Bab 19

94 3 0
                                    

Hasil nilai ujian kelulusan akhirnya di umumkan. Seluruh siswa baik SMA maupun SMP sejak pagi sudah antusias dan tak sabar ingin tahu hasil dari perjuangan selama menimba ilmu di sekolah itu.

Maka, ketika waktu menunjukkan pukul sembilan pagi semua kelas terpantau sepi. Mereka meninggalkan kelas dan berbondong-bondong menunggu di luar. Dan hanya menyisakan segelintir ana, itupun mereka duduk-duduk di ambang pintu.

"Hai, kok masih santai?" Nia dari arah pintu mencolek Fibri. Karena di saat murid lainnya menuju perpustakaan, Fibri malah memilih duduk santai sembari merawat kukunya.

"Nilainya pasti teratas, Nia. Dan yang pasti dia sudah dapat bocoran hasilnya." celetuk Dina sambil berlalu keluar.

"Apa sih, dia? Berubah banget jadi ketus gitu sama kamu, Fib?" Nia ikut geram mendengar ucapan Dina.

"Nggak penting, Nia. Aku sih, nggak ambil pusing lagi,"

Chika yang dari tadi duduk di samping Fibri mencebik pelan.

"Kamu itu pasti sudah ketularan Sari, jadi suka judes gini,"

"Yee... Malah bawa-bawa Sari. Aku judes cuma sama orang tertentu, nggak semuanya."

"Kayaknya Dina cuma salah paham, Fib." Chika masih berdiri di tempatnya.

"Aku nggak perduli. Mau dia salah paham atau tidak bukan urusanku."

Nia dan Chika saling pandang.

"Kamu nggak ke perpus?" ulang Nia, kembali ke topik pembicaraan.

"Kalian duluan deh. Atau sekalian lihatin nilaiku," jawab Fibri acuh.

Kedua teman Fibri itu pasrah. Mereka akhirnya meninggalkan Fibri sendirian di kelas. Menyusul murid lainnya.

"Tamat riwayatku ...," gumam Fibri setelah kedua temannya berlalu. Dia berdiri kemudian mondar-mandir kesana kemari.

Berbanding terbalik dengan beberapa menit lalu kini wajah gadis cantik itu terlihat cemas. Ia Ingat betul bagaimana ujian berlangsung beberapa hari yang lalu dirinya telah melakukan kesalahan.

Fibri telah sengaja menyalahkan sebagian jawabannya!

***
"Kok bisa?" Itu yang Fibri dengar pertama kali dari bibir mungil Chika.
"Bahkan aku sudah melihat berulang kali , hasilnya tetap sama, Fib"

"Fib, waktu ujian kemarin, kamu sehat 'kan?" Gantian Nia yang bertanya. Gadis berkacamata itu menatap temannya iba.

Fibri berusaha tetap terlihat santai, dia menggedikkan bahu seolah berita yang baru saja dia terima tidak berarti apa-apa. Padahal sebenarnya di dalam hatinya kini ia sedang panik luar biasa.

Nilai ujian gadis tidak memuaskan!

Tidak!

Fibri bahkan masuk sepuluh besar nilai terendah di sekolah itu!

   Tentu saja berita itu langsung menjadi trending topik dan pembahasan di sekolah tersebut. Kabar itu membuat gempar seluruh penduduk sekolah itu.

Bagaimana bisa seorang Fibri, yang terkenal pintar dan cerdas selama ini bisa mendapatkan nilai seburuk itu?

"Ya, sudahlah." Fibri tersenyum kecut sambil menepuk dadanya.

Nia langsung memeluk temannya itu berharap gadis bermata hazel itu kuat.

"Ini salahku, karena sudah ngajak kamu ngebucin terus," kata Nia terisak dalam pelukan Fibri.

Fibri yang masih berada dalam pelukan Nia menatap Chika yang juga tengah berdiri depannya. Sorot mata Chika menjelaskan semuanya, diapun sama, masih tidak percaya dengan hasil ujian sahabatnya itu.

Fibri Gadis Penggoda?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang