35🌹

260 81 15
                                    

Johnny kini baru saja sampai di kantor perusahaan miliknya, setelan kantor yang melekat pada tubuh atletis nya membuat wajah yang sudah tampan tampak semakin tampan lagi. Berjalan dengan penuh wibawa, ia memasuki loby kantor di sambut oleh beberapa karyawan yang menyambut sang presedir.

"Annyeonghaseyo, presedir." ucap serempak para karyawan.

"Annyeong." setelah membalas sapaan dari beberapa karyawan, ia kembali berjalan menuju lift, tiba-tiba seorang karyawan laki-laki berlari menuju arahnya.

"Presedir..... Presedir."

"Ada apa?"

"Mohon maaf presedir, Tenaya menitipkan surat cutinya kepada saya untuk di berikan kepada anda, dan lagi nanti siang akan ada meating dengan kolega dari Jepang, saya yang akan menggantikan tugas Tenaya." Jelas karyawan itu pada Johnny.

"Oh yaa, kalo begitu kamu siapkan berkas-berkasnya, tapi kenapa Tenaya tidak izin kepada saya secara langsung ya?"

"Maaf presedir, untuk itu saya kurang tahu."

"Bukan salah kamu, tidak papa."

"Baik presedir kalo begitu saya permisi dulu."

"Ya." setelah karyawan itu pergi, Johnny memasukin liff menuju ruangannya.

Sampai diruangan, ia mendudukan diri di kursi dan membuka ponsel bermaksud akan menanyakan keadaan Tenaya.

Betapa terkejutnya ia setelah melihat pesan dari Tenaya tadi malam, sang pacar kini tengah mengandung anaknya, darah dagingnya, berbarengan dengan kabar Momy yang juga sedang mengandung, apakah ia harus bahagia atau menyesal, bagaimana ia memberitahukan keadaan Tenaya pada keluarganya, ia tidak mau nyakiti kedua orang yang sangat ia cintai itu.

Ia sangat cintai kepada Tenaya, tapi ia juga tidak mau kehilangan Momy dan calon anaknya, ah memikirkan itu malah membuat hatinya tak menentu, sebaiknya ia sekarang membereskan beberapa dokumen yang harus di tanda tangani sekarang, biarlah masalah itu akan ia pikirkan nanti saja.

...

Ayang yang mengendarai motor kesayangannya, sekarang ia sudah sampai ke sekolah. Didepan gerbang sekolah, jam menunjukan pukul 07.53 ia sudah sangat telat, sebelum ketahuan osis sebaiknya ia lebih dulu kabur, baru saja ia akan menghidupkan mesin motor tiba-tiba kerah jaketnya di tarik dengan kuat.

"Bagus ya telat, mau kemana kamu?!!"

"Eh embul, eheheh."

"Apa hah?! Ayo ikut aku, kamu harus di hukum!!"

"Aduh Eunha, jangan di tarik dong."

"Gak kamu harus ikut aku sekarang!! kalo aku lepas kamu pasti bakalan kabur!" Eunha menarik tangan Ayang menuju lapangan.

"Kamu hormat bendera sampai jam istirahat pertama selesai, jangan berani kabur aku yang bakal ngawasin kamu!!"

"Gak, gue gak mau hormat bendera!!"

"Ngebantah, mau aku tambahin hukumannya?!"

"Ck iya-iya." Ayang pun menyimpan helm, dan tas di pinggir lapang, tempat Eunha duduk dan menjalankan hukuman.

Bell istirahat berbunyi, Ayang berjalan dengan wajah yang penuh keringat, duduk di samping Eunha.

THE COMPLICATED LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang