Waktu makan malam pun tiba, kini meja makan sudah penuh dengan hidangan makanan yang Momy dan Madam masak.
"Semuanya ayo makan, semuanya udah siap," ucap Momy saat menyuruh orang-orang yang berada di ruang tengah sedang menonton televisi, bahkan Cristian juga ada disana.
Mereka berenam mulai duduk di meja makan. Madam, Momy, Eunha berada disebelah kiri, sedangkan di depan mereka Cristian, LinYi, dan Ayang.
"Cristian semoga kamu suka ya makananya, soalnya kamu baru pertama kali makan masakan aku dan Adel, maaf takutnya gak enak," ucap Momy sambil tersenyum.
"Masakan kak Carol sama kak Adel selalu enak kok Hyung, cobain deh," tambah LinYi.
"Selamat makan semuanya," ucap Momy, setelah ya mereka mulai menyantap masakan yang Momy Madam dan Eunha buat, di meja makan hanya terdengar suara dentingan antara sendok dan piring mereka makan malam dengan khidmat tanpa ada obrolan.
Beberapa waktu berlalu mereka sudah selesai makan malam Momy dan Madam membereskan piring-piring, sedangkan Ayang, Eunha dan LinYi kembali keruang tengah untuk kembali mengerjakan tugas.
"Masakannya enak, terima kasih," ucap Cristian, ia masih duduk di meja makan sambil meminum kopinya.
"Syukurlah kalo kamu suka," jawab Momy.
"Momy udah aku aja yang nyuci piringnya,"
"Eh tapi ini banyak loh, yakin mau sendiri,"
"Iya beneran, tapi aku gak bantuin beresin ruang tengah ya hehehe," ucap Madam sambil tersenyum.
"Oh yaudah deh kalo gitu, aku mau ke ruang tengah aja, kalo ada yang mau dibantuin panggil aja."
"Oke."
Momy pun meninggalkan Madam dan Cristian berdua di dapur, suasana di dapur seketika canggung saat Momy tidak ada. Madam membawa papperbag yang ia simpan di meja pantry, dan berjalan mendekat ke meja makan.
"Ee ... Ian Ini jas yang waktu itu, makasih," ucap Madam gugup, ia menyerahkan papperbag itu pada Cristian.
Lagi dan lagi Cristian seolah tersihir oleh suara Madam saat memanggil namanya, entah kenapa panggilan itu seketika menjadi candu, candu yang selalu ingin ia dengar.
"Ya." Cristian menyimpan papperbag diatas meja makan, sedangkan Madam ia langsung berbalik badan dan mulai mencuci piring kotor.
Ditengah acara mencucinya entah kenapa Madam merasa ada yang ganjil di pikirannya, kenapa ia selalu gugup saat didepan Cristian?
Cristian menatap dalam diam punggung wanita yang membelakanginya itu, ia akui wanita ini memang cantik, orang-orang tidak akan percaya bahwa dia sudah memiliki anak, wajahnya awet muda sama seperti Carol, tapi ada yang membuat dia tertarik pada Adel, dia tertarik pada kisah wanita ini.
Bos nya atau laki-laki paruh baya yang Adel sebut daddy itu sering bercerita padanya, tentang hubungan Adel dengan mendiang bos muda nya atau Jisung. Dia akan benar-benar jujur pada perasaanya sekarang, bahwa ia tertarik pada wanita ini, wanita yang mampu meluluhkan hati dan fikirannya yang seperti batu.
Melihat Madam yang kesusahan menyimpan piring, Cristian berinisiatif membantu, ia beranjak dari duduknya dan membantu Madam, piring yang Madam pegang ia ambil, membuat Madam terkejut tentunya.
"Kalo kesusahan dan butuh bantuan itu..panggil."
"Padahal gak usah, tapi makasih."
Akhirnya Cristian membantu Madam sampai cucian piring itu beres.
"Makasih udah bantuin sampai beres," ucap Madam sambil tersenyum manis.
"Ya, jangan sungkan buat minta tolong," suasana hening beberapa saat.
"Hmm pantesan daddy mempercayakan perusahaan sama kamu, sekarang aku ngerti kenapa kamu pemimpin tepat yang bakal megang perusahaan itu."
"Presedir, Nyonya, dan kamu. Kalian sepertinya sangat dekat ya?"
"Mereka sudah aku anggap seperti orang tua ku sendiri, mereka sangat-sangat baik."
"Kamu benar..mereka memang sangat baik, sama seperti anaknya, tuan Jisung, bukan begitu?" Pertanyaan Cristian membuat Madam terdiam ditempatnya.
"Jangan merasa heran, Aku tau dari Presedir tentang kalian, dia selalu bercerita pada ku, meskipun hubungan kalian sebuah luka, tapi itu kisah yang manis," Cristian mendekatkan tubuhnya pada Madam dan membisikan sesuatu tepat di telinga madam.
"Dan semoga aku bisa meluluhkan hati itu sama seperti tuan muda Jisung, aku tertarik pada mu." setelahnya Cristian langsung pergi sambil membawa papperbag meninggalkan Madam di dapur yang masih berusaha mencerna semua kejadian barusan.
"Cristian cuma bercanda, jangan dibawa hati, nanti malah kamu yang sakit," monolog Madam pada dirinya sendiri.
Setelah sadar dari kagetnya Madam berjalan menuju ruang tengah, untungnya disana tidak ada Cristian, hanya Momy dan LinYi sedang menonton televisi, anak-anak bermain game di ponselnya sepertinya pekerjaan rumah mereka sudah selesai.
"Eh Madam, udah beres nyuci piringnya?" Tanya Momy melihat Madam yang berjalan mendekati mereka.
"Sini kak duduk di samping aku," ucap LinYi, Madam duduk disebelah LinYi.
"Udah tadi dibantuin Cristian."
"Ohh" ucap Momy dan LinYi berbarengan, mereka berdua saling bertatapan satu sama lain dan tersenyum mencurigakan.
"Eh iya kakak-kakak beneran jadi pertunangan Haera sama Mark jadi?"
"Iyalah aku sama Madam udah siapin semuanya."
"Tinggal nunggu hari-H nya aja," ucap Madam.
"Wah sudah terencana ya pertunangan kak Haera sama Mark Hyung," ucap Ayang menambahkan.
"Harus dong, tapi Mama, Momy, acaranya dimana?" Tanya Eunha yang ikut dalam obrolan."Kita sih mau buatnya di taman Mansion Madam buat acara formal pas siangnya, nah kalo malam buat non formal jadi undangan temen-temen Haera sama Mark di taman Mansion Momy pas malam," jelas Momy karena dia yang menentukan tempat acara.
"Oh jadi acara nya dua kali ya, apalagi kalo nikahan bisa-bisa lebih mewah dari ini sih aku yakin," ucap LinYi yang merasa takjub.
Merekapun mengobrol hal lainnya, tidak terasa jam sudah menunjukan pukul 21.17 malam."Eh udah malem, pulang yuk anak-anak besok sekolahkan," ajak Madam.
"Iya nih udah malem yuk pulang," ajak Momy, Ayang dan Eunha mulai membereskan buku-buku mereka, Momy dan Madam beranjak dari duduknya.
"Leon kita semua pulang dulu ya, salamin buat kakak kamu," ucap Momy.
"Leon jangan begadang besokkan ada rapat, paling aku ke kantor agak telat soalnya aku sama Momy mau ngurusin baju pertunangan," tambah Madam.
"Iya kak siap."
"Bye bye LinYi Hyung, makasih udah bantuin ngerjain tugas," ucap Ayang dan Eunha berbarengan, mereka lebih dulu keluar dari apartemen LinYi.
"Kita pulang ya LinYi, selamat malam."
"Malam juga kakak, Hati-hati di jalan."
Momy dan Madam berjalan keluar menyusul Ayang dan Eunha, meninggalkan LinYi yang berada di depan pintu.
Melihat mereka berempat mulai benar-benar tidak terlihat dari pandangannya, LinYi menutup pintu, mematikan televisi dan berjalan masuk ke kamar untuk istirahat, ia harus mengumpulkan energi untuk esok hari.
~Terima kasih
✧༺♥༻✧
KAMU SEDANG MEMBACA
THE COMPLICATED LOVE
RandomApakah kalian tahu bagaimana prihal mencintai dan bertahan meski disakiti? Tetapi harus tetap tersenyum bahagia meski menyimpan luka yang begitu parah? Dan apakah kalian juga merasakan, bagaimana perihal bertahan yang seharusnya lebih baik meningga...