Bab 27

99 3 2
                                    

      Fibri tak bisa membendung air mata bahagianya. Walaupun dirinya sudah berusaha menahannya, tapi toh cairan bening itu akhirnya meluncur juga ke pipinya.

Fibri memekik kecil. Dia menangis dan tertawa bersamaan sembari memeluk guling. Lalu memukul-mukul guling itu karena gemas.

Jantung Fibri rasanya kembali berdesir tatkala ia membayangkan kembali bagaimana dirinya menerima pelukan itu. Bima bahkan mengelus rambutnya juga. Pemuda itu juga seperti sengaja menghirup aroma rambutnya.

Fibri berguling-guling kembali, heboh sendiri. Gadis itu kemudian menghindu bajunya, lalu menjerit histeris kala Aroma tubuh Bima masih menempel di sana. aroma yang  sama seperti masa-masa sekolah dulu. Aroma Aqua yang menyegarkan.

Sebuah pesan masuk membuat Fibri menghentikan aktivitas itu. Senyumnya kembali merekah tatkala tahu siapa pengirim pesan itu.

"Tidur."

Padahal itu hanyalah sebuah pesan pendek yang Bima kirim, tapi hal itu sukses membuat senyum manis pemilik mata indah itu merekah sempurna.

"Lama-lama aku bisa gila ...."

Dan gulingpun harus merelakan dirinya menjadi sasaran pukulan serta gigitan gadis darinya.

***
"Kenapa muka kalian begitu?" tanya Farel menatap kedua orang di hadapannya bergantian.

Mereka sedang menyantap sarapan, hasil buruan Farel di warung dekat kontrakan mereka pagi itu.

Fibri dan Bima saling pandang beberapa detik sebelum akhirnya bereaksi seperti orang yang sedang salah tingkah.

"Emang kami kenapa?" tanya Fibri balik dengan wajah sok di netral netralkan.

Farel tak langsung menanggapi, dia menatap adiknya itu curiga.

"Ada yang aneh dengan wajah kalian. Kayak zombie. Memangnya semalam tidak bisa tidur? Bim ... Banyak nyamuk ya?"

Bima terbatuk-batuk karena saat itu dia sedang meneguk air putih. Fibri yang duduk di sampingnya secepat kilat mencoba menolong.

"Minum-minum," kata Fibri sambil menepuk punggung pemuda itu pelan-pelan setelah batuk-batuk itu mereda.

Bima segera menerima air itu kemudian menyesapnya pelan.

"Kenapa tiba-tiba tersedak? Aku nggak nanya aneh-aneh 'kan?" Farel kembali bertanya. Pemuda gondrong itu seperti tidak mau memberi kesempatan keduanya untuk mencari alasan. "Kalau di kamar tamu ada nyamuk, biar nanti Fibri bersihkan. Dia emang males kalau soal bersih-bersih"

"Enak aja." Tentu saja Fibri tidak terima di katakan malas bersih-bersih.

"Lagian wajah kalian berdua kok bisa kompak gitu?"

"Semalam aku nonton,"

"Nonton drama Korea?" Potong Farel yang langsung di tepis Bima.

"Bukan. Nonton YouTube. Ada beberapa channel favorit di sana,"

Farel manggut-manggut. "Bukan nonton ...." Kedua tangan Farel membentuk huruf V.

"Apa sih Kak ....!" Fibri tentu saja tidak terima dengan pertanyaan kakaknya itu.

"Apa sih, Dek. Wong aku tanya sama Bima, kenapa kamu yang klarifikasi. Wajar kali cowok normal nonton begituan."

"Astagfirullah, Kaaaaaak ...."

Bima berdeham sejenak membuat perdebatan kakak beradik itu berhenti.

"Terimakasih untuk tumpangan tidur dan sarapannya. Sepertinya aku harus balik."

Fibri Gadis Penggoda?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang