Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu pun tiba, dimana sidang perceraian Momy dan Johnny. Yuta, Momy, Madam dan LinYi sudah sampai di tempat pengadilan. Sampai sekarang pun sikap Yuta masih sama, mengabaikan sang istri, membuat Momy semakin murung.
Masuk kedalam ruang pengadilan di sana sudah ada Johnny dan Tenaya, tidak ada percakapan apapun yang dilayangkan Momy, ia langsung duduk di kursi yang disediakan.
Sedangkan Yuta, Madam dan LinYi duduk di kursi belakang Momy menunggu beberapa saat hingga akhirnya Hakim datang dan acara persidanganpun dimulai.
Persidangan berjalan dengan lancar, walaupun ada sedikit cekcok antara Yuta, Madam dan Johnny. Momy yang bersangkutan hanya diam dan hanya menjawab ketika diharuskan menjawab, selebihnya Ia hanya menunduk dengan wajah murungnya.
Sungguh pikirannya sekarang sangat rumit, yang seharusnya ia memikirkan persidangan ini, ia malah memikirkan Yuta, hubungan mereka semakin reng-ggang. Yuta yang semakin mengabaikannya, Kalau boleh jujur dengan sifat Yuta yang seperti itu, ia merasakan ada yang kurang, tidak ada Yuta yang romantis padanya, tidak ada candaan, yang paling parah Yuta menjadi sering lembur di kantornya sikap itu yang membuat Momy takut Yuta sakit karena selalu lembur dan mengabaikan makannya.
"Choi Caroline dan Nakamoto Johnny resmi bercerai!!"
Tok.... Tok... Tok…
Ketukan Palu dan keputusan Hakim akhirnya terdengar. Momy dan Johnny resmi bercerai, hubungan antara merekapun berakhirnya, tidak ada lagi hubungan diantara mereka, kisah cinta yang mereka buat selama lebih dari 23 tahun telah resmi selesai.
Setelah sidang selesai mereka saling bersalaman satu sama lain, ketika berhadapan Johnny memeluk tubuh Momy, sebenarnya ia tidak siap jika harus melepaskan Momy, tapi ketukan palu Hakim sudah memutuskan jalinan hubungan mereka.
"Sekarang bagaimana masalah Haera, dia belum tahu masalah itu?" Bisik Johnny ketika mereka tengah berpelukan, mungkin ini pelukan terakhir bagi mereka.
"Haera belum tahu dan nggak akan pernah tahu, sampai kapanpun Daddy nya tetap Yuta," balas Momy dengan nada sinis sambil melepaskan pelukan itu, lalu menatap wajah Tenaya yang tunduk berada di sebelah Johnny.
"Saya dan Johnny telah resmi bercerai. Sekarang kamu bahagia bukan?! bisa memiliki Johnny seutuhnya, tapi kamu juga harus hati-hati--" Momy mendekat pada Tenaya dan membisikan sesuatu, membuat tubuh Tenaya menegang di tempatnya.
"Harimau adalah hewan yang ganas dan pandai memangsa meskipun ia dipelihara dari bayi insting memangsanya tetap ada." Itulah bisikan Momy pada Tenaya, memundurkan tubuhnya ia tersenyum manis pada Tenaya dan Johnny, tapi itu bukan senyuman biasa, itu senyuman yang memiliki makna.
"Nakamoto Johnny, meski luka yang kau gores begitu menyiksa, aku akan mencoba untuk terus tersenyum bahagia demi Haera. Tapi..aku tidak mau berlama-lama menyimpan luka ini, aku tidak mau terus menerus menangisi keberengsekan-mu yang terus saja kau lakukan. Cukup sampai di sini saja aku bertahan, meski pada akhirnya tetap sama, kamu yang akan meninggalkan aku terlebih dahulu," ucap Momy dengan tatapan yang sangat dalam kepada Johnny.
"Carol Mianhae.."
Momy memalingkan mukanya, sebenarnya ia tak sanggup melihat wajah Johnny yang sok sedih itu. "Permisi semuanya kami duluan."
Setelah semua urusannya selesai Momy menggandeng Madam keluar dari ruang pengadilan, di ikuti Yuta dan LinYi. Sampai di tempat parkir Madam melepaskan gandengannya.
"Sekarang kamu udah lepas dari dia, jangan terus murung oke, harus semangat!!" Ucap Madam sambil mengepalkan kedua tangannya ke atas.
"Iya gumawo nee."
"Ihh kayak sama siapa aja, eh aku duluan ya sama Leon soalnya mau ke perusahaan ada yang harus dikerjain."
"Oh yaudah."
"Yuta aku duluan, jangan diapa-apain Carol nya!!" peringatan Madam membuat Yuta tersenyum simpul.
"Iya, udah sana katanya ada yang harus dikerjain."
"Yaudah kita duluan ya Yuta, Momy."
"Kami pamit Tuan, Nyonya Permisi."
"Nee."
LinYi dan Madam pun masuk ke dalam mobil, dengan dikendarai oleh LinYi. Meninggalkan Momy dan Yuta yang masih berada di parkiran. Suasana seketika berubah membuat Momy kembali murung, Yuta membukakan pintu mobil untuk sang istri, Momy pun masuk tanpa berkata apapun.
Didalam mobil sangat amat canggung tidak ada percakapan apapun, yang biasanya ketika mereka berdua selalu ada candaan atau gombalan yang dilontarkan Yuta atau Momy, tapi sekarang sangat hening, Yuta yang fokus mengendarai dan Momy yang melihat jalanan dari kaca jendela mobil.
Akhirnya mereka sampai di Mansion, Yuta membukakan pintu mobil untuk Momy.
"Aku mau ke kantor lagi," ucap Yuta dengan suara datarnya, masuk kembali ke dalam mobil.
Meninggalkan Momy sendirian di depan pintu Mansion, Momy memasuki Mansion yang terasa hening, karena Haera dan Ayang tidak ada, Ayang yang masih berada di sekolah, sedangkan Haera sedang bermain bersama temannya.
Masuk kekamarnya, Momy membuka laci dan mengambil album, duduk dipinggir ranjang dan membuka album foto itu.
Di awal album foto itu terdapat foto Yuta yang tengah mengelus perut buncit Momy saat kandungannya baru menginjak usia 9 bulan, beberapa hari lagi Haera lahir. Foto berikutnya adalah Yuta yang tengah memandikan Haera yang baru berusia 3 minggu, sebab waktu itu Momy masih belum bisa melakukan apapun. Seterusnya berisi foto-foto Yuta, Momy atau Haera. Sampai di foto terakhir adalah hari dimana Momy dan Yuta menikah, di atas altar Yuta dan Momy tersenyum dengan bahagianya, sambil Yuta menggendong Haera yang baru berusia 1 tahun.Tidak terasa air mata mulai mengalir dari mata cantiknya, menetes hingga ke album foto yang ia pegang. Perasaan sedih, terharu, kecewa, marah dan bahagia melebur menjadi satu, ia tidak dapat mengutarakan isi hatinya.
"Kenapa harus Johnny yang lo cinta Carol?" Lirih Momy memaki dirinya sendiri.
Ia kecewa dan marah pada dirinya sendiri, karena Momy masih tetap mencintai Johnny setelah apa yang ia lakukan, sedangkan pada Yuta, perasaannya tidak berubah, tetap sama ia menyayangi Yuta tapi ia tidak bisa mencintai suaminya itu, seperti ia mencintai Johnny dengan segala kelakuan bejatnya.
Yuta yang dari awal selalu ada untuknya, laki-laki yang mau bertanggung jawab atas kehamilannya dulu sampai menikahinya. Padahal seharusnya bukan ia yang bertanggung jawab atas kesalahan yang tidak ia perbuat, Yuta menganggap Haera sebagai anak kandungnya sendiri, tanpa membeda-bedakan sikapnya pada Haera maupun Ayang, malah Johnny yang baru kembali dan lagi-lagi membuat kesalahan, yang tetap ia cintai.
"Maaf... maafin aku Yuta...... Maaf hiks aku salah," lirih Momy memeluk album foto itu dan kesadarannya pun mulai menghilang.
...
Sedangkan Yuta yang berada di ruangannya di kantor, sama kacaunya seperti Momy. Jas yang berada di lantai, rambut acak-acakan, kemeja kusut, rokok dan beberapa botol alkohol yang berada di meja. Dengan Yuta yang terduduk di lantai menundukkan kepalanya.
"Maaf sayang, Haera..maafin Daddy yaa," lirihnya.
Mau bagaimanapun ia tidak bisa mengabaikan sang istri, tapi egonya terlalu tinggi. Dia masih enggan berbicara dan menyelesaikan masalahnya, hatinya masih sakit mendengar perkataan Momy saat itu, tapi Yuta sudah berjanji, ketika ia bilang 'siap bertanggung jawab dan menikahi Momy', ia sudah berjanji pada dirinya sendiri apapun cobaannya nanti, bagaimanapun akhirnya, ia sudah sangat siap jika ia hanya sebagai 'pengganti'.
Sampai kapanpun ia akan tetap bersama Momy, meskipun hubungan mereka sedikit renggang, Ia tetap akan pulang kepada Momy dan menyayangi Haera seperti ia menyayangi Ayang. Ia berani bersumpah sangat menyayangi Haera seperti anaknya sendiri.
Segitu cintanya Yuta sama Momy sama Haera juga, dan segitu cintanya juga Momy sama laki-laki seberengsek Johnny.
✧༺♥༻✧
~Terima Kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
THE COMPLICATED LOVE
De TodoApakah kalian tahu bagaimana prihal mencintai dan bertahan meski disakiti? Tetapi harus tetap tersenyum bahagia meski menyimpan luka yang begitu parah? Dan apakah kalian juga merasakan, bagaimana perihal bertahan yang seharusnya lebih baik meningga...