BLaW10

154 21 0
                                    

Mohon pengertian untuk semua pembaca agar meninggalkan jejak disetiap part.
Maaf kalo banyak typo melanda:v
Salam dari Author.

___________________________________________________














Lantas Zelda pergi dari lapangan tersebut dengan langkah yang begitu cepat.
Senyuman yang tadinya terukir di wajah Amanda kini kian memudar, dan menatap kepergian Zelda dengan nanar.
Hatinya sangatlah merasa tidak enak dengan temannya itu, tapi Matt?

"Zelda pasti marah, gara-gara Kak Matt ngajak ngobrol terus" batin Amanda.

"Nda, si Zelda kenapa ya?" Tanya Matteo dengan wajah polosnya itu.
Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, apakah dia punya salah?

"Aaa..nggak tau aku Kak, aku duluan ya" ucap Amanda, dan di angguki oleh Matteo.
Cewek itu langsung berjalan secepat mungkin dari hadapan Matteo, para murid yang berlalu lalang pun selalu melihatnya sinis.

Setelah sampai di dalam kelas dia duduk dihadapan Zelda yang tengah sendiri, Untungnya Sandra belum ada disana.

"Zel, kamu marah ya sama aku?" Tanya Amanda berhati-hati.

Zelda langsung menatap Amanda tanpa ekspresi.
"Sejak Matteo nitipin kado ke Lo, dia kok jadi care sama Lo si?" Tanya Zelda to the point.

Amanda geleng geleng cepat.
"Eh bukan gitu, si kak Matt itu ngerasa utang Budi sama aku, jadi dia gitu"

Balas Amanda cepat, kemudian otaknya langsung berfikir kejadian kemaren di Mall, kalau Zelda tau, pasti dia akan lebih marah kepadanya.

Amanda menggigit bibir bawahnya.
"Kenapa muka Lo?" Serka Zelda menatap raut wajah Amanda yang aneh.

"H_hah? Mu_mukaKu? Mukaku kenapa?" Balas Amanda semakin ketakutan.
Pasalnya dia baru saja berteman dengan Zelda itu belum lama, dia tidak ingin kehilangan teman di dalam lingkup sekolahan.

"Kok Lo kaya ket__

"Aaa aku, aku pengin pipis, aku ke WC dulu ya" serbu Amanda dan meletakan tasnya di kursi miliknya, kemudian melangkah pergi dengan gugup.

Di tengah perjalanan dia merasa lega, dia berusaha tenang, agar nanti kembali kekelas tidak dengan ekspresi gugup.

Amanda memasuki toilet wanita, kemudian membasuh wajahnya dengan air.

"Cewek kaya aku, nggak pantes di jadiin alesan buat hubungan orang berantakan" ucapnya pelan kemudian tersenyum kecut.

Beberapa saat 3 siswi masuk kedalam toilet, kemudian berdiri di belakang Amanda yang tengah mengelap wajahnya dengan tissue.

"Udah belom ya?" Tanya salah satu siswi dengan lipstik pink merona di bibirnya.

Amanda menoleh
"Em, masih ada tempat kok kak" balasnya sopan.

"Maaf ya, kayaknya badan Lo bikin sempit disana, kita jadi nggak bisa ngaca barengan" balasnya tanpa pikir.

Amanda tertegun, tersenyum, kemudian mengangguk.
"Gitu ya, sorry ya, aku bikin tempat jadi sempit" balasnya, wajahnya tersirat kesakitan, dia membuang tissue, lalu melangkah pergi.

Ketiga cewek itu menatap datar Amanda yang mulai menghilang.

"Put, bukannya dia cewek yang tadi di lapangan sama si Matteo ya?" Tanya salah satu teman si cewek berlipstik itu.

"Iya, caper banget nggak si, kaya cewek nggak tau diri banget!" Balas Putri, cewek berlipstik itu.

Setelah dari kamar mandi, Amanda bergegas menuju kelas, mengingat bel masuk sebentar lagi ternyata berbunyi.

Sim Salabim{ between love and weight 70kg} COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang