BLaW 45

145 17 1
                                    

Sandra, Zelda, Langit dan Matteo kini saling berpelukan satu sama lain di taman rumah sakit.
Kedua cewek itu terus mengeluarkan air mata tak kunjung henti, bukan hanya mereka, kedua cowok tersebut pun ikut bersedih atas kejadian yang menimpa teman sekolahnya.

Mereka memang sudah dengar bahwa beberapa bulan lalu Amanda mengalami kecelakaan tunggal di jalan Raya, namun mereka tidak sempat mengunjunginya.

Dan kali ini saat Sandra di beri tahu oleh Zelda bahwa Amanda mengelami kejang siang tadi, membuat Sandra dan Langit seketika sangat khawatir dan memutuskan untuk berkunjung.
Zelda tau karena Adik Amanda, Sakura menghubunginya lewat media sosial, alhasil Zelda dan Matteo langsung menuju rumah sakit.

Tangisan kedua cewek itu semakin mengerang, saat membayangkan wajah Amanda yang semakin pucat, dan tubuh yang semakin kecil, hanya terbaring lemah tak berdaya.

Apalagi sempat mereka menyaksikan Amanda kejang walaupun hanya sebentar, tapi itu sangat membuat hati keduanya teriris.

"Amanda Ngitt, Amanda, haaaaaa!!" Sandra terus memukul dada bidang Langit pelan, karena merasa tidak berguna disaat sahabatnya kini tengah terpuruk di atas ranjang rumah sakit.

#####

Pov menceritakan kejadian.

Kembali ke bab 27 yang sebenarnya terjadi.

Siang itu Amanda akan menyebrang sambil terus memegangi perutnya san menatap ke arah gerobak ketoprak di sebrang.
Namun di balik kelaparannya pikirannya tidak pernah tenang dan masalahnya terus berputar di dalam memori.

Dan akhirnya dia menyebrang jalanan dengan pikirannya yang berkecamuk, tanpa melihat kanan kiri pun tiba tiba kakinya melangkah maju menyebrang jalanan besar tersebut dengan tatapan yang tertumpu kepada penjual ketoprak di sebrang.

Dan sialnya, dari arah samping sebuah truk besar membawa barang berat melintas dengan kecepatan tinggi, menunjukan bahwa truk tersebut seperti tengah mengejar waktu.

Pov supir.

Lengahnya sang supir yang tengah berbincang dengan teman di sebelahnya pun tidak melihat bahwa sosok gadis tengah menyebrang di depannya.

Tanpa di rem sedikitpun, truk itu langsung menabrak tubuh Amanda yang tengah berjuang untuk membeli makanan, membuat sang supir truk tiba-tiba oleng karena menabrak sesuatu yang tidak dia lihat, teman satu truknya  pun tidak melihat, sehingga truk tersebut dengan kencang menginjak rem dan alhasil mereka pun menabrak pohon besar yang berada di tengah jalan hingga kepala truk hampir terbagi menjadi dua, barang yang truk tersebut bawa pun sudah beberapa ada yang terjatuh disana.

Pov and

Amanda yang tengah menyebrang pun dari samping truk besar menabraknya tanpa ampun hingga menyebabkan bunyi benturan keras.
Semua pembeli ketoprak dan orang orang disana berteriak histeris menyaksikam kecelakaan hebat tersebut.

Bagaimana tidak, seorang gadis dengan tubuh tak berdaya tertabrak truk hingga terpental jauh dari posisi dia menyebrang, hingga pusat akhir kepalanya terbentur trotoar yang sedikit runcing di tempat, tidak hanya itu, tempat dimana Amanda tergeletak lemas tak berdaya pun tidak jauh dari truk yang menabrak pohon tersebut hingga dia juga kejatuhan beberapa barang dari dalam truk.

Amanda masih bisa membuka matanya disaat kepalanya sudah banyak sekali mengeluarkan darah kental, bibirnya sobek, wajahnya pun terlihat banyak goresan, hidungnya berdarah bahkan kaki tangan dan anggota tubuh lainnya juga ikut mengeluarkan banyak darah.

Otaknya berputar mengingat masalah hidupnya, dia menangis terisak ditempat, nafasnya pun hampir hilang.
Semua orang di tempat sudah merasa panik dengan kejadian tersebut, apalagi supir truk dan temannya pun terlihat parah juga.

"Nenggg bertahan nengg!!"

"YANG TELFON AMBULAM GIMANA INI?!! KOK LAMA SEKALI!"

"sabarr pak, mereka lagi dalam perjalanan"

"Astagfirullahhhh!!!"

"Dia masih kecill, ya allahhhh!!"

Oceham beberapa masyarakat yang tengah mengerumuni Amanda.

Dan saat detik-detik Amanda hampir menutup mata, terlihat bahwa Gery tengah berada di atas motor sambil menatap dirinya terkejut.

"Ge_geryy, tolong"

Dep!

Semuanya tiba tiba petang, Amanda menutup matanya.

Pov Gery

"Iya bun, sabar" ucap Gery di balik telfonnya.
Kedua orang tua Gery kini berada di bandara untuk menuju tempat Jhonson, tepatnya di swedia.
(Part 34)

Tiket pesawat Gisella tertinggal dan pesawat mereka setengah jam lagi akan diberangkatkan.
Alhasil Gery lah yang kini tengah gugup karena orang tuanya yang terus-terusan menelfon tidak sabar.

Setelah paspor Gisella di temukan, Gery dengan cepat menaiki motor besarnya dan melaju dengan kecepatan tinggi.
Ponsel yang ada di dalam kantong jaketnya pun terus-terusan berbunyi tanpa henti, dan Gery sudah menebak dia adalah Gisella yang terus-terusan takut Gery akan telat.

Hingga beberapa kilometer kedepan dia dari jauh menangkap kerumunan warga dia tengah jalan.
Motornya pun ia pelankan dan terus mendekat.

Hingga merasa sudah jelas Gery pun membulatkan matanya sempurna ketika melihat sebuah truk besar pembawa barang kini bagian depan sudah hancur berantakan, warga disana pun terlihat tengah mengeluarkan sang supir di dalam truk tersebut.

Gery yang masih sedikit jauh pun kini mendekat dan melihat korban lain yang sepertinya lebih parah, karena darahnya banyak sekali berceceran dijalanan.

Kedua bola mata Gery memusatkan pada sosok yang tengah terkapar lemas tak berdaya di dalam kerumunan, Gery tau di seorang gadis karena pakainnya, hingga salah satu warga yang tengah berjongkok pun bangkit dan pergi dari sana, membuat Gery lebih jelas menatap sosok tersebut.

Dan alangkah terkejutnya ketika dia menemukan seorang cewek yang beberapa hari lalu di kenalkan oleh temannya sudah tidak karuan disana.

Wajah yang rusak bahkan rambut yang sudah basah karena darah dan baju kaki serta tangan yang sepertinya patah.

Gery membulatkan mulutnya, seketika dia menatap mulut cewek itu yang tengah berbicara, entah kepada siapa tapi Gery merasa itu tertuju padanya, karena dia mengucap namanya disana.

"Ge_Gery, tolongg" seketika Gery menyetandarkan motornya dan ingin menolong cewek tersebut, namun hal itu ia urungkan karena tiba-tiba ponselnya berbunyi.

"CKKK AHHHH!!! SORRY GUA NGGAK BISA NOLONG SEKARANG" sarkas Gery kepada dirinya sendiri, dia merasa sangat bersalah kepada Amanda karena dia tidak bisa membantunya dan hanya menyaksikan saja.

Jika dia tidak di kejar-kejar oleh orang tuanya, Gery bisa membantunya, namun karena merasa bimbang akhirnya Gery memilih melajukan motornya pergi dengan perasaan gelisah dan tidak nyaman.

Di tengah perjalanan Gery pun menelfon Rio.

Pov and.

Malam kawan.

Hallo author baru update nihh!
Maaf ya kalo kalian harus nunggu lama sekali.
Karena part ini emang sulit buat di tuliskan.

Authot tidak up banyak, segini dulu ya.
Authot usahain part selanjutnya bakal up cepet.

Happy reading and jgn lupa vote, komen, follow.

Terimakasih banyak:v


Sim Salabim{ between love and weight 70kg} COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang