Becky sedang berjalan mengantar Freen, menuju mobilnya, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam.
Angin malam ini, terasa begitu menusuk, hingga membuat Becky beberapa kali mengusap lengannya.
"Terima kasih, sudah mau datang ke rumah ku!" Ucap Becky, sekilas melihat ke arah Freen.
"Eem, terima kasih juga karena ibu mu, hari ini aku bisa memakan, makanan enak!" Freen tersenyum.
"Memangnya, ibu mu tidak pernah memasak, di rumah?"
"Emm!" Angguk Freen.
"Eyy, tidak mungkin!" Becky tertawa kecil, mengira bahwa Freen sedang bercanda.
Freen menghentikan langkahnya, menatap Becky datar.
"Ibu ku tidak pernah memasak, dia sibuk bekerja, aku tidak tahu rasa masakan ibu ku seperti apa!" Freen kembali berjalan, mensejajarkan langkahnya.
"Setiap hari, aku selalu memesan makanan dari luar" Freen tersenyum, namun tatapannya seolah mengatakan kesedihan.
"Ma .. maaf Freen, aku kira kamu sedang bercanda!"
"Emm...emmm!" Freen menggeleng "Tidak apa-apa!"
"Bec! ini sudah malam, sebaiknya kau kembali ke rumah!" Mereka berdua, sedang berdiri di samping mobil.
Gadis itu, tiba-tiba menyuruh sopirnya untuk membuka bagasi, lalu ia berjalan mengambil sesuatu dari dalam sana, ya jaket denim kesayangannya.
Ia pun memakaikan jaket itu kepada Becky, yang masih berdiri di samping mobilnya.
"Kau terlihat kedinginan!" Kata Freen seraya memasangkannya.
"Kau tidak perlu melakukan ini Freen, aku bisa segera masuk ke dalam rumah!"
"Jangan menolak!" Freen tersenyum
"Bec!" Ucap Freen lembut ia menatap Becky, dalam.
"Apa yang ku katakan padamu tadi! Aku bersungguh-sungguh" ia memegang pundak Becky.
"Aku benar-benar menyukaimu!" Ujar gadis itu.
Seketika pipi Becky kembali memerah, jantungnya kembali berdetak kencang, bahkan kali ini dua kali lipat lebih kencang.
"Bec! Tournament ku tinggal dua minggu lagi, jika aku berhasil memenangkan tournament itu, aku ingin kamu menjadi kekasihku!" Ucap Freen seraya naik ke dalam mobil.
~~~
Gadis itu tak berhenti tersenyum, usai mendengar kalimat yang keluar dari mulut Freen, tadi.
"Aku ingin kamu menjadi kekasihku!" Suara Freen, masih terngiang dengan jelas, di telinga Becky.
Ia pun beberapa kali berteriak dari dalam kamarnya, hingga membuat ibu, kakak, dan adiknya bingung.
Sambil menatap langit-langit kamarnya, Becky terus memeluk jaket denim, milik Freen.
"Arrrghh! Freen, kau berhasil membuat ku tak bisa tidur, malam ini!" Teriak Becky, salah tingkah.
Gadis itu masih tidak percaya jika seorang Freen, meminta dirinya untuk menjadi kekasihnya, bagai mimpi menjadi kenyataan.
~~~
Freen berdiri di samping pintu kelas, menunggu Becky keluar, hari ini dia akan mengajak Becky ke tempat latihan, dan mengajarkan gadis itu Taekwondo.
Tak bisa dipungkiri bahwa, semakin hari mereka berdua, semakin terlihat dekat.
"Boleh aku memegang tanganmu?" Freen, memandang Becky malu-malu.
"Emm?" Becky sedikit terkejut, tak tahu harus bereaksi apa.
Kini mereka sedang berjalan menuju tempat latihan.
Sore ini, langit pun terlihat begitu cerah, seolah mendukung.
Jalanan pun terlihat lenggang, tidak sepi mau pun ramai, namun cocok untuk berjalan di sore hari.
Freen perlahan menggenggam jemari tangan Becky, tanpa mengatakan sepatah kata pun, ia hanya tersenyum melihat sekilas ke arah gadis itu.
Saat asik berpegangan tangan, mereka berdua berlari kecil, menghampiri kedai es krim, yang berada di pinggir jalan.
Sore ini, menjadi salah satu sore yang memiliki memori indah, untuk mereka berdua.
Jahil, Freen mencolek es krim miliknya, lalu mengoleskannya ke pipi dan hidung Becky.
"Oii.. Freen!!" Teriak Becky, sedang Freen sudah lebih dulu berlari.
"Kemari!!!" Kejar Becky, tertawa.
Mereka berdua terlihat sangat bahagia terutama Freen, sesungguhnya gadis itu, tak pernah terlihat tertawa sebebas ini, kehadiran Becky ke dalam hidupnya tentu membawa beberapa warna baru.
"Ayo, kejar aku Bec!!" Freen teriak, sambil menjulurkan lidahnya, meledek Becky.
***
Gadis itu baru saja kembali dari gudang, ia membawa baju latihan untuk Becky, dia pun memasangkan sabuk berwarna putih, di pinggangnya.
"Kau harus belajar bela diri! Agar bisa melawan Clay dan teman-temannya" Freen tertawa kecil.
"Hanya Clay?"
"Emm!" Geleng Freen "Kau juga bisa melawanku"
Freen mendekatkan wajahnya, ke arah Becky.
"Tapi, jika kau bisa!" Freen mendorong gadis itu.
"Oiii, Freen!" Becky cemberut.
"Aku hanya bercanda, Bec!" Freen mengusap lembut, rambut Becky, hingga membuat Becky tersenyum malu.
Beberapa gerakan dasar, diajarkan Freen kepadanya, dari mulai kuda-kuda, teknik pukulan, teknik tendangan, teknik tangkisan dan beberapa gerakan lainnya.
Satu jam berlalu, keringat gadis bule itu pun mulai bercucuran, namun Freen belum juga memberikan waktu istirahat.
Becky mencoba melawan Freen, beberapa kali ia menadaratkan pukulan, namun Freen berhasil menangkis, tak menyerah kini Becky mencoba menendang atlit Taekwondo itu.
BHUKKK!!!
Kembali berhasil ditangkis Freen, Becky malah tak bisa menyeimbangkan tubuhnya, hingga ia pun terjatuh, Freen mencoba menahannya, namun tubuhnya malah ikut terjatuh.
Kini tubuh Freen berada di atasnya, wajah mereka pun, hanya berjarak kurang lebih sepuluh centi meter.
Deg.. deg... deg..
Detak jantung keduanya, berdegup kencang, kedua bola mata mereka kembali bertemu.
Freen dalam, menatap matanya, sesekali ia pun melihat ke arah bibir gadis itu.
Becky menelan ludah karena gugup.
Dalam hitungan detik, Freen perlahan semakin mendekatkan wajahnya, gadis itu pun kemudian memejamkan matanya.
Kini jarak wajah mereka pun hanya tinggal lima centi, Freen ikut memejamkan kedua matanya.
"Oii... Freen!!" Teriak Mario, yang baru saja datang entah dari mana, hingga membuat mereka terkejut.
Refleks mereka berdua pun bangun, kini raut wajah Freen dan Becky, terlihat sangat canggung.
"Oh Coach, ken-kenalkan ini.." Mereka berdua kembali saling tatap "Ah, Becky! Dia teman sekelasku di sekolah, dia ingin belajar Taekwondo"
"Ah, hallo Becky! Saya Mario, pelatih Freen!" Mereka berdua berjabat tangan.
"Becky!" Gadis itu tersenyum, sambil mengangguk.
*MARIO BISA ENGGAK, DATANGNYA AGAK NANTI*
📣📣📣GUYS JANGAN CUMAN DIBACA AJA DONG!! KALAU CERITA INI EMANG SERU, JANGAN LUPA BUAT DIFOLLOW, DIVOTE, DIKOMEN DAN BAGIKAN!!
THANK YOU!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love My Enemy
RomanceJantung ku mulai berdegup kencang, jika Freen berada di samping ku, entah kapan aku mulai menyukai gadis ini. Gadis cantik yang selalu mengganggu dan membuatku menangis ini, kini berhasil membuat ku jatuh cinta. Ya, dia kini menjadi kekasih ku. Juju...