BLaW 50

95 11 2
                                    

Waktu sudah menujukan pukul empat sore.
Gery sudah bersiap-siap dengan kaos hitam serta perpaduan celana jeans hitam sobek di area dengkulnya.

Sekali lagi dia melirik ke arah ponselnya untuk melihat kembali lokasi rumah Amanda yang sudah Rio berikan.
Setelah itu, tangannya kemudian meraih ranjang buah, dan beberapa bolu, lalu bergegas menuju mobilnya.

Gery kali ini menggunakan mobil, karena menurutnya dia membawa sedikit banyak barang, tidak mungkin jika harus menggunakan motor bukan? Pasti dia akan kesulitan.

Hingga akhirnya setelah menempuh beberapa menit perjalanan, dia sampai di lokasi.
Namun Gery kebingungan, dimana dia harus memarkirkan mobilnya?
Melihat bahwa area rumah Amanda tidak ada lahan luas.

Tak hanya itu, mobil Gery pun menjadi pusat perhatian warga disana.
Sampai akhirnya cowok itu menurunkan kaca sesaat setelah dia melihat seorang ibu-ibu yang mungkin tetangga Amanda.

"Permisi" ucap Gery sopan, membuat ibu tersebut yang memang tengah memperhatikan mobilnya pun seketika menoleh dan mendekati Gery.

"Maaf, tempat parkir mobil ada nggak ya Bu?" Tanyanya sambil matanya terus melihat sekeliling.

"Waduh Mas, disini nggak ada lahan luas, tapi kalo emang Masnya mau parkir saya bisa bilangin ke Pak Rt, dia ada garasi mobil" balas ibu tersebut.

Gery sedikit berfikir.
"Tapi, lokasinya jauh nggak ya dari sini?"

"Emang Masnya mau kemana?" Tanya ibu tersebut memastikan.

"Saya mau ke rumah Amanda Bu" jawab Gery.
Seketika raut wajah wanita paruh baya tersebut nampak terkejut, dan matanya melirik ke arah dalam mobil Gery, alhasil ibu tersebut melihat barang bawaan cowok itu, hal itu pun tak luput dari mata Gery.

"Ohh, nggak jauh kok, ini di sebelah rumah ini Mas" balas Ibu tersebut.

"Oke, maaf ya ngerepotin" ucap Gery.

Setelah menunggu beberapa menit pun seorang Pria paruh baya menggunakan kaos dan Sarung akhirnya muncul dan menitah Gery serta mobilnya untuk parkir, tebakan cowok itu, dialah Pak RT.

Merasa mobilnya sudah terparkir, cowok itu akhirnya keluar dengan membawa barang bawaanya yang bisa di bilang dua tangan penuh.

"Mas mau njengukin Amanda ya?" Tanya Pria paruh baya tersebut.

"Iya pak, Pak RT ya?" Tanya Gery.

"Iya saya RT disini, mobilnya disini aja, soalnya nggak ada lahan luas" balas Pak Rt.

"Makasih banyak ya pak, maaf ngerepotin"

"Sssuuuhh nggak usah sungkan-sungkan"

"Saya pergi dulu pak, nitip sebentar ya"

Pak RT pun mengangguk sambil tersenyum disusul Gery, sampai akhirnya cowok tersebut melangkah pergi dari sana yang mungkin sudah menjadi pusat perhatian beberapa warga.

"Siapanya Amanda tuh? Masa iya cewek kaya dia mau dapet mantu kaya raya" celetuk Ibu-ibu yang pertama kali menemui Gery.

"Iya, nggak tau aja Ibunya Amanda kayak apa!" Balas warga yang lain dengan wajah siriknya.

"Ganteng pemudanya, wangi pula, mending sama anak saya" balas ibu yang lain.

"Sudah ibu-ibu, jangan ngegosip, bubar aja, saya mau masuk dulu"

*****

Tok!
Tok!
Tok!

"Permisi" ucap Gery samil melihat sekeliling.
Menatap keadaan rumah Amanda, dia ternyata terlahir dari keluarga yang biasa.
Bahkan rumahnya pun nampak sudah sedikit tua.

Sim Salabim{ between love and weight 70kg} COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang