Sim Salabim{ between love and weight 70kg} COMPLETED

BLaW 33

Motor Scoopy milik Gery kini terparkir di halaman kost milik Amanda, cewek itu pun turun dari sana dengan perasaan yang masih merasa sangat tidak enak dengan Gery.

Dia melirik wajah cowok itu yang sangat masam.
Kemudian cewek itu mengernyit malu.

"Ger, soal tadi aku bener-bener minta maaf, aku nggak bermaksud kaya gitu beneran" ucap Amanda di sela-sela kebungkaman.

Cowok itu kemudian menatap Amanda dengan isi pikirannya sendiri.

"Iya, gue balik dulu" balas Gery lalu memutar balikkan motor tersebut.

Kemudian Amanda menghalangi jalan Gery dengan tubuhnya secara tiba-tiba.

"Maaf ya, dan makasih" balas Amanda.

Gery hanya mengangguk sebagai jawaban, lantas cewek itu menjauhkan tubuhnya untuk membiarkan kendaraan cowok itu lewat.

Dia hanya menatap nanar kepergian Gery, lalu menghembuskan nafas pelan.

"Malu banget aku" desisnya, lalu beranjak memasuki kostnya untuk membersihkan diri.

*****

Amanda terus saja melamun memikirkan kejadian semalam, ada senangnya,ada sedihnya.

Senangnya adalah, mengingat bahwa di bisa menjauhkan jarak dengan pria tampan  bertubuh atletis itu, di peluk, ditenangkan, sering di antar pulang , bahkan pelukan cowok itu masih dapat Amanda rasakan Sampai sekarang.

Sedihnya, karena takut Gery berfikir aneh tentangnya, takut Gery akan menjauh.

"Udah, setelah ini, Lo nggak boleh deket-deket Gery, Lo jauhin aja dia" ucap Amanda kepada diri sendiri.

"Kenapa Lo?" Senggol Oliv secara tiba-tiba membuat cewek itu sedikit terkejut, lalu mendongak menatap Oliv.

"Nggak papa kak" balasnya.

_____

Gery kali ini dengan malas harus berangkat bekerja, karena kini dia harus mulai belajar untuk menguasai tempat yang kedua orang tuanya wariskan kepadanya.

Yap!
Sebuah gedung karaoke yang sudah banyak pelanggan dan terkenal di penjuru kota Jakarta.
Tak Heran jika Gery harus kecapean, karena tempat tersebut sangatlah besar, bahkan terdapat Caffe disana.

Dia harus mengurus proposal, dan mulai memegang semua keuangan, pengeluaran bahkan pemasukan.

Sebenarnya cowok itu enggan untuk mengambil Alih perusahaan tersebut, namun pilihan yang lain semakin berat, karena yang tersisa adalah perkantoran dan pertanian.

"Shit, otak gue meledak" desisnya sambil memijat area kepalanya.

Melihat angka dan Alfabet saja sudah membuatnya sangat pening, apalagi jika ada kesalahan besar tentang buku penutupan bulanan dan tahunan.

Angka tersebut harus valid satu sama lain untuk di setor ke Ayahnya, sesekali Gery juga di marahi karena ada sedikit tidak kecocokan angka.

Jemari lentiknya semakin cepat menulis di atas kertas kosong tersebut, hingga memakn waktu beberapa jam.
Sampai ketika dia selesai, pikiranya memikirkan hal lain.
Apa itu?

Cowok itu kemudian menjauhkan tumpukan buku tersebut dari pandanganya, lalu beranjak dari ruangan kantornya menuju ruangan pribadinya.

Ingin sekali dia hanya menjadi pelayan seperti beberapa bulan lalu, hanya mengantarkan minuman dan makanan, serta membersihkan bekas ruangan yang telah terpakai.

Tapi, lagi-lagi Ayahnya mengoceh, dan mengharuskan dirinya pindah posisi sedikit, Demi sedikit.
Tak luput pula, sesekali dia harus tau cara memasak koki handal disana.