bab 14

105 4 0
                                    

"Sudah bel. Kamu nggak masuk kelas?"

Lamunan Fibri buyar mendengar suara Sari barusan.

"Hai, kamu ngomong sama aku?"

Fibri tak percaya kala Sari baru saja mengajaknya bicara.

"Iya. Barusan bel. Tapi kayaknya kamu nggak dengar."

Fibri tersenyum. Harapannya muncul. 

"Aku duluan ya." Sari berjalan menjauh.

"Tunggu!"

Sari menghentikan langkahnya. Gadis itu berbalik memandang Fibri heran.

"Kita jalan bareng ke kelas," ucap  Fibri sedikit kikuk.

Walaupun sebenarnya heran, akhirnya Sari menyetujui juga usulan gadis bermata hazel itu.

Selama perjalanan ke arah kelas, Fibri dan Sari berjalan berdampingan. Fibri yang periang dan Sari yang terlihat acuh membuat beberapa murid lain menatap mereka.

"Aku Fibri." Fibri yang mengeluarkan suara terlebih dahulu sambil terus melangkah.

"Iya. Aku tahu."

"Hah? Kamu tahu namaku?" Fibri melebarkan matanya.

Sari mengangkat bahunya, "Siapa yang nggak tahu kamu."

Fibri tersenyum malu, pasti insiden sebulan lalu yang membuat namanya begitu famous di sekolahan.

"Kamu tahu tidak siapa pacar Bima?" tanya Fibri tanpa basa-basi.

Jarak kelas mereka sudah di depan mata. Fibri tak mau menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Dia harus bertanya hal itu kepada Sari secepatnya.

"Kenapa tanya aku?" Sari malah balik bertanya dengan gaya cueknya. Membuat Fibri menggaruk kepala di karenakan tidak mungkin dirinya langsung jujur pada pemilik wajah judes itu bahwa motif mendekati gadis itu adalah demi untuk mengorek siapa pacar Bima.

"Itu ...," Fibri berusaha menutupi kegugupannya sembari tertawa kecil, "aku 'kan anak baru di sini. Jadi belum hapal nama siswa lain."

Fibri kemudian meruntuki kalimat yang baru saja keluar dari bibirnya. Alasan yang dia ucapkan sungguh nggak masuk akal sama sekali.

Sari menghentikan langkah.
Dan Fibri mengikutinya.

"Aku sendiri juga tidak hapal," seru Sari dengan wajah datarnya. Cewek itu menggedikkan bahu terlebih dahulu sebelum  melanjutkan langkahnya.

Fibri mematung beberapa saat.

"Jadi kamu beneran nggak tahu?"

Sari menggeleng dengan bibir tertutup, "Bukan urusanku!"

Fibri kembali terdiam. Tanggapan Sari barusan mengingatkannya pada pesan Chika.

'jangan terlalu dekat dengan cewek jutek itu.'

     Kelas sudah di depan mata, Sari juga sudah melenggang ke kelasnya. Tetapi Fibri masih berdiri di depan kelas gadis pemilik kulit eksotis itu seperti belum rela berpisah.

"Oh, ya, Fib. Makasih rotinya. Kamu tidak perlu repot-repot kalau hanya ingin tahu pacar Bima siapa. Karena aku sendiri juga tidak tahu."

Sari yang sebelumnya sudah masuk kelas kembali menghampiri Fibri.

"Aku ada ini. Kalau kamu nggak suka buang saja." Sari mengulurkan tangan. Ada sebuah benda lucu yang sedang dia pegang.

"Aku tak biasa mendapatkan pemberian orang lain cuma-cuma. Jadi anggap saja kita barter hari ini."

Fibri Gadis Penggoda?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang