28.| Derca Sang Budak

49 11 13
                                    

✿๑•... ALLETHEA ...•๑✿⁠

"Perpisahan yang menjadi akhir dari sebuah pertemuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Perpisahan yang menjadi akhir dari sebuah pertemuan."

A novel by Ade Bintang 🌟

_____________________________


DROPHH...

Suara banyak buku terjatuh secara serentak di atas meja. Tatapan tajam tersorot dari mata Liam. Entah apa yang ia pikirkan, hanya saja dirinya selalu bersikap seakan berada di tengah permasalahan besar dengan hati panas serta diselubungi amarah.

"Sialan, aku tidak akan memaafkan kalian. Tunggu pembalasanku," desis Liam dengan ekspresi wajah yang datar.

Ia meraih satu buku dengan sampul menyeramkan disertai gambar sayap kupu-kupu. Setelah membaca bukunya beberapa detik, Liam mendengus kasar seraya membenturkan tangannya ke atas meja. Wajahnya memerah penuh amarah. Diikuti desah nafas tak beraturan.

"Apa yang kau inginkan sebenarnya. Hanya setelah peristiwa bulan merah berdarah itu, ya... Seusai itu aku akan membalaskan dendamku!" derca suara bergetar milik Liam.

"Heh!"

Tiba-tiba, pupil mata Liam mengecil sesaat setelah mendengar suara terkekeh sinis itu. Ia segera mencari di mana letak keberadaan sumber suaranya.

"Lalu, setelah dendammu itu terbalaskan, apa yang akan terjadi?"

Tepat di detik yang sama, akhirnya Liam mendapati sosok yang ia cari, sosok pria tak ia kenali tengah duduk tenang di atas meja suatu sudut lain ruangan itu. Jelas Liam tak mengenalinya, karena itu adalah Joy dan Liam tak pernah melihat Joy sebelumnya.

"Siapa kau?!" tanya Liam membalas ucapan Joy dengan balik bertanya.

Joy tidak menjawab, ia mengayunkan kakinya dengan tenang. "Kau hanya akan merasakan hatimu mati dalam kehampaan, setelah semuanya usai, kau akan tenggelam bersama kegelapan!" seru Joy mulai menyeringai.

"Aku tanya, siapa kau?!!" Liam mulai membentak.

Namun Joy tak ambil pusing, ia terkekeh kecil. "Tenanglah, lemah aku hanya seorang petarung elite yang tersesat."

Liam terdiam sejenak, entah kenapa dalam sekejap jantungnya berdegup kencang. Apa maksudnya petarung elite itu, bukankah Liam adalah satu-satunya petarung muda yang ada di Carlotte. Dilihat dari bagaimana pun juga tampang Joy jelas lebih muda dari Liam.

"Dari mana kau berasal! Cepat katakan atau aku akan menuduh mu sebagai seorang penyusup!" ancam Liam memberikan tatapan maut pada Joy.

Lagi-lagi Joy tidak menjawab, ia mendengus kencang menatap ke luar jendela.

"Hei, kau tidak dengar aku-

Belum sempat Liam menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba pintu terbuka lebar membuat Liam menolehkan kepalanya dengan cepat. Manik matanya terbelalak, tangannya pun gemetar luar biasa.

ALLETHEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang