Beberapa hari telah berlalu, namun setiap pagi, Eve selalu merasakan mual yang sangat hebat. Seperti di pagi ini, ia sampai menyuruh Lili untuk membawakannya guci khusus untuk menampung muntahannya.
"Hmm...huegh...hueghh...huegh.."
Eve tersadar, sebenarnya ia tidak benar-benar muntah. Muntahnya hanya muntah kosong.
Ia benar-benar kelelahan dan tidak nafsu makan. Tubuhnya menjadi sedikit kurus.Eve berpikir, apakah dia sedang hamil. Eve sangat ketakutan memikirkan itu. Ia tidak memberitahu Jenderal Hubei tentang masalah ini.
"Hmm...huegh..huegh.."
Eve muntah lagi hingga membangunkan Miri."Ayah... Ayahh masih sakit?? Hiks..hiksh.. Apakah manisan buah persik Miri beracun?" Kata Miri sambil ingin menangis.
"Ti.. tidak Miri. Manisan persik nya sangat enak. Ayah menyukainya." Kata Eve dengan lemah. Ia tetap mencoba tersenyum untuk menenangkan anaknya.
Eve dan Miri bersiap seperti biasanya. Namun di hari ini Miri sengaja ingin menemui Jenderal Hubei untuk menceritakan apa yang terjadi dengan ayahnya.
"Miri.. mari belajar membaca, katanya hari ini mau belajar." Kata Eve dengan wajahnya yang cantik teduh dan lembut.
"Ah.. Ayah.. bolehkah Miri belajar bersama paman?" Miri sedikit berbisik pada ayahnya.
"Eh..humm." Eve sedikit terkejut, hubungan Miri dan Jenderal Hubei semakin dekat rupanya.
"Ayah... Kumohon.. disana ada perpustakaan yang menyimpan banyak buku. Miri sangat menyukainya." Miri merengek.
"Baiklah Sal Miri ku yang cantik" Kata Eve memuji anaknya.
"He..he..he terimakasih ayah!" Kata Miri berlalu pergi.
🌾🌾
"Pamaan..." Miri memanggil Jenderal Hubei dengan nada nyaring dan riang.
Tapi di ruangan Jenderal Hubei ternyata terdapat banyak orang. Sepertinya mereka sedang melakukan rapat dan ada beberapa pengawal disana. Jenderal Hubei tampak lelah. Mukanya sangat kusut.
Miri masuk dengan diam-diam hingga salah satu orang menyadarinya.
"Hei.. anak siapa itu! Kenapa ia masuk kesini?" Ucap salah satu.
Jenderal Hubei pun tersadar dan memanggil Miri.
"Miri.. Kenapa kau kemari?" Kata Jenderal Hubei.
"Miri ingin belajar membaca bersama paman!" Kata Miri dengan nyaring mendekati Jenderal Hubei.
"Anak itu sangat lucu." Ucap salah seorang tamu di situ. Ia adalah Menteri keuangan jaman Raja Wang Li namanya adalah Zhang.
Dengan sigap Jenderal Hubei memangku Miri sehingga Miri dapat melihat seluruh hadirin disana.
"Ia persis seperti anak ku laki-laki yang bernama Changyi. Umurnya mungkin sepantaran." Kata Menteri Zhang.
"Miri.. tunggu sebentar ya. Ini hampir selesai." Kata Jenderal Hubei.
"Baik.. paman!" Kata Miri senang.
🌾🌾
"Miri... Rapatnya sudah selesai. Ayo bangun." Kata Jenderal Hubei kepada Miri yang tertidur pulas di pangkuannya.
Miri mengucek matanya dengan berbinar.
"Ayo paman, kita belajar di perpustakaan." Kata Miri.
"Baiklah.." Kata Jenderal Hubei.
Setelah mereka tiba disana, dan mulai belajar membaca, Miri berbisik kepada Jenderal Hubei tentang kondisi ayahnya.
"Ssst.. Paman, ayah akhir-akhir ini sering muntah-muntah di pagi hari. Ia juga tidak nafsu makan. Apakah ia sedang sakit perut?"
"I..itu bermula ketika ayah memakan manisan yang Miri buat.. Apakah manisan yang dibuat Miri beracun? hiksh..hiks..Lili ingin memanggil tabib, tapi ayah terus menolaknya...hiks."
Miri mulai menangis, karena ia merasa mencelakai ayah nya.
"Ssst... Tenang Miri, nanti paman yang lihat." Kata Jenderal Hubei.
Jenderal Hubei diam-diam sangat senang, ia menduga bahwa Eve sedang hamil. Namun ia harus memastikannya kepada tabib terlebih dulu.
Setelah Miri selesai belajar membaca, Miri dan Jenderal Hubei segera pergi ke kamar Eve dengan memanggil tabib untuk mengecek keadaannya.
Jenderal Hubei yang semula kusut, lelah, serta mengantuk menjadi segar kembali.
🌾🌾
"Ada apa ini.. Ke..kenapa ada tabib juga." Kata Eve dengan cemas.
"Tabib ini akan memeriksa kondisi mu Eve." Kata Jenderal Hubei.
Eve sedikit bergidik ketakutan. Sudah lama Jenderal Hubei tidak mengunjunginya. Terahkir kali nya ketika membuat sup ayam itu. Jenderal Hubei tidak sempat untuk mengunjungi Eve, karena tugasnya sangat banyak, terlebih lagi gencatan dari fraksi Raja Wang Ai II tidak main-main.
Tabib itu kemudian menyuruh Eve berbaring dengan nyaman. Kemudian dengan teliti menyentuh perut dan terahkir denyut nadi di tangan Eve. Ia meraba-raba dan merasakan denyut nadi Eve.
Tabib itu nampak kaget.
"T..tuan apakah benar anda laki-laki?" Kata tabib itu.
Eve merasa tersinggung dengan pertanyaan tersebut, namun di jawab ketus oleh Jenderal Hubei.
"Ya.. dia laki-laki normal, ada apa dengannya huh?"
"Sa..saya merasakan ada 2 denyut nadi yang berbeda. Yang pertama adalah denyut nadi Tuan Eve dan yang kedua..(tabib tersebut menghela napas agak panjang kemudian melanjutkan perkataannya). Yang kedua adalah anak dari Tuan Eve." Kata Tabib itu.
"Tuan Eve positif mengandung. Perutnya juga sudah mulai mengeras. Tandanya kandungannya mungkin sudah berumur 1 bulan lebih." Kata Tabib menjelaskan.
Semua orang disitu sangat kaget. Terutama Eve.
" Ibunda Agung, akhirnya aku hamil." Gumam Eve didalam hati. Ia merasa sangat bersalah dan agak sedikit sedih sambil mengelus perutnya yang rata.
"Se..selamat atas kehamilannya Tuan Eve." Kata tabib itu ketakutan. Ini pertama kalinya ia melihat kasus laki-laki yang dapat mengandung seorang anak.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The King Of Albus Luna
FantasyEve adalah Raja dari Kerajaan Albus Luna yang menikah secara paksa dengan Jenderal Kerajaan Barat, Karena Raja Kerajaan Barat ingin menguasai dan memiliki keabadian dari jantung Anak yang dilahirkan Eve. MPREG!! BXB!! 🚫Dilarang Plagiasi ORIGINAL K...