Fibri histeris ketika mereka tak sengaja bertemu di jalan suatu siang.

Bima melirik sekilas. Dengan ekor matanya cowok itu bisa melihat gadis berhidung bangir itu tengah sibuk mengobrak-abrik tasnya.

Fibri Gadis Penggoda?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang