BAB 19 : DEKAPAN JENDERAL HUBEI

6.9K 581 0
                                    

" Hmm.. akar masalahnya berada pada Vinyina" Gumam Jenderal Hubei, sambil meninggalkan Eve yang tengah tertidur pulas menuju ke meja depan kamar.

"Shi, Shu apa kalian disana?" Kata Jenderal Hubei kepada 2 mata-mata kembar nya.

"Jenderal, kami ada disini." Kata mereka berdua.

"Selidiki Vinyina, calon permaisuri Wang Ai, sampai ke akar-akarnya."
Kata Jenderal Hubei ketus.

"Jenderal! Misi ini sedikit berbahaya. Jika anda sampai ketahuan anda akan-" Kata mereka.

"Aku tidak peduli. Intinya, bawakan aku informasi nya, oh ya..dan juga informasi tentang Kerajaan Albus Luna." Kata Jenderal Hubei.

"Baik Jenderal." Mereka berdua melesat pergi melalui jendela.

🌾🌾

Jenderal Hubei sangat lelah. Ia tidak tidur semalaman karena menyusun rencana untuk memperkuat posisinya. Ia terdesak karena kubu Wang Ai II sangat kuat dan ingin menjatuhkannya. Jenderal Hubei bersama kubu kakek nya Wang Ai I dan beberapa tetua dari mantan kubu Raja Wang Li yang sudah hancur merasa sangat kewalahan, karena mereka para menteri jujur disingkirkan oleh Raja Wang Ai II, diganti dengan para teman Raja Wang Ai II, beberapa kasim yang terkena kasus dari masa Raja Wang Li dan para tahanan yang melakukan korupsi.

"Hufthh... Aku akan tidur disini sebentar." Kata Jenderal Hubei sambil merebahkan badan nya di samping Eve.

"Tidakk...tidak...aku tidakk mau" Eve mengigau.

Eve sepertinya bermimpi buruk,
ia terlihat sangat ketakutan dan berkeringat. Jenderal Hubei dengan sigap mendekapnya dan membelai rambut Eve.

"Sst...Eve...Eve tenanglah..." Bisik Jenderal Hubei sambil mencium ubun-ubun Eve.

"Kenapa Eve memiliki bau yang memikat? Ah...Sadarlah Hubei!" Gumam Jenderal Hubei.

Hingga akhirnya Eve pun menjadi lebih tenang,

Jenderal Hubei mendekap Eve (Ilustrasi by Pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jenderal Hubei mendekap Eve (Ilustrasi by Pinterest).

Mereka berdua tertidur pulas. Eve tiba-tiba merasa tenang dan tidak ketakutan lagi karena ia merasakan kehangatan dari pelukan Jenderal Hubei.

Wajah Eve menjadi teduh kembali.

🌾🌾

Akhirnya menjelang malam Eve mulai tersadar.

" Uhh.." Eve memegangi kepalanya yang sangat sakit, sambil mengerjapkan matanya.
Ia terkejut, karena Jenderal Hubei tertidur dengan damai sambil memeluk dirinya. Eve akui, wajah Jenderal Hubei sangat tampan. Garis rahangnya tegas, alisnya yang sedikit tebal memperlihatkan betapa kejam nya ia. Dada nya yang bidang, dan kekar menelan sebagian tubuh Eve dalam dekapannya.

Perlahan-lahan Eve melepaskan pelukan Jenderal Hubei dengan tangan yang masih gemetaran. Ia sedikit menggeser tubuhnya, memberikan jarak, agar tidak terlalu dekat dengan Jenderal Hubei.

Kreekk..sringg..kreek

Suara rantai di kaki Eve yang terkena ujung tempat tidur. Eve ingat, kenapa ia bisa dirantai dan semua penjelasan dari Jenderal Hubei.

Perlahan-lahan Eve turun dari tempat tidur, namun ia terjatuh karena rantai di kakinya ternyata lumayan berat.

Ia segera bangkit dan berjalan agak terseret agar tidak menimbulkan suara.

Eve membuka pintu, dan tidak sengaja berpapasan dengan Pelayan Han di depannya.

"Ah.. kebetulan, Pelayan Han dimana Miri?" Kata Eve cemas.

"Miri bersama Lili di kamarnya tuan" Kata Pelayan Han.

"Tolong... Bisakah kau bawakan Miri ke sini?" Kata Eve memohon.

"Baiklah Tuan Eve, mohon tunggu sebentar." Kata Pelayan Han merasa iba.

🌾🌾

"Ayahhh... Hiks..hiks" Kata Miri sambil memeluk kaki ayahnya. Ia memang tidak dapat dipisahkan dari ayah nya.

"Tuan Eve saya kembali terlebih dulu." Kata Pelayan Han membungkuk berpamitan. Ia tidak tahu bahwa Jenderal Hubei sedang tidur didalam kamar tengah.

"Ayah... Kaki ayah kenapa di rantai?" Tanya Miri polos.

"Ah..ini tidak apa-apa Sal Miri, mari masuk." Kata Eve.

Ternyata Jenderal Hubei telah bangun dari tidurnya.

Eve sangat ketakutan, badan nya gemetaran.

"Ssst... Tenanglah Eve" Kata Jenderal Hubei. Ia mencoba tidak menyentuh nya lagi, agar tidak menimbulkan trauma yang semakin dalam.

"Paman... Miri belum makan malam, apakah Miri boleh memakan sesuatu?" Kata Miri merengek.

"Miri... Kau tidak boleh tidak sopan seperti itu sayang. " Kata Eve menasihati anaknya, yang terlihat tampak lucu di depan Jenderal Hubei.

"Hmm... Untuk Miri apa sih yang tidak boleh? Bahkan jika Miri meminta kepala orang diatas nampan, paman akan memberikannya ha..ha..ha." Kata Jenderal Hubei. Ia berpikir candaan nya itu lucu.

Eve seketika menutup kedua kuping Miri dengan 2 tangannya, namun Miri tetap masih mendengarnya.

"Eh...kepala orang?" Miri kebingungan mencerna kata-kata dari Jenderal Hubei.

"Eh umm... Mungkin Miri salah dengar, yang dimaksud paman itu tanghulu sayang." Kata Eve mencari alasan sambil mengelus lembut rambut anaknya.

Jenderal Hubei tertawa kecil.

Namun itu membuat Eve bergidik ngeri. Ia tidak berani menatap mata Jenderal Hubei terlalu lama.

"Yah... Baiklah sekarang Miri ingin makan apa?" Kata Jenderal Hubei berjongkok menyamai tinggi badan Miri.

" Miri ingin sup ayam paman!" Kata Miri bersemangat.

"Humm...sup ayam ya, tapi jika sudah malam koki disini sudah tidak membuat sup ayam lagi, mereka juga sudah pulang karena tugas mereka telah selesai di sore hari." Kata Jenderal Hubei sambil menggosok dagu nya.

" Sal Miri ku... Makan seadanya saja ya, besok pagi kita akan makan sup nya." Kata Eve dengan wajah cantik yang teduh dan matanya yang sayu.

"Tapi Miri mau nya sekarang... Hummmph" Miri mulai terlihat kesal. Ia menggembungkan pipi nya yang kemerahan.

"Tidak masalah Eve, aku bisa memasaknya sendiri." Kata Jenderal Hubei.

"Wah... Paman bisa memasak huaaa." Miri sangat senang.

"Ah... Maaf tidak usah. Itu akan merepotkan anda." Kata Eve sambil membungkuk meminta maaf.

"Tidak apa-apa Eve, lagi pula selama 8 tahun, aku selalu berburu dan memasak sendiri. Ketika aku lapar, aku juga akan membuat makanan sendiri. Karena itu, tidak ada koki yang bersiap 24 jam disini." Kata Jenderal Hubei.

"Baiklah jika begitu. Bagaimana jika sa..saya bantu Tuan Besar?" Eve sambil melangkahkan kaki nya. Namun ia lupa bahwa masih ada rantai yang mengikat di kakinya.

Krekk...sringg...kreek.

"Eve... Kau tidak usah banyak bergerak sampai emosi dan pikiran mu stabil. Aku tidak apa-apa memasak sendirian." Kata Jenderal Hubei.

"Miri...Miri mau bantu paman." Kata Miri sambil menarik-narik celana Jenderal Hubei.

"Baiklahh Miri!" Kata Jenderal Hubei singkat kemudian menggenggam tangan Miri dan berjalan keluar menuju dapur.


***


[BL] The King Of Albus LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang