Dua hari menuju tournament, Freen semakin gugup, tidak, sebenarnya ia tidak pernah gugup, namun kejuaraan kali ini rasanya sangat berbeda.
Ia harus benar-benar mengerahkan segala usaha dan kekuatannya, untuk memenangkan kejuaraan ini, bukan medali atau piala yang dinantikan Freen, namun justru ia tak sabar, untuk menantikan jawaban dari Becky.
Ellyn, dan Mona membuyarkan lamunan Freen.
"Oii, Freen!!" Teriak Mona dan Ellyn kompak.
"Ah...! Sialan, jantungku hampir copot!"
"Sedang apa kau melamun di sini sendirian?" Tanya Ellyn.
"Kau pasti sedang memikirkan Becky, iya kan?" Tebak Mona.
Freen hanya tersenyum, menatap kedua temannya bergantian.
"Eyy, daripada kau memikirnya, lebih baik kau menemuinya, di kantin!" Ellyn, menyenggolnya.
"Dikantin? Bukannya Becky dan Fon sedang membantu pak Heng di ruang guru?"
"Mereka sudah sele..."
"Minggir!!" Potong Freen, seraya berlari kecil.
"Oii, Freen tunggu!!"
Gadis itu tak sabar untuk menemui Becky, ia cepat menuruni anak tangga, namun sayang nasib buruk menghampiri Freen hari ini.
Ia terjatuh dari tangga, kakinya terkilir, tak bisa menyeimbangkan tubuhnya.
Beberapa kali Freen berguling, hingga akhirnya berakhir dilantai, Ellyn dan Mona kompak berteriak, mereka terlihat sangat panik.
"Freen!!" Mereka berdua mencoba membantu Freen.
Gadis itu teriak kesakitan, sambil memegang kaki kanannya.
Anak-anak lain yang melihat, langsung ikut membantu Freen dan membawanya segera ke UKS.
Beberapa saat kemudian, Becky berlari menuju UKS, usai mendapat pesan singkat dari Mona, ia terlihat begitu khawatir.
KREEKK...
Becky membuka pintu UKS sedikit kasar, kini ia berdiri diambang pintu dengan raut wajah panik, ia memandang Freen, yang menyandar di atas ranjang, ditemani kedua temannya.
Dengan napas yang masih terdengar ngos-ngossan, gadis itu berjalan pelan ke arahnya, diikuti Fon.
"Apa yang terjadi, Freen?" Tanya Becky, khawatir. "Apa kau baik-baik saja?"
"Dia jatuh dari tangga Bec, saat akan menemui mu di kantin!" Jawab Ellyn.
"Oii, Freen kau ini ada-ada saja!" Komentar Fon, menggeleng.
"Aku baik-baik saja, Bec! Kaki ku hanya terkilir sedikit" Freen tersenyum.
"Sedikit? Oii... kau tadi berteriak kesakitan Freen, bahkan kau hampir menangis dan memanggil ibumu.." Mona menjelaskan.
"OIII!!! MON, TUTUP MULUT MU!!"
Freen malu, ia mencoba memukul pundak Mona, agar temannya itu diam.
"Oi, Bec! Jangan dengarkan dia, aku baik-baik saja"
"Tap-tapi kaki mu bagaimana, dua hari lagi kamu akan bertanding Freen, lebih baik kita periksa ke rumah sakit!"
Freen menggeleng, kakinya baik-baik saja ia tidak perlu memeriksanya ke rumah sakit, lagi pula Freen bukan orang yang lemah, besok pun kakinya pasti sudah sembuh.
"Tidak perlu Bec, ini tidak sakit! Besok juga akan sembuh" gadis itu memandang sekilas ke arah kakinya yang diperban.
"Becky, bisakah kau membantuku kembali ke kelas?" Manja Freen.
Gadis itu merangkul Freen, untuk membantunya ke kelas, saat hendak meninggalkan UKS, Freen menoleh ke arah teman-temannya, sambil menjulurkan lidahnya, meledek.
"Mon, sejak kapan temanmu menjadi aneh seperti itu?" Ellyn, merangkul Mona, sambil melihat Freen.
"Eyy, bukankah dia sedang pamer sekarang? Dasar si tukang pencari perhatian!" Sebal Mona.
"Bukankah tadi dia mengatakan, bahwa kakinya tidak sakit? Lalu mengapa dia meminta Becky, untuk membantunya?" Pikir Fon, sambil menggeleng.
Freen tersenyum lebar seraya pergi, beberapa kali gadis itu mengerang sakit, hingga Becky mempererat rangkulannya.
~~~
Pada pukul satu malam, saat Freen sedang asik menelusuri mimpinya, tiba-tiba ia terbangun, karena kakinya terasa sangat sakit, ia pun berteriak hingga membangunkan kedua orang tuanya.
Kakinya terlihat sedikit bengkak dan memar.
Ibu dan ayah Freen ikut panik, saat melihat anak satu-satunya itu, mengerang kesakitan.
Kedua orang tua Freen, mencoba untuk membawanya ke rumah sakit, namun lagi-lagi gadis itu menolak.
"Freen, kaki mu terlihat bengkak! Kita pergi ke rumah sakit sekarang!" Kata Faye.
"Aku tidak mau, bu!" Gadis itu mencoba menahannya.
"Bisakah kamu tidak keras kepala, kakimu akan semakin parah jika dibiarkan!" Ayah gadis itu, menarik napas panjang.
"Aku baik-baik saja, aku hanya butuh air hangat untuk meredakannya!"
"Bukankah sebentar lagi, kamu akan bertanding! Jika kondisi kakimu seperti itu, akan bahaya sayang" Faye, mengusap lembut rambut anak gadisnya itu.
Freen menghindar, agar sang ibu berhenti mengusap rambutnya, ia pun meminta mereka untuk segera keluar dari kamarnya.
"Bisakah, ibu dan ayah keluar dari kamarku! Aku akan kembali tidur!"
Gadis itu seperti tidak suka, jika kedua orang tuanya mengkhawatirkannya.
Jelas, Freen memang tidak suka jika kedua orang tuanya mengkhawatirkannya, bukan tanpa alasan, gadis itu membenci kedua orang tuanya, yang super sibuk dengan pekerjaan.
Setiap hari, gadis itu merasa kesepian, hidupnya kelabu, tanpa ada perhatian yang cukup, dari kedua orang tuanya.
Dia selalu sendiri di rumah yang cukup besar ini, kedua orang tuanya selalu pulang larut malam, dan sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Meskipun kehidupan Freen dibalut dengan kekayaan, namun dia tidak pernah merasakan kebahagiaan, seperti anak-anak lain, yang memiliki kedua orang tua yang selalu memperhatikan anaknya.
Sementara itu, kini Freen merasa khawatir, dengan kondisi kakinya, namun ia tidak bisa melakukan apapun, dia takut jika Mario tahu, Mario akan sangat marah, tournament hanya tinggal satu hari lagi.
Dia tidak ingin mengecewakan Mario, sekolah, dan orang-orang terdekatnya, Freen takut jika harus mundur dari pertandingan karena, kelalaiannya.
Apapun yang terjadi, Freen harus tetap mengikuti pertandingan itu, sekalipun ia harus menahan rasa sakit di kakinya.
Mengapa Freen tidak bisa menjaga tubuhnya, apa yang akan terjadi nanti.
📣📣📣GUYS JANGAN CUMAN DIBACA AJA DONG!! KALAU CERITA INI EMANG SERU, JANGAN LUPA BUAT DIFOLLOW, DIVOTE, DIKOMEN DAN BAGIKAN!!
THANK YOU!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love My Enemy
RomanceJantung ku mulai berdegup kencang, jika Freen berada di samping ku, entah kapan aku mulai menyukai gadis ini. Gadis cantik yang selalu mengganggu dan membuatku menangis ini, kini berhasil membuat ku jatuh cinta. Ya, dia kini menjadi kekasih ku. Juju...