BLaW 14

131 22 0
                                    

Amanda berjalan menuju pintu dengan perlahan, saat dia membuka pintunya terlihat dua orang Pria berumur 27 tahunan di hadapannya.

"Iya pak, cari siapa?" Tanya Amanda.

"Maaf kak, benar ini rumah ibu Tanti?" Tanya pria itu.

"Iya benar"

Setelah Amanda mengiyakan, terlihat orang itu merogoh tas kecil yang ia bawa, dan akhirnya disitu Amanda paham, siapa dia.

"Maaf, apa ibu Tantinya dirumah?" Tanyanya lagi, sambil mengeluarkan sebuah kertas pink berukuran persegi panjang.

"Lagi pergi kayaknya pak" jawabnya Asal.

"Kakak anaknya?"

Dan Amanda mengangguk sebagai jawaban.

"Maaf kak, saya dari bank harian peminjaman uang, ibu Tanti sudah telat dua bulan tidak Angsuran. Memang di kami tidak ada jaminan seperti tanah, rumah dan lain lain.
Tapi jika Ibu Tanti telat angsuran dia harus kekantor dan menjual motornya, karna saat peminjaman dulu, Bu Tanti menyertakan motor"
Jelas Pria itu.

"Maaf pak, tadi katanya nggak ada jaminan?"

"Benar, memang tidak ada jaminan, tapi Ibu Tanti sendirilah yang memaksa, jika dia nanti tidak bisa Angsuran, dia akan menjual motornya, karna kami tidak bisa menerima sebuah barang di kantor kami, jadi dia memutuskan untuk menjualnya, lalu uangnya..

Belum selesai pria itu menjelaskan, Amanda langsung menghentikan ucapannya karna hatinya merasa sakit disana.

"Iya udah pak, nanti saya kasih tau ibu saya, makasih" balas Amanda cepat.

"Terimakasih juga" ucap pria itu lalu berlalu.

Air mata Amanda terjatuh.
Dia memegangi dadanya.
"Sebenernya uang yang ibu pinjam itu buat apa hikss...ibu itu nggak minjem sama satu bank, tapi lima bank sekaligus, belum dengan orang lain" ucapnya sambil menangis sesegukan.

Bahkan pria tadi bukan satu satunya yang mengunjungi rumahnya, sebelum dia juga beberapa hari lalu ada wanita mengunjungi rumahnya dan membahas hal yang sama.

Setelah kepergian pria itu Amanda memasuki kamarnya untuk beristirahat.

Hari demi hari berlalu, Minggu demi Minggu bahkan terlewati.
Ibunya entah kenapa sering keluar rumah sekarang.
Tapi itu bukan masalah besar juga.

Beberapa hari lalu adalah kenaikan kelas, dimana Langit akan lulus dari sekolah itu, dan dirinya menempati kelas 12 yang artinya dia harus mulai banyak belajar.

Dua hari lagi akan ada acara kelulusan sekolah, guru dan murid kini sedang mempersiapkan pesta perpisahan untuk kelas 12 dengan mewah.
Acaranya akan dilakukan out door.
Bahkan hari ini meja dan kursi sudah tertata rapi di halaman sekolahnya, panggung kecil serta balon dan lampu yang di pasang untuk melakukan pesta malam.
Semua sudah di persiapkan secara matang.

Sore hari akan di rayakan bersama guru, dan malam hari untuk berpesta para murid.

"Huuh capek banget, panas lagi" keluh Amanda setelah meniup beberapa balon besar disana.

"Eh gendut, baru dapet berapa balon Lo? Baru Lima balon aja udah ngeluh, badan Lo itu gede, harusnya Lo punya banyak oksigen" celetuk Adit yang entah dari mana munculnya.
Cowok itu lantas berdiri dihadapan Amanda dan menatap Amanda yang masih terdiam.

Kalian pasti tau, diamnya Amanda itu artinya apa.

Cowok itu mengambil balon yang belum ditiup dihadapan cewek itu.
Adit meraihnya lalu meniup balon tersebut.

Terlihat cowok itu bahkan sampai ngos-ngosan, saat Amanda mendongak, ingin sekali cewek itu tertawa melihat Adit yang bahkan baru setengah balon yang menggelembung.

Sim Salabim{ between love and weight 70kg} COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang