BLaW 28

139 24 0
                                    

Ketika keduanya melangkah masuk kedalam cafe tersebut, semua pasang mata menatapnya dari atas sampe bawah.
Bahkan cewek yang terlampau kaya sedang menongkrong pun menatap jijik ke arah Amanda.

Mungkin jika di bandingkan dengan Gery, seakan akan cowok itu tengah membawa seorang pembantu kedalam cafe.

"Aku malu" ucapnya Lirih, Gery melirik dan sedikit menunduk menatap Amanda.
Kemudian Dia menatap sekitar.

"Mau pulang?" Tanya cowok itu tanpa basa basi.
Namun tidak ada jawaban dari cewek di sampingnya itu, karena memang dia sudah benar-benar kelaparan, kali ini dia siap menghindari gengsi.

Tanpa menjawab pertanyaan dari teman mantan pdktnya itu, Amanda dengan segera duduk di bangku kosong dengan cepat, Gery yang menatapnya pun hanya geleng-geleng kepala sambil membuang nafas kasar.

Cowok itu akhirnya menyusul Amanda dan duduk tepat di hadapannya, lalu dia menyodorkan menu disana.

"Makan apa?" Tanyanya, lalu cowok itu fokus kepada ponselnya.

Amanda melihat sekitar ketika banyak gerombolan cewek menatapnya sirik dan kasihan.

"Kasian banget di cuekin sama cowonya!"

"Pasti cowoknya kenalan di sosmed deh, giliran ketemu zonk"

"Gua kalo jadi cowoknya malu si, seenggaknya kalo muka nggak bisa ketolong, di bantu baju lah ya minimal"

Bisik para cewek disana.
Amanda semakin gugup dan menunduk, dia memegang daftar menu itu erat.

Sedangkan Gery kini kembali menatap Amanda karena dirasa cewek itu belum memesan apapun.

"Apa?" Tanya Gery lagi.
Seketika Amanda terkejut dan mendongakkan kepala menatap Gery.

"Apa Gery emang malu ya bawa aku ke cafe ini? Nadanya nggak enak di denger" batin Amanda merasa tidak enak.

"Anu_aku mending makan di warteg aja deh" jawab Amanda sambil menunduk.

"Udah terlanjur duduk" balas cowok itu.
Akhirnya Gery pun memanggil salah satu pelayan, dia menunjukan beberapa makanan dan minuman disana tanpa berbicara sepatah katapun, membuat Amanda semakin tidak enak padanya, setelah selesai pelayan tersebut pun meninggalkan meja mereka, dan Gery kembali fokus kepada Ponsel membuat keadaan menjadi canggung tanpa ada pembahasan disana.

"Maaf ya, ngrepotin kamu" celetuk Amanda.

Gery melirik, lalu meletakan ponselnya di atas meja, dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Gue yang salah" balasnya.

Keduanya terdiam dan melirik satu sama lain, satu kata yang melintas di pikiran Gery.
'kasian'

Namun, sesuatu di dalam hati Amanda membuat ingin kembali bertanya kepada cowok di hadapannya itu.

"Emm__Rio, sekarang gimana?" Tanyanya ragu.

"Putus?"

Dengan cepat Amanda menggeleng keras.
"Kita nggak pacaran kok, cuma Deket doang" balas Amanda, dan Gery hanya mengangguk anggukan kepala.

"Ada cewek baru" ucap cowok itu, membuat Amanda seketika membeku di tempat.

Ternyata dugaanya benar, bahwa Rio berselingkuh darinya, di banding dengan cewek baru Rio memang dia tidak ada apa-apanya.

Amanda tersenyum, "cantik ya pasti? Di banding aku, memang nggak ada apa-apanya, harusnya juga Rio ngomong, kalo emang dia dari awal nggak suka sama aku" ucapnya miris.

Gery menatap Amanda sendu.
"Lo selingkuhan, bukan di selingkuhin"  celetuk Gery terus terang.

Dengan cepat Amanda menatap Gery penasaran.
"Gue selingkuhan?" Ucapnya spontan menggunakan kata 'Gue'.
Namun dengan segera Amanda sadar dengan kalimatnya itu membuat Gery mengangkat bibirnya sinis.

"Santai"

Cowok itu lalu merubah posisinya, meletakan kedua tangannya di atas meja.

"Lo bukan yang pertama, dia emang udah punya cewek sebelum sama Lo" ucapnya.

"Semuanya tau?" Tanya Amanda dan di angguki oleh cowok itu.

"T_tapi kenapa kalian nggak bilang waktu ketemu?" 

"Kita kenal?" Tanya Gery menusuk hari Amanda.

Memang benar ucapan Gery, pada saat itu mereka semua tidak saling kenal, bagaimana bisa mereka menjelaskan secara tiba-tiba bahwa dirinya hanyalah permainan untuk Rio, bukanya percaya, malah marah nantinya dia.

Tak lama setelah pembicaraan tersebut selesai, makanan pun datang, dan alangkah terkejutnya Amanda ketika melihat makanan yang mungkin baginya sangat banyak dan menggugah selera itu.

Dia menelan air liurnya sendiri, membuat Gery yang sedikit memperhatikannya mengangkat senyum smirk tanpa sepengetahuan cewek tersebut.
Apa artinya?

"Makan, habisin" ucap Gery

Amanda mendongak menatap cowok di hadapannya yang sudah bersiap untuk fokus ke ponselnya.

"Apa aku makannya harus sok kalem di depan dia?" Batin cewek itu.

Tangannya meraih garpu untuk memakan sebuah spageti di sana, tangan yang lain menyendokan nugget bergantian dengan makanan lain.

Namun semaksimal mungkin agar dia tetap anggun makan di hadapan Gery, takut dia akan menceritakan kepada Rio, bahwa 'mantan pdktnya makan nggak tau malu', itulah isi pikiran Amanda saat ini.

Saat mulutnya penuh, matanya melirik ke arah Hotdog yang benar-benar sangat ia makan saat ini, namun matanya melirik ke arah Gery, yang ternyata masih berfokus kepada ponsel.

"Kesempatan!" Batinnya kuat.

Kedua tangannya meraih hotdog tersebut.
Saat mulutnya terbuka ternyata Hotdog tersebut sangatlah besar di banding ukuran mulutnya.

Haruskah dia membuka mulut sekuat tenaga, tapi malu jika di hadapan orang ini, apalagi ada beberapa cewek yang selalu memperhatikannya.

Amanda menghela nafas, lalu mengembalikan hotdog tersebut ke piringannya, hal itu membuat Gery yang sedari tadi fokus ke ponsel pun kini melirik Amanda dan mangangkag alisnya bingung.

"Kenapa?" Celetuk cowok itu membuat Amanda sedikit terkejut dan langsung menggeleng.

"Oh__nggak___nggak papa kok" balasnya.

Gery tersenyum miring.

"Malu mau buka mulut lebar?" Tanya Gery to the point.
Sebenarnya Gery type cowok yang peka dan sedikit terang-terangan untuk ucapan.
Tapi ya memang begitulah dia.

Amanda menatap Gery, mau menjawab iya pun masih gengsi.

Akhirnya cowok itu memutar kursinya tanpa sepatah katapun.
Beberapa saat Amanda termenung melihat perilaku Gery, kemudian tersenyum.

"Nggak nyangka, orang yang aku kira paling cuek di tongkrongan Rio, ternyata adalah orang yang paling peka dan ngerti" batin Amanda.

Akhirnya, Amanda pun kembali meraih hotdog tersebut, dan berusaha membuka mulut lebar lalj melahapnya.
Merasa satu gigitan pun sudah cukup, dia kembali menaruh hotdog tersebut.

"Udah" ucapnya dengan mulut yang masih penuh dengan hotdog.
Gery pun berbalik dengan wajah datarnya, melirik Amanda sekilas, lalu kembali fokus kepada ponselnya.

"Apa dia udah punya cewek ya? Dari tadi fokus ke hp Mulu perasaan?" Batin Amanda.

Cewek itu dengan segera menggeleng, lalu diam-diam memukul pahanya sendiri.

"Udah, Lo nggak usah ngarep-ngarepin cowok ganteng, apalagi mukanya lebih ganteng dari Rio, mana ada sih, Gery mau Sama Lo Amanda, gini aja baper!!".

Beberapa menit kemudian cewek itu merasa kenyang, lalu melirik Gery dan beberapa makanan yang masih utuh di meja.

"Kamu nggak makan?" Tanya Amanda yang baru sadar sedari tadi, karena memikirkan perut sendiri.

Malam semua, happy reading ya!

Jangan lupa follow dan like.
Selalu tinggalkan jejak di setiap part ya.
Maaf kalo masih banyak typo dan tutur kata yang kurang tepat.

Sim Salabim{ between love and weight 70kg} COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang