21.| Diary Sang Putri

76 25 29
                                    

✿๑•... ALLETHEA ...•๑✿⁠

 “Tidak usah menanam dendam, biarkan saja karma melakukan tugasnya, karena orang yang melukai akan terluka pada waktunya, dan apapun yg ia lakukan padaku kedepannya aku akan tetap menyayanginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 “Tidak usah menanam dendam, biarkan saja karma melakukan tugasnya, karena orang yang melukai akan terluka pada waktunya, dan apapun yg ia lakukan padaku kedepannya aku akan tetap menyayanginya.”

A novel by Ade Bintang 🌟

_____________________________

    
       Suara langkah kaki yang awalnya samar-samar, kini terdengar lebih jelas. Aluna menyadari seseorang akan datang ke kamarnya.

   Ia pun segera menutup buku catatan miliknya, beberapa hari terakhir Aluna memang sering kali mencatat hal-hal yang lumayan tidak penting. Guna meringankan stres menurutnya. Tak berapa lama setelah para dayang membukakan pintu, Aluna sedikit terkejut.

Aneh memang, kenapa Hiro datang ke kamar Aluna di tengah malam seperti ini? Aluna terdiam menatap Hiro yang tak bergeming sama sekali disaat para dayang berpergian keluar karena arahan dari Hiro. 

Benaknya mengatakan, kalau, bencana besar sepertinya akan terjadi. Ia menatap Hiro dengan tatapan bertanya.

“Aku ingin bicara,” ucap Hiro dengan nada datar.

Aluna mengangguk, mempersilahkan Hiro untuk masuk ke kamarnya. Keduanya kini duduk di atas sofa bulu beruang yang ada di kamar itu. Dengan pandangan serius satu sama lain.

“Kau melihat jasad Aluna?” Hiro bertanya langsung pada intinya.

Membuat Aluna sedikit terkejut. Aluna pun membalas pertanyaan itu dengan anggukkan.

“Di mana?” Hiro kembali bertanya.

Aluna menghela nafas panjang. “Goa sihir,” jawabnya singkat.

Hiro terperanjat, “goa sihir?” Ia mengulang jawaban Aluna dengan pertanyaan.

“Iya, aku melihat semuanya di sana.” Aluna kembali menjawab.

Hiro merundukkan kepalanya, batinnya nampak gelisah, genggaman tangannya membuktikan segalanya.

“Bawa aku kesana!” ujar Hiro cepat.

Aluna terdiam sejenak, ia tidak salah dengar, 'kan? Goa sihir di kenal sebagai tempat terlarang bagi orang-orang. Itu sebabnya tak ada yang berani ke sana. Tapi jika di pikir Hiro tidak akan pernah takut, mengingat jasad Putri Aluna—adiknya terbujur kaku di dalam sana.

Aluna akhirnya menyetujui itu semua. Ia menatap ke arah lain. Merasa Hiro seakan begitu berbeda dari sebelumnya. Aluna tak heran, mungkin itu karena rasa yang begitu sakit telah mengiris hati Hiro. Aluna tau, beberapa tahun terakhir Hiro selalu mendapatkan masalah yang tak terhitung, hal itu yang membuat Aluna tak begitu ingin memberikan beban lagi pada Hiro ia sadar pria ini telah menyimpan banyak luka maupun duka yang bahkan dia sendiri tak meminta bantuan pada orang lain. Hiro seakan hancur namun ia tak ingin orang lain sampai terlibat. Pikiran Aluna selalu berkelana kemana-mana saat ia tengah berada di hadapan Hiro.

ALLETHEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang