BUKKK!!!
Sebuah cup minuman, yang masih menyisakkan es batu dan jus strawberry, melayang dan mendarat tepat di kepala Becky dengan kencang.
Gadis berdarah Inggris itu pun meringis kesakitan, tangan kanannya menyentuh belakang kepalanya, yang kini basah karena jus strawberry yang dilempar oleh Clay.
"OII...!!!" teriak Fon kencang, ia berdiri lalu menoleh ke arah belakang, di mana Clay dan teman-temannya berdiri.
"Oppsss! Sorry" Clay tersenyum puas, ia sengaja melempar bekas cup minuman itu ke arah Becky, untuk menganggunya.
Becky hanya diam menoleh sekilas ke arah Clay dan teman-temannya, ia mencoba untuk membersihkan kepalanya yang mulai terasa lengket.
"CLAY!! Kau gila yak?" Fon mengambil cup minuman itu, dan mencoba kembali melemparkan cup itu ke arah Clay.
Belum sempat, sebuah cup minuman lain sudah mendarat lebih dulu ke arah Clay, lemparan itu cukup kuat, hingga membuat kepala Clay sedikit terdorong.
"AHH...!" Kali ini giliran Clay yang meringis kesakitan.
"BRENGSEK!!! Arrrghh, sialan siapa yang berani melemparku!!!" Teriak Clay sangat kencang, hingga membuat telinga siapa saja penga saat mendengarnya.
Clay dan teman-temannya kompak menoleh ke arah belakang, kedua bola mata Clay membelalak melihat Freen dan kedua temannya, tengah berdiri di belakang mereka.
"Opss! Sorry" Freen tersenyum jijik, kedua tangannya menyilang di dada.
"FREEN!!! Apa yang kau lakukan, sialan!"
"Aku tidak sengaja Clay, kau menghalangi jalan ku!" Ucap Freen dengan gaya santainya.
Free berjalan melewati Clay, yang masih terlihat emosi, namun meski begitu Clay tak pernah berani, melawan Freen dan teman-temannya.
Apa yang dilakukan Freen barusan, bukan tanpa sengaja, justru Freen sengaja melempar cup minuman itu ke kepala Clay, entah apa yang dilakukan Freen, ia terkadang membuat May bingung dengan sikapnya.
Satu hari ia seolah melindungi Becky dari ulah Clay dan teman-temannya, satu hari ia bisa menjadi seperti Clay, yang selalu menganggu gadis lugu itu.
"Becky sedang apa kau di sana?" Freen memandangnya, yang masih berdiri dengan tatapan sayu.
"Bec perut ku lapar, aku ingin memakan sesuatu yang mengenyangkan! Tolong segera bawakan untukku, sekarang!"
"Oii Freen, apa kau tidak melihat baju dan kepala Becky basah dan lengket, dia harus segera bersih-bersih dan mengganti pakaiannya, jad..."
"Fon cukup!" Becky memotong kalimat Fon "Aku akan pergi, membelinya"
Becky tersenyum mencoba menenangkan Fon, ini adalah kesempatan baik untuknya, ia bisa kabur dari Clay dan teman-temannya.
Tak menggubris perkataan Fon, Freen melengos pergi lebih dulu, meninggalkan mereka.
***
Tok...tok...tok
Becky mengetuk pintu sebuah ruangan yang berada di sudut sekolah, ruangan itu adalah sebuah gudang yang disulap oleh Freen, menjadi basecamp mereka.
"Masuk!" Mona membuka pintu, menyuruh untuk masuk.
"Permisi, Freen ini makanan yang kamu minta!" Gadis lugu itu, menyimpan sebuah bingkisan di atas meja.
Freen menghentikan aktivitasnya, lalu menatap Becky dengan datar.
"Aku tidak mau memakannya!" Bentak Freen, membuatnya terkejut, meskipun sebenarnya Becky sudah terbiasa mendengar bentakan itu, namun ia masih saja merasa terkejut saat Freen membentaknya.
Becky mengambil kembali makanan yang ia bawa, untuk menggantinya dengan yang baru.
"Kau mau kemana?"
"Ak.. aku akan memebeli yang baru, Freen!" Langkah Becky terhenti.
"Meskipun kau menggantinya dengan yang baru, aku tetap tidak akan memakannya Bec!" Freen berjalan mendekat ke arahnya.
"Lihat rambut dan baju mu, lengket dan basah! Itu membuat ku jijik!"
"Jadi kau pergi ganti pakaianmu, lalu kembali ke sini!"
Becky hanya menunduk dan mengangguk, ia berjalan ke luar, untuk segera membersihkan rambut dan juga mengganti pakaiannya.
Kreekkk...
Pelan, Becky kembali menutup pintu itu, batinnya ingin berteriak kencang.
"Freen, arrghh! Kau sialan!" Umpatnya pelan, menoleh ke arah pintu sekilas sebelum akhirnya pergi.
Dua puluh menit berlalu, ia kembali menemui Freen yang masih menunggunya di sana. Becky menarik napas panjang saat berdiri di depan pintu.
Semoga kali ini Freen bisa memakan, makanan yang telah dibawa oleh Becky.
"Huh..." Becky merasa gugup, takut Freen menolak kembali untuk memakan, makanan yang ia bawa "Tenangkan dirimu Bec!"
Becky kembali menaruh makanan itu di meja, berbalik arah untuk segera keluar dari sana.
"Kamu mau pergi kemana Bec?" Ucap Freen, dingin.
"Aku mau kembali ke kelas, oh apa kau membutuhkan sesuatu yang lain?"
Freen menggeleng cepat, bibirnya menunjuk makanan yang dibawa oleh Becky.
"Oh, maaf aku lupa membukanya!" Ia menoleh, dengan cepat Becky membuka bingkisan itu.
"Kamu sudah bisa memakannya Freen!" Becky tersenyum kecil.
"Aku permisi!"
Freen melangkah menghalangi jalan, menahan Becky agar tidak pergi, gadis itu pun menatapnya bingung.
Perlahan Freen melangkah, membuat Becky mundur, hingga ia pun seketika terduduk, di bangku yang ada di belakangnya.
"Freen!" Ucap Becky takut.
"Freen berhenti, kau membuatnya takut!" Ujar Ellyn.
"Makan!" Titahnya kepada Becky.
"HAH??" Becky terlihat semakin bingung, tidak mengerti.
"Ku bilang makan Bec!!"
"Tap-i aku tidak lap..."
Krurk..krurk suara perut Beckt berbunyi cukup kencang, hingga membuat Jane dan teman-temannya menahan tawa.
Sial, mengapa suara perutnya berbunyi, ia pun seketika malu.
"Habiskan! Lalu kau pergi"
Freen berjalan, lalu kembali memeragakan setiap gerakan yang ia pelajari, tanpa memperdulikan Becky yang tengah gugup menatap makanan di meja.Sebentar lagi Freen akan segera mengikuti pertandingan Taekwondo antar provinsi.
Dengan terpaksa dan menahan malu, Becky mulai memakan makanan yang ia bawa untuk Freen, perutnya memang terasa sangat lapar, karena ia tidak sempat makan siang.
📣📣📣GUYS JANGAN CUMAN DIBACA AJA DONG!! KALAU CERITA INI EMANG SERU, JANGAN LUPA BUAT DIFOLLOW, DIVOTE, DIKOMEN DAN BAGIKAN!!
THANK YOU!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love My Enemy
RomanceJantung ku mulai berdegup kencang, jika Freen berada di samping ku, entah kapan aku mulai menyukai gadis ini. Gadis cantik yang selalu mengganggu dan membuatku menangis ini, kini berhasil membuat ku jatuh cinta. Ya, dia kini menjadi kekasih ku. Juju...