Cewek gemuk itu tengah menyeduh susu panas di dalam kamarnya, pikiranya berkecamuk.
Ingin sekali dia pulang kerumah, dan tidur disana, namun suasana hatinya belum membaik untuk kembali.Dan tiba-tiba, dia merasa gelisah, seperti ada sesuatu, tapi dia tidak tau.
Cewek itu mengecek kamar kostnya sudut demi sudut, memasikan adakah barang hilang?Setelah merasa barangnya lengkap, jemarinya meraih ponsel, memastikan apakah ada kabar buruk dari kerjaanya?
Tapi nihil, lalu kenapa tiba-tiba dia merasa Gelisah?
"Ah, mungkin rindu rumah kali ya" ucapnya.
"Apa aku harus telfon ibu, buat nanya kabar?"
Dengan cepat cewek itu menggeleng, mengurungkan niatnya.
Karena jika dia menelfon Tanti, pasti wanita itu akan menanyakan tawaran yang dia buat."Besok aja" cewek itu melempar ponselnya ke kasur, lalu menguk habis susu hangat itu.
Dia membaringkan tubuhnya untuk tidur siang.
Mengingat hari ini adalah tanggal merah, membuat dirinya bisa bersitirahat lebih di tempat.*****
Sepasang suami istri dan satu putranya tengah berada di sebuah kantor pemerintah.
Membawa sebuah berkas perusahaan serta sertifikat rumah yang kini sudah berada di atas meja untuk siap di tanda tangani."Udah gede, bisa kan hidup sendiri?" Tanya Jhonson Ayah Gery dengan perawakan tinggi dan sedikit berotot itu.
Jhonson bukanlah orang Indonesia Asli, dia asli Swedia lalu menikah dengan Gisella yang keturunan Rusia-Indonesia.Gery yang dari tadi masih terdiam kini menatap Sang Ayah, lalu melirik Gisella yang tersenyum Jahil.
"Takut di tinggal sendiri?" Tanya Gisella sambil tersenyum meledek sang Putra.
Karena keduanya telah memutuskan Akan berpindah ke Swedia, dimana dia sudah membangun Rumah tiga tahun lamanya tanpa di huni.
Mereka memutuskan memberi hak rumah dan sebagian perusahaan yang ada di Indonesia kepada Gery Elvio Jhonson, Putra tunggal pasutri tersebut.Cowok itu yang di tunggu-tunggu tanda tangannya kini menghembuskan nafas pasrah.
"Capek" celetuknya membuat Gisella dan Jhonson tertawa di tempat.
"Tenang, kita udah siapin Pembantu buat masak dan bersih-bersih di rumah" balas Gisella sambil mengelus puncak kepala Gery sayang, sebenarnya dia masih berat jika harus meninggalkan Gery sendirian di Indonesia tanpa ada keluarga, Karsan kedua orang tua Gisella sudah meninggal lima tahun lalu karena penyakit.
Orang tua Jhonson pun hanya tersisa sang ibu, karena ibu Jhonson bercerai dengannya, maka dari itu Jhonson dan Gisella memutuskan untuk pindah ke Swedia untuk mengurus ibu Jhonson.
"Kita udah ninggalin semua uang yang dihasilkan dari perusahan ke rekening kamu Gery" jelas Jhonson.
"Yang mana?" Tanya Gery, bukannya apa-apa, karena rekening yang kedua orang tuanya berikan kepadanya bukan hanya satu, melainkan 4 ATM sekaligus.
"Ke semua, karena limit jadi kita bagikan rata" balas Jhonson.
Lagi-lagi Gery di buatnya pening.
Enggan sekali harus memegang uang sebanyak itu."Gaji karyawan tetap Ayah dan Bunda yang Ngatur, kamu hanya tinggal menjalankan bisnis itu dengan baik, jangan sampai down" tegas Jhonson.
Selagi di memberi kenikmatan kepada putranya, putranya juga harus menjanjikan hasil yang manis untuknya, itu semua ia lakukan untuk melatih Gery agar terbiasa dengan semuanya.
"Cepet tanda tangan sama cap jarinya " senggol Gisella.
"Iya" cowok itu akhirnya membungkukkan badan lalu menandatangi berberap berkas, lalu memberi cap jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sim Salabim{ between love and weight 70kg} COMPLETED
Jugendliteratursabtu, 9 mei 2020 SEPENGGAL CERITA INI BERDASARKAN KISAH NYATA KEHIDUPAN PENULIS. FOLLOW DULU SBLM BACA YUK terkadang banyak orang yang iri dengan orang orang yang memiliki banyak orang disampingnya. dan lebih tepatnya cewek cantik yang selalu menda...