BAB 36 : ENAU DAN MIRIAN

4.1K 433 6
                                    

KREKK..KREKK..

Dari tubuh pelayan itu kemudian tumbuh sebuah pohon besar. Sama sekali tidak menyisakan tubuh dari pelayan. Darahnya berubah menjadi air.

"Ka..kau membunuhnya,, rakyat Albus Luna tidak pernah seperti itu!" Kata Eve marah.

"Adikku.. aku tidak membunuhnya. Aku hanya mengarahkan pikirannya saja. Dialah yang membunuh dirinya sendiri."

Mata tajam Enau beradu dengan mata sayu Eve.

"Sal Eve... Aku tahu.. Kau pasti syok akan hal ini. Aku tahu ini tidak sesuai yang diajarkan ayah bunda untuk mendidikmu sebagai raja. Tapi Eve, kau disini bahkan terlalu polos dan tidak tahu apa-apa." Kata Enau.

Enau membungkuk memberi hormat.

"Yang Mulia Sal Eve.. Anda sebenarnya memiliki kekuatan yang tak terkalahkan. Anda lahir berkat bintang Yvaine." Kata Lima.

Enau memberikan beberapa kelopak bunga psyche kepada Eve.

"Makanlah Sal Eve. Akan ku tunjukkan kekuatan Bintang Yvaine Ibunda La Luna sebenarnya." Kata Enau dengan mata tajamnya.

Eve dengan ragu memakan bunga psyche. Tiba-tiba rambutnya yang semula hitam kembali menjadi putih keperakan. Matanya kembali bersinar. Ia seperti malaikat.

"A..aku kembali." Kata Eve sambil melihat tubuhnya dan rambut putihnya.

"Sal Eve.. Taruh tanganmu diatas tanganku." Kata Enau.

Tiba-tiba tubuh Eve terangkat dan terbang.

"Ucapkan bersama-sama Sal Eve.." Kata Enau.

"Yvaine La Luna. Ibunda Agung bantu kami.."

Tiba-tiba langit yang semula cerah menjadi mendung, tampak angin kencang yang datang menghamburkan meja pada altar penobatan Vinyina, atap, kedai para pedagang jalanan dan segala yang ada di kota itu. Angin itu berubah menjadi sebuah pusaran angin...

Pusaran angin itu semakin lama semakin membesar.

"Sal Eve kau bisa mendengarku?" Kata Enau.

Eve mengangguk menutup matanya.

BANG!!! DRRRRTT!!

Seluruh tanah di kota Kerajaan Barat bergetar, semua yang ada di halaman menyaksikan penobatan Vinyina maupun para rakyat di kota itu berlarian menyelamatkan diri.

Jenderal Hubei yang merasakan angin kencang yang merusak semuanya dan tanah yang terus bergetar menjadi oleng. Ia mencoba berjalan mencari Eve namun para tamu yang berdesak-desakan disana membuatnya tidak bisa bergerak.

Semua tamu berlarian berhamburan keluar.

Cuaca menjadi tidak kondusif karena mendung itu menjadi sebuah hujan lebat yang mengguyur kota itu.

Eve dan Enau memasang barrier disekitar mereka agar mereka tidak terlihat. Mereka seakan menyatu dengan alam.

Raja Wang Ai II memanggil burung terbangnya untuk menyelamatkannya tanpa menunggu Vinyina.

[BL] The King Of Albus LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang