Suasana kantin siang ini cukup ramai, anak-anak berlomba mengisi energi untuk pelajaran berikutnya, termasuk Becky, Freen, dan teman-temannya.
Kini mereka menjadi sangat dekat satu sama lain, begitu pun dengan Fon, Mona, dan Ellyn.
Hari-hari Freen semakin berwarna, usai gadis itu datang menghiasi hidupnya, Freen selalu tertawa, dan menjadi seseorang yang cukup hangat.
Gadis itu tak berhenti menatap Becky, yang berada di depannya, sedang Becky tersenyum malu.
Mereka semua tengah berkumpul di kantin, menunggu beberapa makanan, yang dipesan tadi.
Tiba-tiba suasana berubah menjadi menegangkan, setelah Clay dan teman-temannya datang, semua pasang mata, kini tertuju padanya.
Clay berjalan ke arah meja Becky dan Freen.
Ekspresi wajah Becky seketika berubah tegang, terlihat jelas ia begitu takut melihat Clay dan teman-temannya.
Fon, Ellyn, dan Mona pun ikut tegang, mereka tidak tahu apa yang akan dilakukan Clay kali ini, namun ekspresi wajah Freen justru sebaliknya, gadis itu terlihat sangat tenang, seolah dia tahu apa yang akan dilakukan Clay.
"TOLONG MAAFKAN AKU, BECKY!!" Kata Clay, diikuti teman-temannya.
Clay langsung duduk di lantai, memohon ampun, seketika semua orang yang berada di sana, terkejut melihat gadis itu.
"Aku berjanji tidak akan mengganggumu lagi, jadi tolong maafkan aku!" Ucapnya lagi.
"Benar Bec, kita semua tidak akan mengganggumu lagi! Kami semua berjanji!" Timpal salah satu teman Clay.
Becky terlihat sangat bingung, ia melihat ke arah Freen sekilas.
Freen hanya tersenyum, sambil meminum jus mangga yang ada di atas meja.
Aneh sekali, seorang Clay mau meminta maaf kepada orang lain.
Ini semua pasti berkat Freen, entah apa yang dilakukan gadis itu kepadanya, hingga Clay mau meminta maaf dan tidak akan mengganggu Becky lagi.
Becky menyuruh gadis itu untuk berdiri, ia dengan tulus memaafkan Clay dan teman-temannya, lalu gadis itu meminta Clay agar berjanji untuk tidak merundung siapapun lagi.
"Oii, ini semua pasti ulahmu kan Freen?" Kata Ellyn, usai Clay dan teman-temannya pergi.
"Ancaman apa yang kau buat kepadanya, Freen?" Timpal mona.
"Eyy, berisik sekali kalian! Aku tidak melakukan apapun" balasnya santai.
Becky hanya tersenyum, dia tahu bahwa Freen lah yang membuat Clay mau meminta maaf.
"Freen kau hebat sekali!" Puji Fon.
"Bukankah hal wajar, jika seseorang melakukan kesalahan dia harus meminta maaf!" Freen mengangkat satu alisnya.
"Tapi tidak dengan Clay, Freen!" Komentar Fon.
~~~
Becky duduk di tribun, menunggu Freen selesai latihan, gadis itu membawa handuk kecil berwarna putih, serta sebotol air mineral.
Hanya tinggal menghitung hari, tournament Taekwondo antar provinsi akan segera digelar.
Gadis bergigi kelinci itu pun sibuk menyiapkan semuanya.
Freen berjalan menghampiri Becky, dia pun segera memberikan, handuk kecil yang dibawanya, kepada Freen.
"Ah Bec, tanganku sakit sekali!" Freen duduk di sampingnya, mengeluh.
"Bisakah kau membersihkan keringatku!" Gadis itu memasang wajah lucu, ia berbohong, kedua tangannya tidak sakit sama sekali.
"Eyy!!" Becky tersenyum, lalu mengusap lembut keringat, di wajah Freen "Ku lihat tanganmu baik-baik saja!"
"Oii.." Freen menggeleng "ah, ini sakit sekali! Aku tidak berbohong, kau lihat tadi, aku latihan cukup keras!"
Becky tersenyum melihat tingkah lucu Freen, sambil terus mengusap keringatnya, lalu ia mengambil botol minum.
"Thank you!" Freen tersenyum, sambil memutar tutup botol itu.
"Bukankah tanganmu, sedang sakit?" Becky menatap Freen, datar.
"Ah, ah..." Freen kembali berakting, seolah kesakitan.
Becky menghembuskan napas panjang, kembali tersenyum, tingkah Freen benar-benar membuatnya gemas.
"Bis-bisakah kau membukanya untukku?" Gadis itu beberapa kali mengedipkan matanya, memohon agar Becky mau membukakan tutup botol itu.
***
Gadis itu memegang kedua pundak Becky, menatapnya dalam, butuh beberapa detik, untuk akhirnya Freen mengatakan isi hatinya.
"Bec, tournament ku sebentar lagi! Aku berjanji untuk menang dikejuaraan ini, saat kemenangan itu menjadi milikku..." Freen menahan kalimatnya, semakin dalam menatap kedua bola mata Becky.
"Kau ingatkan, apa yang pernah ku katakan? Aku ingin kau menjadi kekasihku, saat aku memenangkan kejuaraan ini, nanti"
"Kau harus berjanji, akan menerima ku?"
Becky terdiam seribu bahasa, lidahnya terasa kelu, jantungnya berpacu kencang, gugup.
"Bec!! Jawab aku?" Freen semakin kuat memegang pundaknya. "Kau harus berjanji, akan menerima perasaanku?"
Gadis bule itu mengangguk, tanpa mengatakan sepatah katapun, ia benar-benar gugup dibalut rasa senang, saat mendengar Freen mengatakan hal itu.
Hatinya berdebar, hal yang tak pernah dibayangkan sedikitpun, terjadi begitu saja, Becky yang menyukai Freen lebih dulu, sempat berpikir bahwa cintanya hanya bertepuk sebelah tangan, namun lihat, kini Freen lah yang lebih dulu, mengutarakan perasaannya.
Malam ini, gadis itu mungkin akan kembali bergadang, karena memikirkan ucapan Freen.
"Kau sudah berjanji, Bec! Kau tidak bisa menariknya lagi!" Ucap Freen seraya memeluk tubuh mungil, gadis itu.
Becky mengangguk dipelukan Freen, gadis itu benar-benar bahagia.
"Tunggu aku untuk memberikan medali, kemanangan itu Bec! Dan mulai saat itu, kau menjadi milikku" Freen tersenyum lebar.
"Bagaimana jika, kamu kalah?" Goda Becky.
"Kau bisa menolakku!" Sombong Freen, "Eyy, kau tidak mengenal Freen, dia atlit terbaik di sekolahnya, yang tidak pernah kalah sekalipun."
"Emm, sombong sekali anak ini!!" Becky menguwel rambut Freen.
Malam itu menjadi salah satu malam terindah, untuk Freen dan juga Becky.
Usai mengantar Becky pulang, Freen memandang indah langit malam ini, di atas balkon.
Gadis itu merasa sangat bahagia, usai dirinya mengenal dan jatuh hati, kepada gadis yang sempat dibuatnya menangis, karena ulahnya.
Namun di sisi lain Freen begitu bersyukur, karena ia mengganggu gadis itu, jika ia tidak melakukannya, mungkin Freen dan Becky saat ini, hanya sekadar teman satu kelas, yang tidak terlalu akrab.
📣📣📣GUYS JANGAN CUMAN DIBACA AJA DONG!! KALAU CERITA INI EMANG SERU, JANGAN LUPA BUAT DIFOLLOW, DIVOTE, DIKOMEN DAN BAGIKAN!!
THANK YOU!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love My Enemy
RomanceJantung ku mulai berdegup kencang, jika Freen berada di samping ku, entah kapan aku mulai menyukai gadis ini. Gadis cantik yang selalu mengganggu dan membuatku menangis ini, kini berhasil membuat ku jatuh cinta. Ya, dia kini menjadi kekasih ku. Juju...