CHAPTER 20 [MASAKKAN]

1.4K 132 0
                                    

Freen semakin menyadari bahwa kehadiran Becky, dalam hidupnya begitu berharga, dia tak lagi merasa kesepian, meski terkadang kesepian itu masih menyelimutinya, namun ketika Freen melihat senyum di wajah gadis itu, dia mampu mengatasi semuanya.

Kehidupan gadis itu memang terlihat baik-baik saja, bahkan semua orang, termasuk kedua temannya, yakni Ellyn dan Fon, mereka terkadang merasa iri melihat kehidupan Freen yang dianggap sempurna, karena memiliki segalanya.

Namun dibalik semua itu, mereka tidak mengetahui bahwa kehidupan yang dia jalani sungguh memilukan, tidak ada tempat untuk bercerita, tidak bisa merasakan kehangatan dalam keluarga, dan selalu merasa kesepian di setiap harinya.

Kedua orang tua Freen sangat sibuk dengan urusannya masing-masing, bahkan mereka sering sekali pergi ke luar kota, hingga berbulan-bulan, meninggalkan Freen sendiri di rumah.

Apa gunanya memiliki banyak uang, jika Freen tidak merasakan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya? Bukan ini yang Freen inginkan.

Gadis itu menginginkan orang tua yang mampu memberikan kasih sayang layaknya orang tua pada umumnya, gadis itu menginginkan orang tua, yang bisa menghabiskan waktu bersamanya .

Sesederhana itu keinginan, Freen selama ini.

"Freen, bisakah kamu berhenti menatapku?" Becky, sedang memotong wortel, lalu menoleh sekilas kearah Freen, yang sedang berdiri di sampingnya.

Mereka berdua sedang asik menyiapkan bahan-bahan untuk membuat beberapa makanan, untuk makan siang nanti, mereka kini berada di dapur, di rumah besar milik Freen.

Freen, mengusap helaian rambut Becky, lalu menyelipkannya ditelinga gadis itu, sambil terus menatapnya.

"Apa ada yang sedang kamu pikirkan?" tanya Becky, berhenti memotong wortel, balas menatap Freen.

Freen menggeleng, sambil tersenyum "Emmm, aku hanya ingin melihat wajahmu, Bec! Kau terlihat sangat cantik saat memasak"

"Eyy, berhenti menggodaku!" Becky sedikit malu, ia pun kembali memotong wortel-wortel itu.

"Mmm, Bec! Apa kau yakin, kau bisa memasak?" Freen mengerutkan dahi.

"Oii, kau meragukanku?"

"Emm!" angguk Freen, dengan polos.

"Wah...!" Becky menatap tajam, penuh percaya diri "Kau lihat saja Freen, saat kau memakan masakanku, kau akan langsung jatuh hati! Masakan ku jauh lebih enak dari masakan ibukku"

Freen menghela napas panjang, gadis itu tidak begitu yakin dengan apa yang dikatakan Becky.

"Aku tidak begitu yakin, lihat.." Freen mengambil sepotong wortel dari atas talenan, lalu memandangnya aneh "potongan wortel ini, sangat aneh, Bec!"

"Berhenti meledekku Freen, konsep memasakku itu abstrak! Lagi pula yang terpenting itu rasa dari masakan ini"

Becky mengambil wajan lalu menaruhnya di atas kompor listrik, gadis itu mulai memasak dan memasukan satu-persatu semua bahan yang sudah disiapkan, sedangkan Freen hanya berdiri memperhatikan setiap gerakannya, bak seorang juri.

Tiga puluh menit kemudian, semua hidangan sudah tertata rapi di meja makan, gadis bergigi kelinci itu pun sudah tidak sabar, untuk menyantap makanan yang telah dibuat oleh kekasihnya itu, ada tiga menu yang dibuat oleh Becky, Tom Yam, Som Tam, dan Phad Thai.

Freen megambil satu sinduk nasi, lalu mengambil beberapa sendok Tom Yam ke dalam piringnya, gadis itu terlihat begitu bersemangat, ia mengaduk makanannya, lalu mulai mencicipinya.

"Bagimana?" kata Becky, dengan percaya diri.

Gadis itu masih mengunyah, mencoba untuk mendeskrispsikan rasa dari masakan yang dibuat oleh Becky, ekspresi Freen mulai terlihat aneh, dia mencoba mencicipi masakan yang lain, namun ekspresinya bertambah aneh, ketika makanan itu mulai masuk ke dalam mulutnya.

"Ada apa dengan ekspresimu, Freen?" Becky mengkerutkan dahinya. "Jangan bilang, kalau masakan ku tidak enak?"

"Oh, masakanmu sangat tidak enak!" Freen menatap Becky, dengan polosnya.

Gadis itu tidak bisa berpura-pura, payah sekali, seharusnya dia mengatakan, bahwa masakan yang dibuat Becky sangat enak.

"Eyy, kau pasti sedang bercanda kan!" Becky tersenyum percaya diri, dia tahu Freen sedang menggodanya.

Freen menggeleng cepat "Tidak, masakanmu memang tidak enak Bec, ini terasa aneh"

"OII!!" teriak Becky, mencoba untuk memukul Freen dengan centong soup. "Aku memasaknya dengan sepenuh hati!! FREEN, bagaimana kau bisa mengatakan tidak enak??"

Freen menghindar, takut "Mak-maksudku, emm.. masakan ini enak namun sepertinya ada yang kurang" Freen tersenyum, menjauhkan centong yang sedang dipegang Becky.

Becky mulai menekuk wajahnya, masakan itu adalah masakan yang dia buat dengan sepenuh hati, special untuk Freen, mana mungkin rasanya tidak enak?.

Gadis bule itu meminta Freen untuk berhenti memakannya, ia pun mengambil sendok dan mulai mencoba masakannya sendiri.

Hueeek...

Becky berlari ke arah wastafel, dia memuntahkan makannya, lalu berkumur mencoba menghilangkan sisa makanan di mulutnya.

"Aisshh.. ini sangat tidak enak!"

Freen gadis itu mengigit bibir, dan hanya diam ketika melihat Becky berlari untuk memuntahkan makanannya, tak mau bersuara takut terkena omelan Becky.

Becky berdecak pinggang, berdiri di samping Freen yang masih duduk di kursinya.

"Kau memiliki uang banyak, kan?"

"Emm!!" angguk Freen cepat.

"Kau bisa memesan beberapa makanan kan, lakukan sekarang, Freen!" kata Becky, seraya pergi sambil membuka celemek yang masih terpasang di tubuhnya.

Freen hanya mengangguk, mencoba untuk mencari beberapa makanan yang akan dipesan, gadis itu ciut saat melihat suasana hati Becky yang mendadak buruk.

Pada akhirnya mereka berdua memakan beberapa makan yang dipesan secara online, meski begitu Freen dan Becky terlihat sangat bahagia, bisa menghabiskan waktu libur bersama dengan kencan sederhana di dalam rumah.

Sebelumnya mereka berdua asik menikmati eskrim, sambil bermain air di kolam ikan yang berada di halaman rumah Freen, tapi kini mereka sedang asik memakan pizza dan menikmati film yang mereka tonton.

Hari-hari mereka kian berwarna dan saling melengkapi, sebelumnya tak pernah terpikiran dalam benak mereka berdua, bahwa mereka akan menjadi sepasang kekasih seperti saat ini.

Becky menyandarkan kepalanya di bahu Freen, sambil memegang jemari tangannya.

"Freen, bolehkah aku bertanya?"

Freen menoleh lalu mengangguk "Tentu saja, Bec, apa yang ingin kau tanyakan?"

"Bagaimana keadaanmu, sekarang?"

Becky menanyakan perasaan Freen, mengenai berhentinya dia dari club Taekwondo.

"Aku sudah baik-baik saja, Bec! Aku sudah bisa menerima semuanya" Freen menatap Becky dalam, sambil mengelus kepalanya.

"Ini semua berkat, kamu Becky" Freen merangkulnya

"Kau tidak perlu khawatir lagi!"

Becky tersenyum lalu mengangguk, gadis itu amat bersyukur melihat Freen bisa bangkit, dan kembali tersenyum.

"Becky... " ucap Freen lembut "aku ingin terus bersama mu, selamanya!"

Becky mendongkakkan kepalanya, menatap Freen sambil tersenyum lebar.

"Emm!" Angguknya " aku pun ingin selalu bersama mu, Freen!"

Mereka kembali menikmati, film yang mereka tonton, Freen gadis itu memeluk Becky erat, seolah tak mau jauh sedikit pun.

📣📣📣GUYS JANGAN CUMAN DIBACA AJA DONG!! KALAU CERITA INI EMANG SERU, JANGAN LUPA BUAT DIFOLLOW, DIVOTE, DIKOMEN DAN BAGIKAN!!

THANK YOU!!



My Love My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang