Setelah sampai di dapur, Jenderal Hubei melipat kain lengan nya keatas, kemudian mencuci tangan di gentong air.
"Miri... Sini cuci tangan dulu." Kata Jenderal Hubei.
"Hum... Baik paman" Miri dengan riang menengadahkan tangannya diatas pancuran gentong itu.
"Ayo paman kita memasakk!!" Miri berteriak nyaring.
🌾🌾
"Miri, bisakah kau mengambilkan kentang dan lobak disana." Kata Jenderal Hubei sambil menunjukan letak keranjangnya.
"Baik paman!"
"Ughhh...Pamaan..ini lumayan beratt." Kata Miri mengeluh manja sambil membawa beberapa kentang dan beberapa lobak menggunakan tangan nya yang kecil.
Jenderal Hubei tertawa kecil melihat rambut Miri yang di gelung menjadi 2 bagian di kanan kirinya menyembul-nyembul dari meja dapur yang lumayan tinggi.
"Membawa beberapa kentang dan lobak saja sudah mengeluh, bagaimana jika besok kau dewasa memasak untuk suami mu?" Kata Jenderal Hubei. Pemilihan katanya memang kurang tepat. Jenderal Hubei memang tidak pandai berbicara dengan anak kecil.
"Suami?" Kata Miri bingung.
"Ah .. Ehem.. maksud paman se.. seperti hubungan paman dengan ayah Miri." Jenderal Hubei mencoba menjelaskan namun semakin rumit dipahami oleh Miri.
"Ayah dan paman? Hmm... Hubungan??" Miri berpikir sangat serius.
"Ohh..Miri tahu!"
"Kalian berteman ya?? Jadi seperti Miri dengan Pili dan Manoi? Miri disini juga punya Lili sebagai teman hehe." Kata Miri dengan bangga karena merasa memahami arti kalimat yang diucapkan Jenderal Hubei.
"Eh..emm bukan...Eh..Emm sepertinya bisa dibilang seperti itu." Jenderal Hubei sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia kehilangan kata-kata nya. Ia merasa sangat kikuk di depan Miri.
"Miri boleh membantu mengupas kentang?" Kata Miri penasaran.
"Tidak usah Miri, kau duduk saja di tepi tungku itu. Hangatkan badan mu dulu." Kata Jenderal Hubei.
"Hummph.. Tapi Miri mau bantu!" Kata Miri sambil mengambil kursi yang agak pendek di samping meja dan mencoba naik untuk melihat yang terjadi di atas meja.
Jenderal Hubei mempersiapkan ayam utuh yang sudah dicabuti bulunya, membersihkan bagian organ dalamnya, dan hanya menyisakan tubuh, sayap, serta paha nya saja.
Ia kemudian melumasi beberapa bumbu seperti lada garam dan merica, jahe, dan bawang putih cincang ke dalam perut ayam tersebut, tak lupa memasukkan beras ketan setengah matang kedalamnya.
"Eh... Paman kenapa tidak dipotong ayam nya?" Kata Miri penasaran.
"Sengaja tidak paman potong kecil-kecil, karena paman ingin membuat sup ayam yang sekaligus berisi nasi di dalamnya."
Setelah itu, ayam tadi dimasukan ke dalam pot bewarna hitam dari tanah liat yang agak besar, beserta bumbu tambahan dan kuah kaldu agar tercipta rasa yang kuat dan gurih. Ditambahkan juga sedikit buah jujube agar menambah rasa segar. Tidak lupa menambahkan akar ginseng yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Setelah mendidih, dimasukan sebagian dari potongan kentang dan lobak ke dalam pot itu.
Sisa dari potongan kentang, oleh Jenderal Hubei dikukus dan ditumbuk, ditambah bumbu, dan potongan daun bawang, kemudian dibentuk bulat pipih dan di goreng menjadi semacam perkedel.
Kemudian, sisa dari lobak tadi juga ditambahkan garam, didiamkan sebentar, kemudian dibilas dan ditiriskan, ditambah sedikit air cuka dan dicampur menjadi asinan lobak.
Hampir 1 jam Jenderal Hubei dan Miri memasak di dapur. Akhirnya mereka selesai juga.
Sup Ayam yang dibuat Jenderal Hubei. (Ilustrasi by Pinterest)
"Wah...Paman pintar memasak!" Kata Miri.
"Humm...ya...dulu ibu paman yang mengajari memasak." Kata Jenderal Hubei sambil membawa nampan dan hendak pergi ke kamar tengah.
"Wuah..hebatnya." Kata Miri kagum.
🌾🌾
"Eve maaf kau menunggu lama..." Kata Jenderal Hubei sambil masuk kedalam kamar.
"Eve..." Jenderal Hubei mencari-cari dimana Eve. Ternyata ia tidur dengan menutup tubuhnya.
Jenderal Hubei meletakkan masakan tadi ke atas meja dekat kamar lalu berjalan ke arah tempat tidur Eve.
"Eve bangun..." Kata Jenderal Hubei dan menarik selimut yang menutupi Eve.
Eve ternyata kembali terlihat ketakutan, tubuhnya berkeringat sangat banyak. Namun ia tidak merespon apapun yang dikatakan Jenderal Hubei.
"Eve... Eve... Sadarlah Eve." Kata Jenderal Hubei.
"Ayah...ayahh." Kata Miri memanggil ayahnya.
Jenderal Hubei langsung memeluk kembali Eve, dan perlahan-lahan Eve mulai sadar.
"Jangan biarkan pikiranmu kosong Eve!" Kata Jenderal Hubei.
"Ah..maaf tu..tuan be..besar. Kadang saya tidak bisa membedakan mana realita dan mimpi. Sa..saya sering bermimpi di cabik-cabik burung gagak namun tiba-tiba saya sedang di pelukan anda tuan." Kata Eve menjelaskan.
"Ooh...Eve.. sudah..sudah.. tidak apa-apa" Kata Jenderal Hubei sambil memeluk kembali.
"Ini aneh.." Gumam Eve.
Eve ingin melepaskan pelukan itu, Namun, ia merasa pikirannya kembali normal jika mendapatkan pelukan dari Jenderal Hubei."Paman ..Ayah... Mari makan!"
Miri memecahkan keheningan mereka.***
Maaf ada keterlambatan upload teman-teman...😓
Semoga masih suka dan mengikuti jalan ceritanya yaaa....😖✨
Sayang kalian banyak-banyakk 💕😖
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] The King Of Albus Luna
FantasyEve adalah Raja dari Kerajaan Albus Luna yang menikah secara paksa dengan Jenderal Kerajaan Barat, Karena Raja Kerajaan Barat ingin menguasai dan memiliki keabadian dari jantung Anak yang dilahirkan Eve. MPREG!! BXB!! 🚫Dilarang Plagiasi ORIGINAL K...