Waktu tengah menunjukan pukul 10 malam, Becky, Freen, Elisa dan beberapa karyawan lain masih berada di kantor, mereka terpaksa lembur untuk mengerjakan beberapa proyek yang masih belum tersusun.Freen menggeliat, meregangkan tubuhnya yang terasa pegal, akhirnya gadis itu telah menyelesaikan tugasnya, sedangkan Becky ia sudah lebih dulu menyelesaikannya.
Kini gadis itu tengah merapikan tas dan bersiap untuk pulang.
Krekk...
Suara pintu terdengar, gadis bule itu keluar dari ruangannya, dengan membawa beberapa berkas di tangannya.
"Apa pekerjaan kalian belum selesai?" Tanya Becky kepada semuanya.
"Ya, hanya tinggal beberapa berkas lagi yg belum diperiksa!" Balas salah satu karyawan, diikuti anggukan yang lain.
"Baiklah Semangat! Saya pamit pulang lebih dulu!" Becky tersenyum, lalu pandangannya berhenti di meja ujung, di mana ada Freen yang sedang menyandar di kursi, karena lelah.
"Hati-hati Bu" Elisa melambaikan tangannya.
Becky berjalan menuju parkiran, setelah sampai ia menekan remot kecil, yang baru saja ia keluarkan dari dalam tasnya.
Ia pun mendekat ke arah mobilnya, lalu membuka pintu ia pun masuk, dan mulai menyalakan mobilnya.
Namun seketika Becky merasa ada yang aneh, hingga akhirnya ia memutuskan untuk kembali keluar dari dalam mobil.
Sial, ban mobil belakangnya terlihat kempes, ia pun menghela napas panjang, gadis itu memegang kepalanya.
Ia pun berjalan ke arah belakang, untuk mengambil ban cadangan di dalam bagasi.
Sudah hampir lima belas menit berlalu, ban cadangan itu pun masih belum terpasang, Becky kesulitan memasangnya, bahkan sejak tadi ia tak berhenti marah-marah.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Ucap seseorang yang berhasil mengejutkan gadis itu.
"AAAAAAAHHH!" Teriak Becky, hingga ia langsung terduduk.
Freen pun ikut terkejut mendengar teriakan Becky.
"Oiii!! Mengapa kau berteriak??" Freen melotot memegang dadanya.
"Kau masih bertanya mengapa aku berteriak? Kau mengejutkan ku Freen, mengapa kau tiba-tiba berada di belakangku!!"
"Ak...aku baru saja keluar dari kantor!"
Becky, gadis itu hanya menggeleng lalu kembali mencoba memasang ban mobilnya.
Freen tertawa kecil, melihat wajah Becky yang belepotan karna oli, Becky yang menyadari Freen tertawa, langsung menatapnya.
"Mengapa kau tertawa??" Becky melotot, Freen menggeleng menahan tawa, ia pun berjalan meninggalkan Becky begitu saja.
Gadis bergigi kelinci itu menyalakan mobilnya, dan bersiap untuk melaju, namun tiba-tiba ia mematikan kembali mobilnya, dan berjalan keluar.
Freen tidak tega meninggalkan Becky sendirian di sana.
"Biar aku bantu!" Ucap Freen seraya mengambil dongkrak yang sedang dipegang oleh Becky.
"Memangnya kau bisa?" Kata Becky.
"Kau meremehkan ku!" Balas Freen melihat sekilas ke arah Becky.
Lima menit berlalu akhirnya ban cadangan itu terpasang, Freen tersenyum bangga ke arah Becky.
"Lihat, aku bisa melakukannya!!" Sombong gadis itu.
Becky tertawa melihat wajah Freen, yang kotor terkena oli, wajah mereka benar-benar lucu.
"Mengapa kau tertawa?" Freen terlihat bingung.
"Wajahmu seperti badut!" Becky tertawa kencang.
Freen balas tertawa, hingga membuat tawa Becky berhenti.
"Wajahmu juga seperti badut!!"
Becky pun mengambil ponselnya, untuk bercermin, setelah melihat wajahnya, ia pun kembali tertawa.
Jahil, gadis itu pun mengoleskan oli di wajah Bekcy, sambil tertawa puas, tak terima Becky pun membalas olesan oli itu di wajah Freen.
"Freen!!!" Teriak Becky.
Freen segera berlari, Becky pun mengejarnya, mereka berdua saling kejar di parkiran, tertawa bersama.
Hingga akhirnya Becky berhasil membalasnya, tak terima gadis bergigi kelinci itu punkembali mengambil oli, dan mengejar Becky.
Freen berhasil mengejarnya, gadis itu memegang kedua tangan Becky di atas untuk menahannya, tubuh Becky pun terdorong, hingga menyandar di samping mobilnya.
Tiba-tiba mereka berhenti, dan saling menatap, angin malam pun terasa ke sela-sela telinga mereka.
Untuk beberapa saat tak ada suara, mereka hanya diam dalam hening, kedua bola mata Freen turun menatap bibir gadis itu.
Sesaat kemudian, Freen semakin mendekat, dan akhirnya ia melumat bibir Becky dengan lembut, terbawa suasana, Becky pun melakukan hal yang sama, mereka berdua akhirnya menikmati ciuman itu.
Namun seketika bibir Freen menarik bibir Becky, hingga membuat ciuman itu berakhir, Freen menyadari bahwa hal ini, tidak seharusnya dilakukan.
Akan tetapi gadis belasteran Inggris itu, menarik kerah baju Freen, dan kembali menciumnya, hingga akhirnya gadis itu pun kembali menikmati ciuman malam itu.
Brakk!!
Ban mobil yang baru saja di pasang Freen, tiba-tiba kembali copot, hingga membuat sesi ciuman mereka berhenti.
Mereka berdua refleks melihat ban mobil itu, lalu saling tatap, dan kembali tertawa.
Akhirnya Freen mengantar Becky pulang dengan mobilnya, wajah mereka masih terlihat lucu karena oli.
Meski di dalam mobil terasa sangat canggung, namun mereka berdua terlihat sangat bahagia.
"Ah, emm bagaimana kabar keluargamu?" Freen memulai percakapan.
"Emm!!" Becky menangguk "baik-baik saja! Em bagaimana dengan keluarga mu?"
"Sama, mereka baik-baik saja!" Freen tersenyum.
"Bagus kalau begitu!" Becky ikut tersenyum.
"Jadi saat ini kau tinggal di daerah ini?" Freen mengedarkan pandangannya.
"Emm!! Tapi sekarang aku tinggal sendiri, keluarga ku masih tinggal di rumah lama"
"Ah, begitu rupanya!"
Hampir setengah jam perjalanan menuju rumah Becky, akhirnya mereka pun sampai.
Becky turun dari mobil di ikuti Freen.
"Terima kasih, karena telah mengantarku!" Ucap Becky.
"Emm!!" Angguk Freen "yasudah kau bisa masuk!"
"Eemm!" Becky mengangguk seraya berjalan, untuk membuka gerbang kecil.
"Dah Freen! Hati-hati di jalan" gadis bule itu melambaikan tangannya.***
📣📣📣GUYS JANGAN CUMAN DIBACA AJA DONG!! KALAU CERITA INI EMANG SERU, JANGAN LUPA BUAT DIFOLLOW, DIVOTE, DIKOMEN DAN BAGIKAN!!
THANK YOU!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love My Enemy
RomanceJantung ku mulai berdegup kencang, jika Freen berada di samping ku, entah kapan aku mulai menyukai gadis ini. Gadis cantik yang selalu mengganggu dan membuatku menangis ini, kini berhasil membuat ku jatuh cinta. Ya, dia kini menjadi kekasih ku. Juju...