BAB 13 : MIRI DAN BUNGA TERATAI

5.8K 642 7
                                    

"Mirii...Vinyina..jangan pergi..." Kata Eve sambil mengigau.

"Hmm... Eve kau sudah bangun?" Jenderal Hubei yang tengah membuat laporan keuangan di meja sudut kamar menghampiri Eve.

"Vinyina...kenapa kau tega berbuat seperti ini...Albus Luna adalah bagian kerajaanmu, aku mencintai mu Vinyina. Kita akan hidup bersama ya, bersama Miri juga..hiks..hiks." Kata Eve sambil menangis dalam tidurnya.

" Kau sedang mengigau rupanya, Eve." Kata Jenderal Hubei sambil membelai lembut rambutnya.

Sebenarnya Jenderal Hubei agak kesal, karena Eve memanggil dan mengatakan bahwa ia masih mencintai Vinyina.

"Aakhh.. tidak jangaanh" Eve tiba-tiba membuka matanya, ia tampak sangat letih dan lemah.

 tidak jangaanh" Eve tiba-tiba membuka matanya, ia tampak sangat letih dan lemah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eve terbangun dari tidurnya. Ilustrasi by Pinterest.

"A..aku di mana ini." Kata Eve sambil melihat sekeliling dan matanya tiba-tiba tertuju kepada Jenderal Hubei.

"Ahh...tuan..t..uan besar." Kata Eve takut, tubuhnya ia paksa bangun, dan bergeser sedikit dari kasurnya.

"Eve, tidak usah bangun. Tidurlah lagi. Kau masih lemas." Kata Jenderal Hubei penuh perhatian.

"Ahh..Miri, dimana Miri." Kata Eve dengan panik.

"Sst..sst..sudahlah Eve, sekarang kau harus beristirahat terlebih dulu. Aku yang akan mencari Miri." Ucap Jenderal Hubei sambil membelai dan mengecup kening Eve.

"A..apa..ya..yang Tuan Besar lakukan?" Kata Eve bergidik ngeri, berusaha menjauh, namun mukanya memerah.

"Ahh..maaf aku tidak sengaja melakukannya." Kata Jenderal Hubei sambil tetap bersikap tegas.

"Sial! Kenapa aku ingin sekali mencium Eve lagi." Batin Jenderal Hubei berlalu pergi.

🌾🌾

"Bunga teratai? Kau tahu dimana ayah tidak?" Kata Miri berbicara dengan bunga teratai di tepi atas kolam.

"Astaga Nona Miri..Apa yang anda lakukan?" Kata Lili cemas.

"Sst..diam Lili, lihat aku sedang berbicara dengan mereka." Kata Miri sambil fokus mendengar suara dari bunga teratai.

"Apa benar bunga teratai bisa berbicara Nona? Aku tidak mendengar apapun." Kata Lili polos menarik batang bunga teratai sambil mendekatkan kupingnya ke bunga teratai itu.

"Hissh...Lili jangan lakukan itu! Mereka tidak suka di sentuh sembarangan!" Kata Miri.

"Ahh..jadi bergitu..baiklahh.. Terimakasihh teman-teman." Kata Miri sambil beranjak dari tepi kolam.

"Eh..Nona Miri tunggu." Kata Lili.

"Aku sudah tahu keberadaan ayah! Ia sedang berada di kamar tengah!" Kata Miri sambil berlari.

🌾🌾

Jenderal Hubei keluar dari kamar tengah bermaksud mencari Miri, namun dari kejauhan ia telah melihat Miri.

"Miri... Apa itu kau?" Kata Jenderal Hubei menghampiri anak itu.

"Halo paman." Kata Miri sambil melenggang pergi seakan tidak peduli dengan keberadaan Jenderal Hubei.

"Hei..Mau kemana?" Kata Jenderal Hubei.

"Humm...Miri mau bertemu ayah." Jawab Miri enteng.

"Apa kamu tahu dimana ayahmu?" Jenderal Hubei bertanya penasaran.

"Humm... Ya tahu, ayah berada di kamar tengah bukan? Tadi Miri bertanya dengan bunga teratai." Jawab Miri sambil melangkah masuk ke pintu kamar tengah.

"Bunga teratai?" Gumam Jenderal Hubei kebingungan.

"Hah...hah...hah..huftt..Nona Miriii..anda berlari sangat cepat." Kata Lili menyusul Miri. Ia terlihat ngos-ngosan.

"Hei kau... Mau kemana huh?" Kata Jenderal Hubei kepada Lili.

"Aku menyusul Nona Miri Tuan Besar. Ada yang bisa saya bantu?" Kata Lili polos.

"Oh...Siapa yang suruh kamu untuk kesini huh? Cepat kembali!" Kata Jenderal Hubei ketus.

"Ah...Tuan Besar maaf." Kata Lili kelabakan kemudian berbalik berlari pergi.

"Astaga...ini bukan hari baik ku..padahal aku ingin bermain lebih lama dengan Nona Miri..Hiks." Kata Lili dengan polosnya.

🌾🌾


"Ayaahhh...ayahh...hu..hu..hu..hiks" Teriak Miri melihat ayahnya terbaring lemah di tempat tidur.

"Sal Miri...Sal Miriku yang cantik jangan menangis lagi. Ayah tidak apa-apa. Kemarilah sini..ssstt cup..cup." Kata Eve sambil melambaikan tangannya.

Miri mendekati ayahnya, kemudian mencoba naik ke atas kasur sambil berjinjit kemudian memeluk ayahnya.

"Miri takut kehilangan ayah...hiks..hiks." Kata Miri sambil membenamkan wajahnya ke dada Eve.

"Ayah...mari pulang saja yaa..Miri mohon, Miri mohon..hiks..ayo pulang ke gua." Kata Miri sambil mengusap usap kedua telapak tangan nya.

"Sal Miri.." Eve kehilangan kata-katanya dan segera memeluk Miri hingga tak terasa air matanya jatuh membasahi rambut Miri yang masih ia peluk.

Jenderal Hubei yang bersandar pada sisi pintu melihat mereka dengan perasaan tidak nyaman.

"Apakah yang dikatakan Vinyina di perjamuan kemarin itu adalah kebohongan semata?" Gumam Jenderal Hubei.

"Yang kulihat disini, hanyalah seorang ayah yang bersusah payah mencoba melindungi anaknya. Benar-benar tidak ada keinginan untuk berkuasa, atau kekerasan." Gumam Jenderal Hubei. Ada sesuatu di hatinya yang berdegup aneh.

"Ayaahh...ayah tahu tidak?" Kata Miri langsung lupa bahwa ia ingin pulang ke gua.

"Hmm..bagaimana Miri cantik?" Kata Eve.

"Miri akhirnya dapat berbicara dengan bunga teratai ayah!" Kata Miri.

"Tapi suara mereka kecil, jumlah mereka juga sangaat banyak di kolam. Tapi mereka tidak punya nama, apa Miri harus menamai mereka satu-persatu?" Kata Miri bersemangat.

"Miri sayang.. tidak bisa seperti itu. Mereka akan menemukan nama mereka sendiri dibantu oleh ibu alam." Kata Eve.

"Oh..jadi seperti itu." Kata Miri agak sedih.

"Oh..iya..Miri jadi teringat! Bunga teratai menjanjikan Miri untuk memetik biji nya ayahh!" Kata Miri seketika senang.

***


HALLO TEMAN-TEMAN SEMUAA
SEMOGA MASIH SUKA YA DENGAN CERITANYA HEHE.

TERIMAKASIH ATAS SEMUA DUKUNGAN, VOTE DAN KOMEN NYAA

BISA DI SHARE JUGA, BIAR TAMBAH YANG BACA MWEHE...

Sayaangg kalian banyak-banyakk 💕








[BL] The King Of Albus LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang