Bab 35

87 4 1
                                    

      Fibri menghela napas panjang. Sambil menyandarkan punggungnya di kursi belakang rumah wanita bersuami tapi masih perawan itu memejamkan mata.

Fibri baru saja mendapatkan fakta tentang sang suami. Ternyata selama ini pria yang sangat ia cintai itu belum selesai dengan kisah cinta sebelumnya. Kisah cinta yang sempat mampir di kehidupan Bima setelah hubungan mereka merenggang.

Fibri menatap langit di ruangan terbuka itu dengan hati bimbang,  apakah dia harus meluruskan dan mencari tahu kebenarannya demi menyelamatkan rumah tangganya yang baru seumur jagung itu? Atau dia memilih diam seolah semua baik-baik saja?

     Pagi tadi, Nayya dan suaminya  datang ke rumah mereka. Pasangan itu mampir karena kebetulan lewat setelah pulang dari kulakan. Dan dari mereka-lah dalam hal ini Nayya yang bercerita dengan menunjukkan postingan lama suaminya akhirnya Fibri tahu bahwasanya benar dugaannya selama ini. Sari lah gadis yang pernah dekat sang suami.

Gadis manis berwajah jutek itulah wanita yang dulu sempat membuatnya penasaran karena pernah di posting sang suami saat hubungan mereka merenggang.

Gadis itulah yang ternyata berhasil membuat hati suaminya bimbang selama ini.

"Biar kamu nggak penasaran, mending kita tanya saja langsung ke Sari, Fib. Aku juga ada keperluan sama dia," ucapan Nayya kembali terngiang di telinganya.

Fibri menyambar ponsel yang dari tadi tergeletak di meja. Gadis itu kemudian mendeal salah satu nomor sebelum akhirnya terlibat percakapan pendek.

***
    Hari di mana ia dan Nayya pergi menemui Sari tiba. Mereka memang janjian datang ke cafe tempat Sari bekerja itu tanpa memberi tahu pada suami masing-masing. Karena baik Fibri maupun Nayya yakin hal tersebut tidak akan berjalan mulus.

"Langsung masuk?" tanya Fibri pada Nayya saat mereka baru sampai dan memarkir mobil di parkiran cafe yang cukup ramai sore itu.

Nayya mengangguk sebelum akhirnya melangkah duluan di depan Fibri.

Fibri mengikuti Nayya dengan hati sedikit deg-degan. Ia sendiri tidak yakin apakah tindakannya kali ini benar. Tapi ada sisi lain dari diri Fibri mengatakan ia harus melakukannya agar tidak terus menerus di hantui rasa penasaran yang mendalam.

Saat mereka sudah memasuki cafe, benar adanya. Cafe sudah penuh pengunjung. Bahkan mereka berdua kesulitan mencari tempat duduk.

"Di sana saja, Nay." Fibri melangkah duluan.

Nayya menurut saja. Dengan langkah perlahan kedua wanita berstatus seorang istri itu melangkah ke sebuah meja yang terletak agak jauh.

"Kita pesan dulu atau ..." tanya Fibri saat mereka sudah menemukan tempat duduk.

"Dari tadi nggak liat Sari. Jangan-jangan dia lagi libur." Nayya melongok ke arah sudut tempat para pramusaji berkumpul.

Fibri ikut-ikutan melongok. "Kita ke rumahnya saja kalau gitu."

Nayya menoleh dengan wajah gelisah. "Nggak nyaman di sana,"

Mereka berdua terdiam beberapa saat. Memilih memperhatikan dalam diam suasana cafe itu.

"Nay, kalau dugaan kita salah gimana?" Fibri kembali ragu-ragu. Masalahnya selama ini yang ia tahu Sari bukan tipe orang yang senang kalau privasinya di tanya-tanya.

"Ya nggak gimana-gimana, Fib. Kita ini cuma mau mastiin doang. Tapi menurut kamu setelah melihat foto dan caption Bima di postingan medsosnya ...."

"Mereka sempat dekat tapi sebentar," Fibri menyahut lirih.

"Kita cuma mastiin, Fib. Biar semuanya clear. Nggak ada niat lain," ucap nayya meyakinkan.

Akhirnya meskipun masih di penuhi ketidakyakinan akhirnya Fibri mengangguk paham.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fibri Gadis Penggoda?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang