BLaW 13

152 21 0
                                    

Bel pulang pun berbunyi, para murid akhirnya berbondong bondong menuju gerbang utama sekolah untuk pulang kerumah.

"Gue sama Zelda duluan ya Nda, kaki Lo nggak papa kan?" Tanya Sandra.

"Oh iya nggak papa kok, kamu sendiri gimana?" Balas Amanda.
Setelah dari UKS dia memasuki kelas dan melihat Sandra yang tengah terduduk lemas di sebelah Zelda, dengar dengar dia sakit perut, jadi tidak salah Amanda menanyakan keadaannya juga.

"Ya Gini deh, makannya gue minta Zelda nyetir mobil gue" balas Sandra.

"Lo nggak gabung sama kita sekalian?" Tawar Zelda, dia merasa kasihan kepada Amanda, sepertinya Kakinya masih sakit, apalagi cewek itu tidak membawa motor, dengar dengar motornya akan di jual oleh ibunya.

"Nggak usah deh, kamu hati hati ya nyetirnya" balas Amanda tak ingin merepotkan.

"Ya udah, Lo juga" balas Zelda, lalu menggandeng lengan Sandra untuk berjalan menuju parkiran.

Sedangkan Amanda pun berjalan keluar gerbang dengan kaki yang terseok sebelah, ia akan menunggu angkutan kali ini.

"Huuh, padahal lumayan buat nabung jadi agak banyakan hari ini, tapi nggak papa deh" keluh Amanda lalu duduk di halte bus, untuk menunggu angkutan.

Jalanan terlihat agak sepi kali ini, dan ya cuacanya sangat dingin karena anginnya benar benar kencang, mendung? Tidak juga.

Lima belas menit Amanda menunggu, tapi lagi lagi angkutan selalu penuh oleh murid sana, jadi tidak cukup untuk Amanda masuk kedalamnya.

Cewek itu menunduk, namun tak lama terdengar deruman sebuah motor di hadapannya.
Seseorang dengan motor besar miliknya dan menggunakan helm fullfice menyapa.

"Hei" ucap cowok itu.

Membuat Amanda menyipitkan Mata.
Seketika jantungnya berhenti beberapa detik, perasaannya benar benar terkejut melihat siapa sosok di hadapannya kini.

"Kak Langit?" Tanya Amanda memastikan.

Cowok jengkung itu mengangguk, kemudian membuka kaca helmnya.
"Astaga, ganteng banget!!" Batin Amanda berteriak.

"Kamu tumben belum balik, motor kamu kemana?" Tanya Langit.

Amanda terdiam, apa yang harus dia jawab, jika dia menjawab bahwa motornya akan di jual, jujur dia sedikit malu.

"Oh, tadi pagi ibu aku Make, jadi aku ngangkot hari ini" balas Amanda tersenyum.

"Mau aku anter?" Tawar cowok itu.

"Hah?" Seketika mulutnya tercengang lebar, bahkan dia tidak sadar.
Keterkejutannya membuat dia seolah olah tidak tau apa yang dia lakukan sekarang.

Dibalik helmnya, Langit tertawa geli melihat reaksi cewek dihadapannya.

"Awas, mulutnya kemasukan lalat" celetuk cowok itu membuat Amanda sadar dengan apa yang dia lakukan.
Cewek itu menunduk malu.

"Ayo gih, lagian kaki kamu juga lagi sakit, kamu harus istirahat"

"Kenapa kak Langit harus perhatian sama aku si?" Batin Amanda lagi masih menunduk.

"Nda" panggil Langit karna melihat cewek itu belum merespon tawarannya.

Bagaimana tidak, kesempatan tidak datang dua kali, lagi pula dihadapannya ini adalah seorang pangeran tampan yang mana mungkin bisa ia tolak tawarannya.

Cewek gemuk itu mengangguk setuju, lalu Langit mengisyaratkan agar cewek itu menaiki motornya.

Saat Amanda akan mengangkat kakinya dia ragu, jok itu terlalu tinggi, sedangkan kakinya tidak mampu menampung tubuhnya yang berat, jika itu di paksakan pasti akan tambah sakit.

Sim Salabim{ between love and weight 70kg} COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang