Freen memesan milk tea dengan ekstra boba, dia memesannya untuk Becky yang saat ini sedang berada di kelas, suasana hati gadis bule itu sedang berantakan, karena pak Heng menghukumnya untuk membersihkan kamar mandi.
Bukan tanpa sebab, justru pak Heng menghukum Becky, karena dia dan Fon berkelahi dengan anak kelas lain, hanya karena masalah spele, Becky, Fon dan anak kelas lain, saling adu mulut dan jambak.
Hanya milk tea, yang bisa membuat mood gadis itu kembali membaik.
Gadis itu berjalan menuju kelas, untuk memberikan minuman itu kepada Becky, namun saat masuk ke dalam kelas, langkahnya tiba-tiba terhenti, Tan, anak laki-laki itu sedang berdiri di samping meja Becky, sambil mengulurkan satu cup milk tea, yang belum sempat diambil Becky.
Freen mematung dari jarak kurang lebih tiga meter, seraya melihat sekilas ke arah cup milk tea, yang ada ditangannya.
Gadis itu kalah cepat, oleh Tan yang datang lebih dulu, kini suasana pun mulai terasa aneh dan canggung.
"Freen.." panggil Becky, seraya bangun dari duduknya.
"Oii, Freen!" Tan ikut memanggil.
Becky dengan cepat berjalan menghampiri Freen yang masih berdiri di sana, wajahnya terlihat sangat cemas, Freen pasti sangat kesal kepadanya.
"Apa kau membelinya untukku?" Becky tersenyum seraya menatap milk tea di tangan Freen, gadis itu mencoba untuk tetap tenang.
"Ah.." Freen kembali melihat sekilas ke arah milk tea yang dipegangnya "ak.. aku membelinya untuk Ellyn, karena tadi dia memintaku untuk membelikannya"
"Hah?" ekspresi wajah Becky, terlihat bingung.
"Eyy Bec! Ini untuk mu.." Tan mendekat ke arah Becky, dan memberikan milk tea yang dipegangnya "Freen kau benar membelinya untuk Ellyn?""Oh tentu saja, emm Ellyn tidak ada di kelas rupanya!" Freen berpura-pura mencari Ellyn dengan mengedarkan pandangannya "Bec, aku harus pergi mencari Ellyn!"
Freen mengusap lembut kepala Becky, seraya pergi.
Kini giliran Becky mematung, melihat punggung Freen yang kian menjauh dari pandangannya, gadis itu tahu jika milk tea yang dibawa Freen, untukknya.
"Bec! Ini untuk mu.." Tan menarik tangan Becky, agar menerimanya.
Becky menghembuskan napas kasar "Aku sedang tidak ingin meminumnya Tan."
Gadis itu kembali ke mejanya, lalu menyandarkan kepalanya di atas meja, dia merasa bersalah kepada Freen, pasti gadis itu sedang kesal kepadanya.
Kepala Becky dipenuhi dengan Freen, ia memikirkan gadis itu.
"Oii Beck! Aku membelinya untukmu.." Tan masih berdiri di samping meja Becky.
"Tan, bisakah kau meninggalkan ku sendiri!"
***
Freen, gadis itu berjalan cepat untuk kembali ke kantin, suasana hatinya terlihat sangat buruk.
BRAKKK!!
Gadis itu meletakan cup minumannya, sedikit kencang di atas meja, hingga membuat Mona dan Ellyn yang sedang asik menikmati makan siang, terkejut.
"Oii Freen!!" kompak Mona dan Ellyn berteriak.
"Ah, Freen! kau ini selalu membuat kami terkejut!" komentar Mona.
Tanpa mengatakan apapun, Freen kembali berjalan meninggalkan mereka begitu saja, kini ekspresi mereka berdua terlihat sangat bingung.
"OII FREEN!" teriak Ellyn.
"Manusia itu sangat aneh!" geleng Mona tak percaya.
"Apa dia sedang kerasukan, Mon?"
"Suasana hatinya, akhir-akhir ini sangat buruk Lyn, kini aku mulai takut!"
"Emm!" Angguk Ellyn setuju "Oii Mon, apakah minuman ini untukku?"
Freen mencoba untuk menenangkan dirinya, dia kini berada di perpustakaan, menyandarkan kepalanya di atas meja, lalu memejamkan matanya.
Gadis itu benar-benar kesal melihat Tan, membawa minuman kesukaan Becky, bohong jika ia berkata baik-baik saja, Freen sedang merasa cemburu.
Bukankah Tan tahu, jika Freen adalah kekasih Becky, tapi mengapa ia masih menempel seperti perangko, bukankah seharunya dia bersikap layaknya sahabat pada umumnya, Tan benar-benar selalu membuat Freen naik darah, kini gadis itu benar-benar tidak menyukai kehadiran Tan.
Gadis itu membuka matanya ketika menyadari seseorang datang dan duduk di depannya, Emma, ya gadis itu, kini sedang duduk sambil menatapnya.
"Sepertinya kau sedang merasa kesal?" Emma menyilangkan kedua tangannya.
Gadis itu, memperhatikan Freen sejak ia datang, kebetulan Emma, sedang merapikan buku-buku di perpustakan, diberi perintah oleh pak Heng.
"Bukan urusanmu!" Freen bangun.
"Emm!" angguknya "aku hanya bertanya!"
"Bisakah kau tidak menganggungku!" ucap Freen seraya kembali menyandarkan kepalanya di atas meja, dan memejamkan matanya.
Emma, dia hanya tersenyum sambil memandang wajah gadis bergigi kelinci itu, ketika Freen memejamkan matanya, kecantikan gadis itu bertambah, hingga membuat Emma enggan memalingkan pandangannya.
Freen tertidur, dan untuk beberapa saat Emma pun ikut menyandarkan kepalanya di atas meja, hingga akhirnya, mereka berdua tertidur cukup pulas.
Bell masuk pun telah berbunyi, semua siswa yang masih asik dengan aktivitasnya masing-masing, dengan terpaksa harus kembali ke kelas, untuk melanjutkan pelajaran berikutnya.
Becky, melihat ke arah meja Freen, namun gadis itu tidak ada di sana, aneh sekali Freen terlambat masuk ke kelas setelah jam istirahat.Waktu berputar cukup cepat, sudah hampir setengah jam, Freen belum juga kembali ke dalam kelas, hingga membuat Becky khawatir.
"Apa kalian tidak melihat Freen?" tanya Becky pelan kepada Ellyn dan Mona, jarak meja mereka cukup dekat, Becky berada di tengah-tengah Mereka.
"Tadi Freen menghampiri aku dan Mona, dia memberikan minuman lalu pergi begitu saja Bec, aku tidak tahu dia pergi kemana setelahnya!" kata Ellyn, menjelaskan.
"Oh!" Mona melihat ke arah meja Emma, gadis itu pun tidak ada di mejanya "Emma, dia juga tidak ada di kelas!" kata Mona, pelan.
Becky melihat ke arah mejanya, ternyata benar, Emma pun tidak ada di kelas, "kemana mereka berdua?" Kalimat itulah yang kini berada di kepala Becky.
Perasaan Becky mulai tidak enak, apakah Emma dan Freen sengaja bolos jam pelajaran, bersama?.
Becky menggeleng cepat, membuyarkan pikirannya, ia tidak ingin memikirkan sesuatu yang belum pasti.
Hampir satu jam berlalu, Freen akhirnya datang dengan napas yang terpenggal-penggal, gadis itu berlari kencang dari perpustakaan, menuju kelasnya, Freen kini berdiri di ambang pintu.
"Maaf pak!" Napasnya terpenggal "Saya, saya terlambat masuk kelas!"
"Freen! Kau dari mana saja?" tanya pak Saint "Kau terlambat hampir satu jam! Apa kau sengaja tidak ingin mengikuti pelajaran saya?"
Freen menggeleng cepat "Tid-tidak pak, ah saya tadi ketiduran pak di perpustakaan!"
Emma baru saja datang setelah Freen, dia menabrak punggung gadis itu, yang berada di depannya, seketika ia pun memegang dahinya.
Pak Saint kembali menggeleng ketika melihat Emma datang.
"Emma!! Kamu.."
"Maaf pak, saya terlambat masuk kelas, tadi say..."
"KETIDURAN DI PERPUSTAKAAN!!" pak Saint memotong kalimatnya.
"Iy..iya pak!" balas Emma sambil menunduk.
"KALIAN BERDUA IKUT KE RUANGAN SAYA SEKARANG!" Pak Saint kembali ke meja, mengambil beberapa buku sebelum pamit pergi "Anak-anak pelajaran hari ini cukup sampai di sini, dan ingat kalian tidak boleh mencontoh Freen dan Emma, mengerti!"
"Mengerti!!" seru anak-anak.
Becky, gadis itu terlihat kecewa ketika melihat Freen dan Emma datang bersamaan, entah mengapa hati Becky terasa sakit, gadis itu kini menatap Freen dan Emma yang mulai menjauh, Becky masih memandang mereka dari dalam jendela.
Mona membalik tubuhnya ke belakang "Oii Bec, sejak kapan Freen dan Emma menjadi dekat?"
"Emm!!" angguk Ellyn "Bukankah Freen, tidak suka jika Emma bergabung dengan kita? lalu mengapa mereka bisa bersama, ini aneh?"
Fon yang sejak tadi berdiri di dekat mereka, langsung memukul kepala Ellyn dan Mona.
"Oiii, Fon!!" teriak Ellyn dan Mona kompak, mengernyit, sembari memegang kepalanya.
Fon memberikan isyarat agar kedua temannya itu berhenti, mereka sangat tidak peka, Becky, gadis itu kini terlihat sedang murung.
"Eyy! Tertidur di perpustakaan itu hal yang biasa, siapapun bisa melakukannya, iya kan, itu hanya kebetulan!" Fon tertawa, mencoba mencairkan suasana,
"Ah, benar Fon! Aku pun pernah tertidur di sana, iy-iya kan Lyn?"
"Ohh!!" angguk Ellyn cepat.
Tak peduli, Becky hanya diam pandangannya tak sedikit pun teralihkan meski Freen sudah tidak terlihat, hati kecilnya tidak bisa dibohongi, Becky merasa cemburu dan takut.***📣📣📣GUYS JANGAN CUMAN DIBACA AJA DONG!! KALAU CERITA INI EMANG SERU, JANGAN LUPA BUAT DIFOLLOW, DIVOTE, DIKOMEN DAN BAGIKAN!!
THANK YOU!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love My Enemy
RomanceJantung ku mulai berdegup kencang, jika Freen berada di samping ku, entah kapan aku mulai menyukai gadis ini. Gadis cantik yang selalu mengganggu dan membuatku menangis ini, kini berhasil membuat ku jatuh cinta. Ya, dia kini menjadi kekasih ku. Juju...