6.| Takdir Untuk Si Terkutuk

173 57 17
                                    

✿๑•... ALLETHEA ...•๑✿⁠


"Mata menerawang menatap hampa selayang pandang."

  A novel by Ad_ebintang 🌟

___________________________

Aluna merasakan darah bercucuran mengalir deras dari pipinya. Namun ia juga ingat dengan jelas, saat dahan besar itu terjatuh Hiro menghalangi dahannya agar tidak menghantam tubuh Aluna sepenuhnya, dan Aluna yakin betul, bahwa kini tangan Hiro tidak baik-baik saja.

Namun, anak itu. Salah seorang Knight yang berjumpa dengan Aluna di malam saat ia tersadar Liam Neador, Aluna tau bahwa pria yang membawanya menuju kastil saat ini bukanlah manusia yang baik baginya.

"Ada apa?" pertanyaan dari suara tak asing menyelinap masuk ke gendang telinga. Aluna sadar itu adalah suara Isabella, diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan lainnya dari Alhandra dan York.

"Yang Mulia, Putri Aluna terluka karena dahan kayu di hutan Carlotte jatuh, saat ia sedang berjalan-jalan dengan Pangeran Hiro," ungkap Liam menjelaskan.

Aluna menoleh ke arah Liam, ia mengerutkan dahinya. Ucapan Liam barusan itu seolah memojokkan Hiro, pikir Aluna.

Isabella menggeleng lemah, ia membawa Aluna masuk ke dalam diikuti oleh yang lainnya. Di ruang perawatan, Isabella dengan telaten mengobati luka Aluna. Melihat kondisi yang tampak baik-baik saja, Liam pun keluar dari ruangan. Ia mendengus kesal, dan kekesalannya berbuah pahit ketika ia tak sengaja bertemu dengan Hiro. Tanpa basa-basi sebuah dorongan kuat membuat Hiro terdorong beberapa langkah kebelakang. "Sialan, sudah dibilang beberapa kali agar kau menjauhi Putri Aluna. Tapi kenapa kau tetap keras kepala?!" tanya Liam dengan nada kurang ajar dan begitu kesal.

Hiro terdiam, ia menatap mata Liam. Meski begitu ia yakin dirinya tidak bersalah. Namun rasanya berdebat dengan Liam hanya akan memperpanjang permasalahan. Meski ia tau kasta mereka jauh berbeda, Liam hanyalah seorang Knight atau petarung mudah yang berasal dari keluarga bangsawan kecil tak layak huni. Sedang Hiro adalah seorang pangeran, yang usianya bahkan hampir menginjak 17 tahun, dan seharusnya ialah yang di nobatkan sebagai pangeran mahkota, namun sesuatu permasalahan mengubah alur cerita.

Liam menatap mata Hiro yang sedari tadi tak beralih. "Atau jangan-jangan, kau memang menginginkan kehancuran pada Carlotte, agar bisa membalaskan dendam mu?"

"Kau bisa menutup mulut mu di sini." Hiro dengan tenang menanggapi.

"Bedebah! Berani-beraninya kau memerintah ku?! Bahkan gelar seorang pangeran tak layak kau miliki, seharusnya kau tidak menginjakkan kakimu di Carlotte lagi!" seru Liam terbakar emosi.

Hiro menghela nafas panjang, tak begitu mempedulikan cacian Liam. "Baik, aku tidak terlalu peduli jika kau tak pergi dari Carlotte, tapi setidaknya jangan mendekati Putri Aluna, jauhkan kutukan keji mu dari Ratu masa depan!" hardik Liam lagi.
"Asal kau tau saja, Putri Aluna adalah masa depan bagi Carlotte jika di kenapa-kenapa, apa yang akan terjadi pada Carlotte?!" sambung Liam.

Hiro berbalik, tak usah repot-repot Liam mengatakan itu semua, karena jelas Hiro lebih tau tentang keluarganya, dan Aluna itu adalah adiknya.

"Kau dengar itu?!" teriak Liam memastikan namun tidak di ubris oleh Hiro. Melihatnya Liam tambah kesal, ia seketika menarik baju Hiro dengan keras membuat pria itu menatap Liam dengan penuh tanda tanya. "Aku lebih tua satu tahun dari mu, dan aku lebih tau tentang Carlotte dari pada kau, sedari kecil aku di ajarkan untuk melindungi Carlotte sampai titik darah terakhir, seolah aku di ciptakan hanya sebagai tameng bagi Carlotte. Sedang kau?" ujar Liam mempertanyakan posisi Hiro di akhir kalimatnya.

"Ibumu; Abigail, datang menjabat sebagai seorang Selir, bukannya membawa kedamaian malah membuat Carlotte semakin sengsara, kematiannya yang tragis dan di selimuti misteri membuat Carlotte di pandang hina oleh negerinya para bedebah, kau tau?!" racau Liam menguak segalanya, seolah memang sengaja membuka jahitan luka dimasa lampau.

"Tidak puas dengan itu, seakan ingin membuat kehancuran yang lebih, kelahiranmu malah membunuh saudara kembar mu, bukankah itu suatu kutukan? Semua orang yang ada di dekat mu seolah di takdirkan untuk mati secepatnya," sambung Liam, mengeluarkan seluruh kekesalan di dalam hatinya, tampak sekali dari raut mukanya, sedari dahulu ia begitu ingin mengatakan semua ini.

"Dasar kutukan pembawa sial!" desisnya tajam, dingin, sang mengerikan.

Namun sesaat setelah itu, Liam tersungkur, ia merasakan panas bercampur nyeri menyebar pesat di area pipi kirinya. Untuk beberapa detik pandangan Liam menjadi gelap. Baku hantam menyusut mentah-mentah di wajah Liam. Hiro dan Liam sontak terkejut, terlebih saat mereka tau, ternyata pelaku utamanya tak lain adalah Aluna.

"Puas berdongeng?! Sebaiknya sekarang kau tutup mulut bau mu itu sebelum ku iris wajah menjengkelkan mu!" seru Aluna tak kalah tegas.

Liam terdiam kecut seraya memegangi pipinya. Sedang Hiro, matanya terbelalak tak percaya, tak perlu di jelaskan lagi, Hiro benar-benar terkejut setengah mati. Mata Hiro berbinar bercahaya menatap keberanian Aluna, rasa kagum mulai menghiasi hatinya. Tapi sesuatu yang lain membuat Hiro tersadar, ia mengerutkan dahinya, "lukanya, menghilang?" tanya Hiro dalam benaknya. Benar batin Hiro, luka Aluna tampak hilang tak berbekas, mustahil, namun itulah kenyataannya.

"Hiro, tadi, tanganmu juga terluka kan? Ayo aku akan mengobatinya," ucap Aluna menarik tangan Hiro, sesaat setelah melemparkan pandangan super sinis kepada Liam.

Hiro ikut menoleh kebelakang, menatap Liam yang sungguh memperihatinkan dirinya yang masih tersungkur dalam duduknya seakan tak mampu untuk berdiri.

"Dahan yang jatuh itu, bukan dahan mati.." desis Hiro menatap tajam ke arah Liam.

Liam sontak terdiam, pupil matanya mengecil begitu terkejut. Dan dari kejauhan tampak terlihat sesosok dengan helaian rambut pirang sebahu menatap arogan dengan seringai tajam di wajahnya.

"Huftt!! AHAHA..." desisnya menertawakan kejadian yang baru saja terjadi.


✿๑•... RTP ...•๑✿⁠

"Sakit, ya?" tanya Aluna mencoba sepelan mungkin untuk mengobati luka Hiro.

Hiro menggeleng dengan senyumnya. Seraya ikut menatap Aluna yang kini tengah menempelkan ramuan yang di racikannya.

"Hiro.." panggil Aluna pelan, sedikit mengintip ke arah wajah Hiro.

Hiro mendongak, dengan tatapan penuh pertanyaan, "hmm?" tanya Hiro.

"Aku tidak sengaja mendengar racauan Si Liam itu tadi, jadi kau putranya seorang Selir? Sungguh aku berpikir kau juga putra Mama Isabella," ujar Aluna merasa malu dengan pemikirannya, jadi dapat di simpulkan bahwa Hiro dan Aluna hanyalah saudara tiri. Aluna benar-benar tak berpikir demikian, namun semuanya masuk akal dengan perlakuan anggota keluarga kerajaan yang membedakan Aluna dan Hiro.

"Tapi pertanyaanku bukan itu," ralat Aluna. "Aku ingin bertanya, siapa ibumu?" sambung Aluna membenarkan pertanyaannya.

Hiro tersenyum kecil, ia berdiri dari tempat duduknya dan menarik Aluna membawa ia ke suatu tempat.

Pikiran Aluna menjadi tak karuan ia kini seakan berkelana dalam lorong waktu penuh pertanyaan. Kemana Hiro akan membawanya? Namun pertanyaan Aluna seketika terjawab ketika langkahnya terhenti oleh arahan Hiro. Setelah beberapa waktu berjalan cukup jauh.

Matanya masih bertanya-tanya, "sebuah makam?" tanyanya, menatap makam megah yang bertuliskan nama, "ABIGAIL FORGERS" itu.

BERSAMBUNG


______________________

✿ Aluna De Forgers Charlotte
✿ Isabella De Forgers Charlotte
✿⁠ Alhandra De Forgers Charlotte
✿⁠ Hiro Forgers
✿ Liam Neador
✿ York

_______________________________

Akun sosmed Author:
Tiktok: Ad_ebintang
Instagram: _ebintang

ALLETHEA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang